Selasa, 14 Juli 2020
Pukul: 02.38السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَ حْمَةُ اللّٰهِ وَ بَرَ كَا تُهُ
Hai, teman-teman. Lama ya kita gak berjumpa di lapak ini. Jadi, maaf kalau agak berdebu, hehe.
Sekarang, aku mau bahas suatu hal yang erat banget kaitannya dengan orangtua. Ya, ilmu parenting.
Dulu, pas zaman belum secanggih sekarang ini, kita kalau mau searching paling ke warnet. Itu pun dibatasin dari segi waktu dan harga perjamnya. Belum lagi ngerasa puyeng dengar teriakan mereka yang lagi nge-game atau bagi kita yang cewek mungkin risi karena isinya mayoritas cowok.
Tapi, sekarang beda. Beda banget malah, mau searching apa-apa tinggal buka google. Butuh informasi yang lebih spesifik tinggal buka instagram, buka twitter, dsb. Gak perlu antre. Bahkan, dalam suasana hening pun kita bisa dapat banyak informasi.
Termasuk informasi tentang parenting, alias ilmu cara mengasuh, mendidik anak.
Pas baca-baca, sempat mikir gak sih kayak, "Ya ampun. Beda banget sama orangtua gue..."
Karena yang kita baca dari ilmu parenting itu salah satunya adalah kalau anak nangis bukan dimarahi. Tapi didekati, dipeluk, ditenangin sambil ngusap-ngusap anak biar nyaman lalu akhirnya cerita.
Sedangkan, orangtua kita di rumah cenderung maksa kita diam di saat kita lagi sedih-sedihnya. "Jangan nangis, berisik! Bikin papa/mama pusing aja!"
(Perlakuan kayak gini bikin banyak anak tumbuh jadi orang anti sosial. Mereka terbiasa mendam masalah karena gak berani cerita).
Ilmu parenting ngajarin, kalau anak nabrak tembok, maka yang di evaluasi itu anaknya. "Nanti jalannya hati-hati, jangan lari-lari lagi. Sakit, ya? Yang mana yang sakit? Sini biar papa/mama obatin."
Sedangkan, orangtua kita mungkin mendukung kita untuk makin nyalahin tembok itu. "Ih temboknya nakal! Pukul, pukul! Jangan nakal lagi ya, tembok."
Wkwkwk aneh banget, sih. Padahal kalau dipikir-pikir kan tembok benda mati, ya? Gak gerak sama sekali. Eh, malah disalahin. Duh gustiii.
(Oh iya, kebiasaan nyalahin sesuatu padahal anak yang salah, bisa bikin anak gedenya jadi tukang nuduh. Gak mau mengakui kesalahan).
Dan sederet ilmu parenting lainnya yang jauh beda sama realita di keluarga kita. Mungkin, kita jadi punya persepsi bahwa orangtua kita belum benar dalam ngedidik kita. Banyak salahnya, terlalu sering menghakimi, terlalu banyak menuntut.
Tapi, kita gak bisa serta merta menyalahkan orangtua kita. Karena menurut mereka, bisa jadi itu yang terbaik. Dari mana mereka belajar? Faktor paling besar ya dari orangtuanya juga, kakek nenek kita. Kakek nenek niruin siapa? Uyut-uyut kita. Begitu terus, turun temurun.
Lalu, apa kita mau meniru mereka juga? Setelah kita tahu ilmu parenting yang benar? Kurasa nggak, karena kita udah tahu mana yang baik dan buruk.
Seperti kata kebanyakan orang, masa lalu biarlah berlalu. Soal masa kanak-kanak kita yang gak berkesan, cukup jadiin pelajaran. Jangan sampai anak-anak kita kelak ikut merasakan.
Soal orangtua kita yang pernah menorehkan luka pengasuhan pada kita, kita semua tahu, orangtua pasti pengin ngasih yang terbaik buat anaknya. Meski, kadang caranya salah.
Yuk, berusaha memaafkan. Tapi kalau emang rasanya berat, masih trauma, yaudah ikhlasin pelan-pelan. Jangan sampai ada dendam sama orangtua.
Dan kalaupun mau ngasih tahu tentang ilmu parenting yang benar kepada mereka, tetap utamakan adab, kesopanan, ya. Karena gimanapun mereka orangtua kita, pengalamannya lebih banyak.
Pun di mata mereka kita akan selalu jadi sosok lemah yang butuh perlindungannya.
Tetap semangat menuntut ilmu, teman-teman. Termasuk ilmu parenting. Meskipun masih remaja, ini berguna banget buat masa depan. Bukan berarti ngebet nikah, tapi persiapan supaya nanti bisa ngedidik anak dengan sebaik-baiknya.
(Dan bisa kita terapin mulai sekarang ke adik-adik kita).
Ibaratnya, demi masuk univ yang lamanya 4 tahun aja kita butuh belajar berbulan-bulan sebelum test UTBK.
Gimana dengan anak yang ngedidiknya sampai seumur hidup? Butuh waktu yang gak sedikit buat belajar dan gak bisa instan juga.
Baiklah, karena ini udah panjang banget aku ucapkan terimakasih udah mau nyimak. Dan lagi-lagi aku ga akan bosen bilang, "semangat terus, yaaa!"
•••
Teman-teman, terimakasih udah tetap mampir ke ceritaku yang bahkan aku sendiri jarang mampir kesini :"
Aku masih aktif nulis dan sharing-sharing kok. Tapi, di snap WA sama twitter. Rasanya berdosa bgt udh mengabaikan wattpad.😂
Baiklah, mohon doanya ya semoga aku bisa rajin update di wattpad. Jazakumullah khoiran katsir.☺
وَالسَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَ رَ حْمَةُ اللّٰهِ وَ بَرَ كَا تُه

KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Hidup Singkat
RandomKedua bola mataku menyaksikan. Lalu, hatiku berucap pelan, "Kejadian ini perlu kau abadikan dalam bentuk tulisan." ... Selamat datang, selamat berpetualang ke dalam isi pikiranku yang sebagian besar tak mampu ku ungkapkan...