Selamat Membaca!...
Mohon Maaf bila ada kesamaan,nama,tokoh dan latar tempat cerita ya🙏😄⚠️ JIKA ADA KATA ATAU BAHASA YANG TIDAK DI MENGERTI SILAHKAN KOMENTAR ⚠️
Akhirnya hukuman ku telah selesai,sudah seminggu aku berdiam diri di kamar. Aku pun sekarang sudah bisa bebas berjalan ke luar kamar. Walau hukuman ku telah selesai,Bapak masih saja bersikap tidak biasanya padaku. Masih sering diam padaku,tetapi Mamak sudah mulai seperti biasanya padaku.
Karena aku sudah tidak di hukum,aku dan Sahabat-sahabatku pun berjalan-jalan pada sore hari ini. Kita semua sudah berkumpul di rumah Rafael,tetapi Robi masih belum datang.
"Kemana sih Robi ini,padahal dia yang semangat betul mau jalan!" Ucap Rafael.
Setelah Rafael berucap begitu,datanglah Robi.
"Aku bawa sesuatu nih ea"
Robi berbicara sambil tersenyum, kemudian datanglah Sania.
"Hah? Sania?" Ucapku bingung.
"Memang si bgsd eh Sayli gak marah kalau kamu ikut kami begini?" Tanya Jamal.
"Hmmm gak tau juga sih" jawab Sania.
"Nanti di a ceritakan kenapa Sayli kalau ada masalah selalu nama Asan yang dibawa" ucap Robi.
"Okelah" sahut Mujahid dari jauh.
"Kita mau jalan kemana sih?" Tanya Sania.
"Oh iya! Kita mau kemana weh?" Tanyaku pada yang lain.
"Ke taman kah? Atau ke Mall?" Yahya menjawab.
"Ke Mall aja gin,ke taman kita sudah sering di Kampung sini" ucap Ifan.
Kami pun berangkat bersama menggunakan motor bersama,Sania dibonceng oleh Robi. Kami tidak menuju Mall nya menggunakan motor,kami hanya berjalan menuju pangkalan angkot. Karena daerah kami masih agak kampung,kami harus berjalan dulu ke pangkalan angkot baru bisa menuju ke kota. Kami tidak berani menggunakan motor sendiri untuk ke Mall di kota ini,karena sering sekali ada razia.
"Panas nya,gak salah kita ini ke Mall" ucap Rifai.
"Nah,mau ke taman panas begini. Gosong kamu" jawab Yahya.
Kami pun segera menaiki angkot yang kosong,Sania duduk di bagian depan.
"Ke Mall Besar om!" Teriak Rafael dari belakang pada supir angkot.
"Uh sudah jam 2 loh, harusnya kita sudah di dalam Mall ini" ucap Mujahid.
"Robi nih lambat sih" jawab Yahya.
"Aku sebenarnya gak ngajak Sania dari awal,tapi gak sengaja tadi siang dia ku ajak. Eh ternyata mau" Robi menjelaskan.
"Terus kenapa lama?" Tanya Rifai.
"Gak tau lah aku! Namanya juga cewek,mungkin di berdandan dulu" jawab Robi.
"Tapi kok muka nya kek nda bedandan gitu sih" ucap Rafael.
Sania terdengar berdehem,kami semua pun tertawa.
Saat sampai di Mall Rafael sangat heboh turun dari angkot.
"Eh kamu kenapa Ucok?" Tanya Mujahid.
"Ih nda sabar aku lho mau ke Mall ini,kita lho ke Mall setahun paling 2 kali" jawab Rafael.
Kami pun bersama-sama masuk ke dalam Mall,saat di dalam kami berjalan tanpa arah.
"Eh! Mau kemana sih! Sudah 2 kali nih kita mutarin Mall" aku berteriak pada yang lain.
"Kenapa gak ke Amizon aja? Kita main" ajak Sania.
"Ayok deh" jawab Robi.
"Kalian ada kartunya kah?" Tanya Rifai.
"Nih ada" jawab Mujahid.
Mujahid mengeluarkan dompetnya dan mengambil sebuah kartu. Ternyata yang dia ambil adalah kartu pelajar.
"Itu kartu pelajar gong gong!" Rafael menjitak kepala Mujahid.
"Hahaha aku punya kok" ucap Sania.
Kami pun bermain bermacam-macam wahana yang ada di sini,seru sekali rasanya. Akhirnya kami pun membeli makanan di Food Court,sembari duduk-duduk beristirahat. Saat aku duduk rasanya seperti ada yang memanggil namaku,aku pun menengok ke kiri dan kanan.
"Asan kamu ngapain disini!" Ucap seorang perempuan.
"Loh?! Sofia!"
Aku terkejut melihat Sofia yang tiba-tiba ada di samping ku,ia bersama Yanti.
"Aku jalan-jalan juga nih sama Yanti" jelas Sofia.
"Kenapa berdua aja?" Tanyaku.
"Yang lain gak mau" jawab Sofia.
Kebetulan Sania duduk di sampingku,Sofia pun menanyakan nya.
"Ini siapa San?"
"Sania" jawabku.
"Hmm san,foto yok" ajak Sofia.
"Ayok deh" jawabku.
Aku pun berfoto bersama Sofia,Yanti sebagai fotografer nya.
Setelah kami selesai makan dan duduk-duduk di food court,kami pun pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul 17:51,aku takut bila harus pulang malam.
⚠️ JIKA ADA KATA ATAU BAHASA YANG TIDAK DI MENGERTI SILAHKAN KOMENTAR ⚠️
⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA TANPA IZIN PENULIS⛔
KAMU SEDANG MEMBACA
Pohon Kehidupan
RandomASANI NURIL, Anak lelaki yang tumbuh dari keluarga pekerja keras dan sederhana. Terkadang dia berpikir "hidup ini tidak adil" tetapi dia kadang juga berpikir "aku bersyukur hidup begini". Persahabatan,cinta dan keluarga menjadi sesuatu pilihan di h...