Pria bertubuh besar dengan setelan kemeja rapi perlahan menghampiri seorang wanita yang sedang memasak didapur. Tangan kekar sang pria merangkul manja tubuh mungil wanita yang ada dihadapan nya sekarang. Karna merasa berat dibagian bahu, wanita tersebut menoleh mendapati sosok yang sangat ia rindu kan.
Wanita tersebut terkekeh geli melihat tingkah pria yang sedang memeluknya dari belakang dengan manja nya. "Koo..mandi dulu"
Pria bermarga Jeon tersebut menggelengkan kepala nya. "Mandiin.." rengeknya.
Sudah biasa bagi Lee Yuri menghadapi tingkah Jungkook seperti ini. Berbanding terbalik jika Jungkook berada di kantor. Dirinya sangat berwibawa dan juga dingin jika diluar rumah.
Jungkook saat ini menjadi CEO di perusahaan JJ Company––perusahaan keluarga Jeon. Dirinya menjadi satu-satu nya penerus perusahaan keluarga Jeon, karna Jungkook tak mempunyai saudara. Ya, dirinya adalah anak tunggal. Sejak kecil pun Jungkook sudah diajarkan sedikit tentang mengurus perusahaan bersama Ayah nya, walau tak terlalu detail.
Jauh dari kata bermain Jungkook kecil tak banyak memiliki teman, hanya beberapa saja itupun dari kalangan atas atau anak teman Ayah nya. Dulu Jungkook hanya bisa patuh saat sang Ayah mengajarkan nya tentang perusahaan, walau terbilang masih muda saat diajarkan Ayah nya tetapi Jungkook paham. Setelah pulang sekolah pun ia sering berkunjung ke perusahaan hanya sekedar mempelajari beberapa tentang perusahaan.
Saat sekolah menengah, Jungkook akhirnya menemukan cinta pertama nya––Lee Yuri. Pertemuan pertama Jungkook dan Yuri terbilang sangat singkat, waktu itu Yuri tak sengaja terjatuh dan terkena Jungkook yang tengah bermain basket. Posisi Yuri tepat diatas Jungkook. Entah kenapa waktu itu jantung Jungkook berdegup kencang, dirinya tak biasanya seperti ini.
Mulai saat itulah benih cinta Jungkook dan Yuri tumbuh. Dulu Jungkook tak berani menyatakan perasaan nya sampai mereka lulus. Hingga beberapa tahun setelah nya akhirnya Jungkook bertemu kembali dengan Yuri. Walau terkadang Yuri sering meminta untuk mengakhiri hubungan yang telah mereka jalani selama 3 bulan lalu. Jungkook tentu saja menolak dan mengancam Yuri jika dia memutuskan hubungan ini.
Yuri yang lemah atau Yuri yang bodoh. Agaknya semua itu ada pada nya. Ia akui dulu ia sangat bodoh tidak membaca dahulu surat perjanjian antara dirinya dan Jungkook. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Toh Jungkook juga tak pernah main tangan, hanya mengancam. Tak lebih. Namun tetap saja Yuri tak nyaman dengan ancaman yang diberikan Jungkook.
Jungkook itu sangat posesif dan keras kepala. Jika sudah menjadi keputusan nya, tak mungkin ia ganggu gugat. Semua perintah nya harus dilaksanakan tidak terkecuali Yuri.
"Koo, lihat aku pegang apa?" Jungkook mengalihkan atensi nya ke benda yang dipegang sang kekasih. "Pisau" ucap Jungkook polos.
"Kau mau ini.."
"Mau bunuh aku?" Jungkook langsung memotong ucapan Yuri setelah mencerna ucapan wanita Lee tersebut.
Yuri lantas menggeleng. "Enggak, makannya jangan sering motong ucapan orang"
Mendengar hal itu, Jungkook langsung membalikkan badan sang kekasih menjadi berhadapan dengannya. "Terus?"
"Kau mau benda ini melukai tangan ku? Tadi kamu memelukku erat, aku kesusahan memakai nya jika kamu terus memeluk ku"
Jungkook terkekeh pelan mendengar ucapan Yuri dan mengusak rambut nya gemas lalu mulai pergi meninggalkan nya sendiri di dapur.
"Siapkan aku air, sayang!" Ucap Jungkook setengah teriak karna dirinya berada di ruang tengah yang lumayan jauh dari area dapur.
Segera Yuri berhenti dari aktivitas memasaknya dan melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi yang terhubung dengan kamar dirinya dan Jungkook. Ketahuilah, jika Jungkook sedang marah sungguh menyeramkan. Maka nya Yuri tidak mau membuat Jungkook marah, terlebih ia baru pulang dari kantor pasti rentan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze
FanfictionCinta pertama nya benar-benar membuat Jungkook buta akan semua hal walau dirinya sudah berkeluarga sekalipun. [Revisi setelah tamat]