Septian menghela nafas setelah acara penyambutan anak-anak MOS, ia turun dari panggung, beginilah dirinya, menjabat menjadi Ketua Osis untuk menggantikan Ketua Osis yang lama yang sudah habis masa periode nya, jadilah dirinya yang terpilih dengan voting sebanyak dosanya, sebenarnya Septian sudah membanrah, ia tak yakin memegang tanggung jawab sebesar ini, padahal ia menjabat ketua kelas saja sudah migrain nya kanan kiri depan atas belakang, alhasil kelasnya jadi bobrok semua berkat dirinya.
"Tumben pidatonya waras, dulu aja pas kepilih ketua kelas pidatonya terakreditasi muantap!" cerocos Akmal sambil merangkul bahu Septian.
Septian melirik sinis Akmal. "Heh lo mau gue di tendang dari sini? Gue masih takut sama kepsek ya, gue masih mau nepatin janji bikin kelas kita masuk neraka semua!" balas Septian ngawur sambil meneguk air mineral hingga habis. "Lo tau gak Mal?"
"Ape? Gak tau gue..." sahut Akmal cuek sambil memainkan ponselnya.
"Gak gitu konsepnya, Malika! Gini, tadi gue pidato terus... Gue di liatin banyak orang, berarti orang-orang itu suka sama gue ya, tapi gue geli nya pak Kepsek juga natap gue lama."
"Lo itu pidato dodol! Anying ya gini upil firaun di kasih nyawa." Akmal menoyor kepala Septian kuat.
"Duh, jidat Septi sakit, Malika..." rengek Septian manja sambil mengerucutkan bibir nya. Jika Septian dengan panggilan transgender nya Septi, maka Akmal panggilan transgender nya adalah Malika.
"Najis-najiss! Masuk neraka sana lo, Yan!" Akmal mendorong bahu Septian kuat, Septian ngakak lebar. "Gini nih kalau aqiqahnya pake kambing Hago." Lanjut Akmal.
"Heh lo sok tau gue aqiqahnya pake kadal ya..." balas Septian tak mau kalah.
Akmal mengambil botol bekas air minum kosong. "Ayo kak di order obat peninggi akhlak dijamin seratus persen akhlak kakak terinstal kembali."
Sedangkan Septian melirik Akmal datar, merebut botol kosong tersebut dan menggetok kepala sahabatnya. "Sejak kapan lo jadi mbak-mbak sales? Bangkrut bapak kau ya?" ledek Septian.
"Heh enak aja, perusahaan bapak gue gak bakal bangkrut." Balas Akmal percaya diri.
"Emangnya bapak lo pengusaha apa nih?" tanya Septian kepo.
"Pengusaha cendol yang mangkal di akhirat, huahahaha...."
Sedangkan Septian melirik datar Akmal yang ngakak selebar gua hira, lalu menyumpal mulut Akmal dengan bakwan di tangan nya beserta lima lombok sekaligus. "Garing nyet garingg!" sedetik itu Septian sudah ngacir ke kamar mandi untuk menghindari pembalasan dari Akmal.
Saat hampir menuju kamar mandi, jalan nya di hadang oleh anak-anak MOS perempuan, mereka berteriak girang saat melihat keberadaan Septian dengan nafas tersengalnya.
"Kak Septiaan, aku padamuu..."
Sori kalo gue aku ada janda.
"Kak Ian boleh minta tanda tangan gak? Sekalian no. Wa, akun IG, dan gak muluk-muluk mahar juga boleh."
Mahar seperangkat tai kucing mau nih
"Kak Ian ganteng banget makan apa sih?"
Makan tanah akhirat sekali seratus kali di campur tai dajjal
"Duh anjai Septi harus bagaimana tuhan?" ia melirik dua sisi, satu sisi Akmal terbirit-birit mengejarnya dan di sisi lain para fans ciwi-ciwi meminta hal yang tidak-tidak dan berceloteh ngawur. Ia segera berlari memasuki kamar mandi perempuan tanpa ketahuan siapapun, Septian bernafas lega saat mengintip gerombolan ciwi-ciwi dan Akmal sudah pergi.
Baru saja membuka pintu, telinganya mendengar suara seorang perempuan. Langkahnya tertarik mendekati seorang perempuan dengan tiga dayang nya tengah berkacak pinggang, di sebrang nya ada sosok perempuan familiar yang tengah menatap ketiganya tajam sekali.
"Halah lo kalo mau cari muka ngomong! Gue sumbang nih! Muka gajah, muka kadal, muka dugong sekalian!" hardik seorang perempuan di tengah ketiga dayang nya, perempuan bernama Gisel tersebut langsung mendekat dengan tersenyum miring.
Sedangkan Luna berusaha mati-matian untuk menghindari tangan-tangan nakal yang menyentuh nya, selalu saja begini, ia memiliki fobia seperti ini banyak yang tidak percaya dan menganggap nya sok jual mahal, cari muka dan bla bla bla, ia juga tidak punya teman barang satupun karena semua anggota di kelasnya kompak menghindarinya, dan Luna bersyukur sekali, ia jadi tidak perlu repot-repot menghindari mereka, ia akan menghindari keramaian dan memilih sendirian.
Gisel tersenyum smirk, ia nyaris menyentuh tangan Luna, namun tubuh Gisel terpelanting kebelakang. Bukan, bukan Septian, nyatanya bocah tersebut malah meringkuk di balik tembok sambil memakan kacang, menyaksikan keduanya seperti menyaksikan pertandingan bola yang seru.
Mulut Septian yang disumpali kacang mendadak terbuka lebar saat melihat tubuh Gisel yang terpelanting kebelakang. Bukan Septian saja, para dayang-dayang Gisel menganga tak percaya bahwa barusan yang membuat boss mereka jatuh terjengkang yaitu seorang Aluna Mayeeza, gadis pengidap phobia sentuhan atau di sebut haphephobia. Sedangkan gadis itu memundurkan langkahnya.
"Lo... Kurang ajar!" Gisel berdiri di bantu ketiga teman nya. Ia memegangi kaki nya yang sakit di tendang oleh Luna.
Baru saja melayangkan tinjuan nya, Septian sudah berdiri dengan jiwa ksatria nya di depan Luna.
"Mau apa?"
"Se-Septian?! Kenapa lo... Minggir, biar gue kasih pelajaran cewek carmuk itu!" Desis Gisel berapi-api.
Septian menepis tangan Gisel. "Eitss, lo nyentuh Luna seincipun gue bakal turun tangan, sekarang lo milih bonyok di tangan gue apa milih lo lepasin dia?!"
Sadar akan ancaman, ketiga teman nya menyeret Gisel yang sudah berteriak penuh kedendaman.
Septian melonggarkan wajahnya yang semula mengetat marah, ia cengingisan berbalik menghadap Luna.
"Hebat kan gue? Wasek... Kasih tepuk tangan, iya tau gue sempakmen iya tau jangan terseponahh..." dengan pedenya Septian membuka kancing seragam teratas nya dan mengibas-ngibas kerahnya kepedean. Sedangkan Luna menatap Septian datar. "Padahal gue tadi emang bener-bener gak bisa bikin bonyok anak manusia." Kelakarnya sambil tertawa lebar.
"Gila." Desis Luna singkat, ia berbalik, namun seinci sudut bibirnya tertarik keatas.
*
TIGA HARI GAUPDATE ADA YANG KANGEN? GAK LAH YA... Maaf ya Rhie gabisa up soalnya Rhie super sibuk. Laporan ke editor, ngerevisi IY supaya layak nangkring di google play book. Ah iya bismillah kabar baik! IY INSYAALLAH BAKAL DI PINANG NASKAH NYA JADI EBOOK YEAYY SENANG YAA IYA DONGG, jadi Rhie harus ngerubah part-part IY yang nggak banget, berusaha nggak typo dimana-mana dan alurnya jelas bedaa! Untuk infonya menyusul yaa kalau naskahnya sudah di terima. Doakan Rhie ya sayang...
Jangan lupa vote+komen
See you, lop yu oll...
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ketua Osis
Teen Fiction[Atmadja series] "Jika lo kulkasnya mau dong jadi stop kontak nya..." Septian Wira Putra Atmadja bertemu dengan cewek yang memiliki fobia pada sentuhan atau di sebut dengan Haphephobia. Luna itu dingin dan tertutup, ia membenci keramaian, ia membenc...