SATU

408 20 4
                                    

Gadis dengan balutan piama berwarna navy bercorak bulan dan bintang itu terus menggeliat di balik selimutnya yang hangat ketika seorang perempuan berhasil mengusik tidur nyenyaknya.

Gadis itu adalah Raina Putri Nandhatama seorang gadis yang baru saja menginjakkan kakinya di bangku SMA.

Raina menarik selimutnya hingga menutupi kepala ketika mendengar suara teriakan Nesya- bundanya yang menggema di seluruh penjuru rumah.

Karena tak kunjung mendapat respon dari anak bungsunya Nesya berjalan menaiki tangga menuju kamar Raina untuk kembali membangunkan putri satu-satunya itu.

"Raina bangun!! Kamu mau hari pertama kamu masuk sekolah langsung kena hukum ha?" Ujar Nesya sambil menarik selimut yang menutupi tubuh anaknya itu.

"Eughh.. lima menit lagi Bun" sahut Raina dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Dari tadi bunda bangunin 5 menit 5 menit terus ini tuh udah jam 06.45 Raina! Kamu mau berangkat sekolah jam berapa ha?" Nesya menarik lengan Raina mencoba mendudukkan anak gadisnya itu.

"Hah? Udah jam 7 kurang 20 menit? Ihh bunda kok ga bangunin  Raina dari tadi sih?" Sontak Raina langsung bangun dari posisi malasnya dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi karena nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Nesya yang melihat tingkah anak bungsunya itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran mengapa tingkah anaknya ini selalu grusa grusu.

"BUNN!! BANG REVAN UDAH BERANGKAT YA?" teriak Raina dari dalam kamar mandi.

"Udah berangkat 5 menit yang lalu katanya mau mampir dulu ke toko buku" sahut bunda Raina yang masih berada di kamar anaknya.

Setelah 15 menit bersiap-siap akhirnya Raina selesai dan telah siap untuk memulai hari pertamanya di SMA Garuda.

Raina berlari menuruni tangga dengan terburu-buru karena 10 menit lagi pintu gerbang sekolahnya akan tertutup.

"Yah, Bun Raina berangkat sekolah dulu ya Assalamualaikum" pamit Raina setelah mencium telapak tangan kedua orang tuanya.

"Sayang kamu ga sarapan du... Wa'akaikumsalam" Belum sempat Nesya melanjutkan kata-katanya Raina sudah hilang dari penglihatannya.

Karena Revan kakak Raina berangkat duluan terpaksa ia harus memesan ojol untuk berangkat ke sekolah. Tak butuh waktu lama bagi Raina untuk menunggu Abang ojol datang karena jarak Abang ojol dari rumah Raina sudah dekat. Raina buru-buru naik keatas motor ojol dan menyuruh si Abang ojol untuk lebih cepat karena dirinya sudah telat.

Setalah 20 menit berada di perjalanan menuju sekolah akhirnya Raina tiba juga di SMA Garuda. Dan benar sekali dugaan Raina pintu gerbangnya sudah tertutup rapat.

"Duh sial banget sih gue hari ini, udah tadi berangkat di tinggal bang Revan, ga sempet sarapan, dan sekarang malah telat" gerutu Raina sambil menghentak-hentakan kakinya.

"Ikut gue" suara bariton laki-laki dari belakang Raina berhasil mengagetkannya.
Raina menautkan kedua alisnya karena tidak faham dengan maksud lelaki yang berseragam sama dengan dirinya itu.

Seolah mengerti raut wajah bingung Raina lelaki itu melanjutkan perkataannya.
"Masuk lewat pintu belakang" jelas lelaki yang ber name tag Gavin  Arkana itu.

Gavin berjalan mendahului Raina masa bodo dengan Raina mengikutinya atau tidak yang pasti tadi ia telah berbaik hati mengajak Raina lewat pintu belakang.

Merasa tidak akan ada yang membukakan gerbang untuknya Raina memilih untuk menerima tawaran Gavin  masuk lewat pintu belakang.

"Tungguin gue" teriak Raina sambil berlari menghampiri Gavin. Yang dipanggil hanya menolehkan kepalanya sekilas dan kembali berjalan santai menuju belakang sekolah.

"Hosh hosh hosh" Raina menumpukan keduanya tangannya pada lutut karena kakinya terasa pegal saat berlari mengejar Gavin tadi.

"Masuk!" Titah Gavin setelah membukakan pintu gerbang belakang sekolah untuk Raina. Tanpa pikir panjang Raina langsung memasuki pintu besi yang tak terlalu besar itu. Gavin tak ikut masuk dengan Raina karena hari ini ia sedang malas berurusan dengan Bu Andin guru BK yang terkenal killer itu.

Melihat Gavin tidak ikut bersamanya lantas Raina berteriak untuk menghentikan langkah Gavin.
"KAK KOK GA IKUT MASUK SIH?" Raina berteriak walaupun jarak antara dirinya dan Gavin terbilang cukup dekat. Jangan tanya mengapa Raina memanggil Gavin dengan awalan kata 'kak' karena saat di gerbang utama tadi Raina melihat sempat melihat badge yang dikenakan Gavin.

Gavin meringis karena teriakan Raina yang bisa di bilang sangat cempreng itu. Gavin memalingkan wajah datarnya kearah Raina lalu berkata "Bolos" setelah mengatakan kata sesingkat itu Gavin menaiki motor sport hijau miliknya yang terparkir tak jauh dari pintu gerbang belakang sekolah dan melajukan motor kesayangannya itu menembus ramainya jalanan ibu kota di pagi hari.

Raina begidik ngeri karena tatapan datar Gavin ditambah penampilan Gavin  yang terlihat acak-acakan dengan baju seragam yang tidak dimasukkan dan dasi yang justru di taruh di kantong belakang celananya. Tapi penampilannya yang seperti itu tidak akan mengurangi aura tampan dari seorang Gavin Arkana Revindar.
.
.
.
.

Kini Raina sudah berada di dalam kelasnya tepatnya di kelas 10 IPA 2. Beruntung hari ini semua murid sedang upacara jadi tidak ada yang memergokinya masuk lewat pintu belakang 😂

Raina merutuki dirinya sendiri mengapa dirinya malah masuk ke kelas bukanya pergi ke kantin untuk sarapan dahulu padahal dari tadi para cacing di perut Raina sudah demo minta jatah makan

Karena kelas belum di mulai Raina berniat untuk ke kantin guna menenangkan para cacing di perutnya yang terus saja demo dan juga mencari keberadaan sahabatnya Alleta.

Raina mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin mencari apakah Alleta ada di kantin atau tidak. ternyata sahabatnya itu tidak berada diantara kerumunan orang-orang lapar ini, akhirnya Raina memutuskan untuk membeli roti dan sebotol air mineral untuk mengganjal perutnya sampai nanti jam istirahat tiba.

Saat Raina hendak pergi ke stand penjual makanan tiba-tiba muncul seorang lelaki berperawakan tinggi mencekal tangan Raina, Raina mendongakkan kepalanya karena tinggi Raina hanya sebatas pundak lelaki itu. Raina terkejut dengan keberadaan lelaki yang saat ini ada di depannya bukannya ia seharusnya ada di luar negeri saat ini? Tapi mengapa sekarang lelaki itu ada dihadapannya?

Raina mengerjakan matanya beberapa kali ia masih tak percaya dengan lelaki yang sedang berdiri dihadapannya saat ini. Mengerti dengan kebingungan Raina lelaki itu malah tertawa karena ekspresi Raina yang sangat lucu saat ini.

"Ga usah bengong gitu, ini beneran gue kok" ucap lelaki itu sambil mengacak rambut Raina pelan dan tertawa.

"Hah? Ini beneran  Dion?" Sahut Raina kepada lelaki yang ternyata bernama Dion itu. Dion hanya mengangguk dan tersenyum hangat kepada Raina.

"Haii.. lama banget gue ga ngisengin Lo" ujar Dion dengan cengiran kuda khasnya.

Entah mengapa mata Raina mulai perih dan seperti mengeluarkan cairan yang tak bisa di tahan oleh Raina, ya Raina kini sedang menangis, seluruh orang yang berada di kantin tersebut memandangi Raina dengan tatapan bingung.

Bagaimana dengan Dion? Lelaki itu nampak sangat khawatir karena Raina yang menangis secara tiba-tiba. Tak tega dengan Raina yang terus saja menangis Dion pun menarik Raina kedalam pelukannya mencoba menenangkan si anak itiknya yang terus saja menangis sesenggukan itu tak peduli dengan tatapan para siswa yang menatap mereka kaget.

"Kuda!! Lepasin gue ih,malu tau diliatin sama orang-orang!" Ucap Raina dengan mendorong tubuh Dion agar melepaskan pelukannya.

Anak itik? Kuda? Apa maksud dari dua julukan itu sebenarnya? 



Tbc.

Hayy riders aku harap kalian suka sama cerita pertama aku ini. Maaf kalau ada typo di mana mana, maaf juga kalo part satu ini kurang menarik 😁

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di cerita aku ini 😁

Jangan lupa vollow akun WP aku @riskariski2712

Don't forget to
👇Voment👇 makasih😘

GAVIN ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang