DUA

187 17 0
                                    

"Kuda!! Lepasin gue ih,malu tau diliatin sama orang-orang!" Ucap Raina dengan mendorong tubuh Dion agar melepaskan pelukannya.

Anak itik? Kuda? Apa maksud dari dua julukan itu sebenarnya? 

Julukan itu adalah julukan milik Raina dan Dion. Mereka adalah sahabat dari kecil, kemana-mana selalu berdua. Tapi saat mereka menginjak kelas 4 SD Raina dan Dion harus berpisah Karena orang tua Dion harus mengurus bisnis keluarga mereka di Kanada, jadilah Dion sekeluarga juga ikut pindah ke Kanada.

Raina memanggil Dion dengan nama kuda karena menurutnya senyum Dion itu mirip kaya kuda yang lagi nyengir😂

Kalo Dion? Kenapa dia manggil Raina dengan nama anak itik karena waktu SD Raina pernah mengecat rambutnya dengan warna kuning ( yang pasti tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya)  ditambah dengan postur tubuh Raina yang mungil membuatnya terlihat seperti anak itik😂

.
.
.
.
.
.
.
Dilain sisi saat ini Gavin tengah berada di markas anak-anak Ravedal bersama kedua sahabatnya, Gilang dan Ardan.
Di sana juga terdapat Anggota Ravedal lainnya.

"Vin, nanti malem jam 9 ada balapan di tempat biasa, Lo ikutan ga?" Tanya Ardi salah satu anak Ravedal pada Gavin yang tengah bermain game online di ponselnya.

"Ngga" jawab Gavin singkat tanpa melihat lawan bicaranya.
"Yaelah ni anak diajakin ngomong mukanya tetep aja datar, kaya triplek tau ga Lo" sahut Ardan menanggapi percakapan antara Gavin dan Ardi.

Gavin tetap fokus ke layar handphonnya tak mempedulikan celotehan Ardan yang semata-mata hanya berusaha untuk membuat dirinya tersenyum.

"Mampus Lo di cuekin lagi" timpal Gilang tertawa sambil melempari Ardan dengan kulit kacang.
"Laknat lu Lang, masa pangeran Dubai Lo lempar pake kulit kacang? Mau Lo gue asingin selama 50 tahun di pulau tak berpenghuni?" Sahut Ardan ngawur.
"Yang ada Lo bukan pangeran Dubai tapi tukang sapu kebunnya pangeran Dubai!" Gilang dan seluruh anggota Ravedal yang berada di situ tertawa terbahak-bahak dengan pengakuan ngawur Ardan.
"Dasar kambing betina Lo semua, pada jahat sama cogan" Ardan mendramatisir ucapannya.

Gavin yang merasa bosan berada di markas Ravedal memutuskan untuk kembali saja ke sekolah karena 20 menit lagi sudah masuk jam istirahat jadi dirinya bisa langsung nongkrong di kantin bersama teman-temannya.

"Mau kemana Lo Vin?" Tanya Gilang saat Gavin hendak keluar dari markas Ravedal.
"Kantin" singkat Gavin.
"Gue ikut kalo gitu" sahut Gilang saat tau kantin yang di maksud Gavin adalah kantin sekolah.
"Gue juga ikut deh, ntar takutnya para cewek di sekolah pada rindu sama gue yang gantengnya udah kaya bang Lee min hoo ini" timpal Ardan dengan bangganya.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke sekolah tepatnya kantin sekolah untuk sekedar nongkrong dan tentunya mengisi perut mereka

Di kantin sekolah...

Saat ini Gavin dan kedua sahabatnya sudah duduk di bangku paling ujung yang biasa mereka tempati, bahkan tidak ada satupun anak SMA Garuda yang berani duduk di tempat itu karena mereka hafal disitulah tempat biasa anggota Ravedal duduk untuk bersantai.

.
.
.
Jam istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit Yang lalu Dan Raina Masih sibuk  menyalin catatan Dari papan tulis ke buku catatannya.

"Rai kantin yuk Laper nih perut gue" ajak Alleta sambil menggoyang-goyangkan bahu Raina.

"Ishh iya iya ini udah selesai gue nyalinnya"

"Yaudah buruan keburu Bel nanti Kita ga jadi makan Rai"

"Bawel amat si lo jadi orang, lagian bel masuk pelajaran itu Masih 20 menit lagi ta"

"Terserah gue pokoknya gue mau cepet-cepet makan" Alleta meanarik paksa lengan Raina saat si empunya Masih sibuk merapikan buku-bukunya ke dalam loker.

GAVIN ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang