LIMA

102 12 2
                                    

Sinar mentari Yang menembus Dari balik jendela kamar Gavin, mengabsen setiap inci tubuh lelaki Yang Masih setia memejamkan matannya itu. Meski sedari tadi sang nenek sudah mencoba membangunkannya tetapi lelaki itu Masih saja setia dengan bantal Dan selimutnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.30, Gavin kini sudah terbangun dari tidur nyenyaknya, mungkin Karena efek ia meminum kembali obat tidur Yang selama ini sudah jarang ia konsumsi sehingga membuatnya susah untuk dibangunkan.

Saat melihat jam sudah pukul setengah 8, raut wajah Gavin Sama sekali tidak terkejut. Padahal Hari ini bukan Hari libur, Dan jika ia berangkat di jam itu tandanya ia akan telat. Gavin justru berjalan santai menuju kamar Mandi melakukan aktivitasnya Di pagi Hari.
Setelah sekitar 20 menit Gavin bersiap-siap, akhirnya ia selesai dengan seragam sekolah Yang tak dimasukkan, dasi Yang justru ia kantongi Bukan ia kenakan, dan juga celana sekolah Yang ia kenakan sedikit sesak dibagian pergelangan kakinya.

Gavin melajukan motornya menembus jalanan ibu Kota Yang sangat ramai di pagi Hari. Ia nampak sangat santai walau kini jam sudah menunjukkan pukul 8. Setelah sekitar 20 menit Gavin bertarung dengan angin pagi, akhirnya ia sampai di depan gerbang SMA Garuda. Gavin membunyikan klakson motornya 2 Kali untuk memberi tanda kepada Pak asep ( satpam SMA Garuda ) untuk membukakan gerbang untuknya.

Tiin tiin...
"Siapa atuh udah Siang begini baru berangkat?" Tanya Pak asep pada dirinya sendiri.

"Ini Gavin Pak, bukain!" Jawab Gavin Yang seolah mendengar gumaman pak asep.

"Ohh mas Gavin, kenapa ga bilang dari tadi atuu? Yaudah bapak bukain"

"Sok lah silahkan masuk mas Gavin" seru Pak asep setelah membukakan gerbang untuk Gavin.

Kalian pasti bingung mengapa Gavin bisa dengan mudah masuk tanpa harus berdebat dengan satapam sekolah, itu Karena Gavin adalah cucu Dari pemilik yayasan SMA Garuda, tapi Bukan berarti Gavin adalah cucu dari pemilik yayasan bisa membuatnya lolos dari hukuman seorang bu Andin, guru BK Yang teramat killer itu.

Bu Andin telah mengetahui kalau Gavin sudah masuk melalui gerbang utama, ia berdiri di samping lapangan basket dengan membawa penggaris kayu di tangannya.

"GAVIN ARKANA REVINDAR!!" Teriak bu Andin sontak membuat beberapa siswa siswi Yang tengah lewat refkek menutup telinga  mereka Karena teriakan bagai jelmaan toa masjid, eh maksudnya bu Andin. Gavin tetap berjalan tanpa menghiraukan teriakan bu Andin Yang sangat cetar tadi membuat sang toa masjid, eh bu Andin ( author kebanyakan ngehujat 😂 ) langsung berjalan kearah Gavin dengan berkacak pinggang.

"GAVIIIN STOP!!" teriak bu Andin dengan merentangkan kedua tangannya saat sudah berhasil mendahului Gavin.

Gavinpun berhenti Dan menatap bu Andin datar.

"Kamu tau ini jam berapa" Tanya bu Andin dengan menunjukkan jam tangan Yang melingkar Di pergelangan tangannya Di depan muka Gavin.

"Jam 8 lebih 20 menit" jawab Gavin datar membuat bu Andin menggeram kesal.

"Ibu tu ga habis fikir ya Sama kamu, tiap Hari kerjaaannya bikin masalah terus, kamu ga Capek keluar masuk ruangan ibu mulu?" Monolog bu Andin.

"Engga!" Jawab Gavin singkat sehingga membuat bu Andin menggeram kesal

"Aaggghhh... Kamu itu Kalo diajak bicara bisa g si jawabnya Yang jelas gitu?"

"Bisa" lagi lagi Gavin berbicara irit

"Ibu sudah lelah mendengar setiap jawaban Yang kamu lontarkan itu ya Gavin!! Sebagai hukuman Karna kamu Hari ini tel..." Belum sempat bu Andin menyelesaikan kalimatnya, Gavin terlebih dahulu memotong ucapan guru BK tersebut.

GAVIN ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang