"Iya pendekar, PENDEK dan MEKAR. Hahahaha."
"ALLETA!!!."
Suara lantang dari bu Teta berhasil membuat Alleta yang tertawa ngakak kicep seketika, sedangkan Raina yang sedari tadi menatap Alleta dengan tatapan jengkel kini tengah mencoba menahan tawanya karna melihat wajah Alleta yang terlihat sangat tegang setelah di panggil oleh Bu Teta.
"Kamu ini tau sikon atau tidak? Kalau kamu ingin tertawa keras sambil menggebrak gebrak meja seperti itu, lebih baik kamu ke hutan saja sana, supaya kamu bebas mau gebrak gebrak meja, mau salto, atau mau reunian sama keluarga besar kamu sekalian terserah. Ga bakal ada yang ngelarang." Sontak ucapan Bu Teta barusan membuat seisi kelas ramai dengan suara gelak tawa para murid.
"Maaf Bu saya tadi kelepasan. Eh iya Bu kalau boleh saya tau, di hutan saya mau reunian sama siapa? Saudara² saya ga ada yang milih buat tinggal di hutan soalnya Bu."
"Bukannya saudara kamu banyak banget yg tinggal dihutan? ".
"Ih si ibu ga percayaan banget sama saya. Saya ini tu anaknya tidak suka berbohong, baik hati, gemar menabung dan menanam jagung. Ehh?".
Benar benar Alleta ini cantik cantik tapi otaknya cuma setengah, mungkin setengah lagi di lepas untuk jaga² semisal otak yg ia pakai sekarang sudah habis baterai. Impressive
Karena dongkol dengan jalan fikiran Alleta yang tak kunjung mengerti apa maksud dari perkataan Bu Nita tadi Raina menggeplak bahu Alleta jengkel.
"Yg dimaksud Bu Nita keluarga Lo itu sejenis simpanse goblin eh gobl*k deng." Ucap Raina jengkel tanpa memikirkan efek samping dari ucapanya barusan.
"ALLETA! RAINA! KALIAN KELUAR DARI MATA PELAJARAN SAYA SEKARANG JUGA!!."
Nah kan benar Bu Teta sudah mencak² karena ulah mereka berdua.
"Loh Bu saya salah apa ko ibu nyuruh saya keluar dari kelas?. Yang dari tadi treak treak kayak Tarzan kan si Alleta doang saya ga ikutan." Protes Raina tak sadar diri dengan perbuatannya
"Kamu lupa barusan kamu ngomong apa ke Alleta? Sudah berulang kali ibu bilang jangan kebiasaan ngucapin kata² kasar, masih aja di ulang."
"Yaudah Bu saya minta maaf, saya bakal berkata halus mulai sekarang contohnya gini. Ekhem.. Alleta sayang kamu kenapa gobs sekali🙂." Raina berbicara dengan suara yang sangat lembut namun tetap menggunakan kata gobs itu lagi pada Alleta.
"Yeuh mujinah itu mah sama aja dongo!." Protes Alleta mengikut bahu kanan Raina.
"SUDAH STOP! KALIAN KELUAR SEKARANG ATAU HUKUMAN KALIAN IBU TAMBAH DENGAN LARI KELILING LAPANGAN BASEBALL SEPULUH PUTARAN??!!."
Karena tidak ingin hukuman mereka di tambah mengelilingi lapangan baseball Raina dan Alleta akhirnya keluar kelas dengan senang hati, lumayan bisa bolos di jam pertama.
Eh iya SMA Garuda memang memiliki lapangan baseball sendiri, karna disana menyediakan ekstra kurikuler baseball bagi siapa saja yg berminat. Author_ iyalah bagi yang berminat, ya kali masuk ekstra di paksa paksa. Kan ga elegan jadinya.
.
.
."HEH MONYET BALIKIN KULIT KUACI GUE!!." Ardan berlari mengelilingi kelas mengejar Gilang yang tengah membawa sebungkus kulit kuaci miliknya.
"APAAN SI LO DAN!! INI KULIT KUACI MAU GW BUANG NGAPAIN DIMINTA BALIK SI?."
"JANGAN DIBUANG DULU NYET! ITU MASIH ADA ASIN²NYA SINIIN MAU GW EMUTIN!."
"Astaghfirullah dan, jadi dari tadi Lo kejar² gw kaya adegan film Bollywood cuma mau gw ngembaliin kulit kuaci ini buat Lo emutin? Gembel banget si cemilan Lo!."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN ( Slow Update )
Teen Fiction"Oiya nama kakak siapa?" "Gavin" "Udah? Gavin aja?" "Gavin Arkana Revindar! Puas?"