TIGA

122 14 3
                                    

Sudah hampir 30 menit Raina dan Gavin berada di taman belakang sekolah,entah sejak kapan Raina juga ikut terlelap sambil bersandar pada  pohon besar itu.

Raina membuka matanya karena merasakan kebas di bagian paha dan pegal di bagian punggungnya karena ia tidur dengan posisi duduk bersandar pada pohon. Raina melirik benda bulat kecil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ia terkejut karena seharusnya ia sudah masuk kelas jam 10 tadi dan sekarang sudah jam 10.15 itu artinya dia sudah telat 15 menit.

Karena takut di marahi oleh guru yang sedang mengajar di kelasnya Raina sontak langsung berdiri dari posisi awalnya.

"Shhhh!" Gavin meringis kesakitan saat kepalanya tiba-tiba mendarat di tanah.

Raina yang baru sadar bahwa sedari tadi Gavin masih tertidur di pangkuannya lantas membantu pria itu untuk berdiri karena ia merasa tak enak sudah membuat Gavin bangun dengan  tiba-tiba. Saat Raina hendak mengulurkan tangannya justru Gavin malah menepis tangan Raina kasar.

"Ga usah" sahut Gavin dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Gue heran deh, kog ada gitu di dunia ini spesies yang sifatnya keras banget kaya tembok! Atau jangan-jangan Lo bukan manusia? Atau jangan-jangan Lo itu manusia jadi-jadian yang nyamar jadi anak SMA?" Celetuk Raina asal sambil membungkam mulutnya sendiri karena takut jika yang dia bicarakan tadi adalah fakta.

"Cewek gila!!" Sahut Gavin datar kemudian pergi meninggalkan Raina yang masih setia membungkam mulutnya.

'Percuma wpunya wajah ganteng tapi sifatnya keras banget kaya tembok!' ucap Raina dalam hati saat Gavin sudah tak terlihat oleh Indra penglihatannya.

Raina menepuk jidatnya sendiri karena tersadar bahwa dari tadi ia hanya berdiri bengong disini.

Raina berlari sekuat tenaga ke arah kelasnya, ia takut jika dirinya lebih telah lagi padahal 15 menit itu sudah lumayan telat sih.

"Hosh hosh Assalamualaikum Bu!" Ucap Raina saat sudah di depan pintu kelasnya.

"Ee-ee Assalamualaikum wa'akaikumsalam!!" Sahut Bu binti latah saat kaget dengan suara yang tiba-tiba terdengar oleh Indra pendengarnya.

Seluruh siswa-siswi kelas 10 IPA 2 dan juga Bu Binti menoleh kearah Raina yang masih ngos-ngosan di depan pintu kelas.

"Raina kamu habis dari mana?" Tanya Bu Binti dengan nada yang masih wajar.

"Aa-anu Bu itu anu saya abis darii..itu Bu ah dari toilet!" Jawab Raina, entah kenapa dirinya tiba-tiba menjadi gagap seperti itu, mungkin itu efek karena dirinya sedang berbohong saat ini.

"Oh yasudah kamu cepetan duduk sana" sambung Bu Binti.

Bu Binti adalah guru mapel sejarah, beliau sangat sabar bahkan dengan murid yang nakal sekalipun, mungkin karena usianya yang sudah tak muda lagi membuat guru itu lelah untuk teriak-teriak seperti guru-guru lainya.

"Rai Lo dari mana aja sih?" Tanya Alleta saat Raina sudah duduk di sampingnya.

"Dari taman belakang sekolah gue tadi" jawab Raina yang tengah sibuk mengeluarkan buku-buku dari tas nya.

"Hah taman belakang? Ngapain Lo kesana? Mau bolos lu ya?" Tuduh Alleta seenaknya.

"Enak aja Lo nuduh gue mau bolos, gue tuh tadi diajak sama ka..."

"Sstttttt" belum sempat Raina menyelesaikan perkataannya seluruh siswa-siswi menatap mereka sambil meletakkan telunjuknya di bibir, itu tandanya mereka menyuruh Raina dan juga Alleta untuk diam karena mereka sedari tadi hanya mengobrol saja.

Raina meringis saat seluruh kelas menatapnya dan juga Alleta.
Alleta? Gadis itu justru memelototi teman-teman yang tadi berani memotong pembicaraan mereka. ( Kalo sama temen sekelas aja bar-bar, tapi giliran ketemu sama anak-anak Ravedal gayanya sok-sokan kaya cewek kalem, dasar si Alleta)

GAVIN ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang