Jam sudah menunjukkan pukul 15:20, bangunan yang identik dengan lalu lalang para pelajar itu sudah mulai sepi, dan hanya menyisakan beberapa orang saja.
"Vin, ngapain si Lo ngajakin kita berdua ke gudang? Mau nyari tikus?" Pertanyaan tersebut datang dari Gilang sahabat Gavin sejak ia masih TK dulu. Awet sekali persehabatan mereka-author
"Kalo mau ngajak nongkrong itu ya g di gudang juga kali Vin, gw tau lo ga begitu suka tempat rame tapi ya gak harus gudang juga Maryono!" Sambung Ardan, yang juga sahabat Gavin dari kecil.
Tak salah jika mereka mengira akan di ajak nongkrong di gudang, karna notabene Gavin itu tak terlalu suka dengan keramaian, dia lebih suka tempat yang sunyi dan damai. Tapi ya bukan gudang juga.
Kalian pasti bingung mengapa seorang Gavin yang tak suka dengan tempat terlalu ramai bisa masuk ke dalam geng motor bernama Ravedal?, Karena Gavin tidak ingin terlarut terus menerus di dalam masa lalunya yang kelam, dengan dia masuk ke dalam geng itu setidaknya dia bisa sedikit melupakan kisah masa lalunya.
"Gw di hukum lagi sama tiranosaurus." Ucap Gavin dengan nada santai.
sedikit aneh kan mengapa Gavin yang bersifat dingin dan cuek tiba tiba bisa se santai itu? Gavin memang dingin dan cuek jika berhadapan dengan orang orang yang tidak terlalu dekat dengannya, namun jika orang tersebut sudah sangat dekat bahkan akrab dengan Gavin maka beda lagi sifat pemuda itu dalam menanggapi lawan bicaranya. Contohnya saat sedang bersama Gilang dan Ardan saat ini, sifat dingin dan cuek nya sedikit hilang, yaa walaupun tetap saja dia tak terlalu banyak bicara.
"Maksud Lo Bu Andin?" Timpal ardan. Dan yang dimaksud tiranosaurus oleh Gavin tadi adalah Bu Andin guru BK yg tadi pagi mempergokinya datang terlambat. Si Gavin bisa lawak juga ternyata-author.
Gavin hanya mengangguk sebagai respon dari pertanyaan Ardan barusan.
"Jadi maksud Lo bawa kita berdua ke sini itu buat bantuin Lo beresin ni sarang tikus? Iya?" Sambung Gilang yang mulai tahu apa yang dimaksud Gavin dengan membawa meraka kesini.
Lagi lagi Gavin hanya mengangguk sebagai respon.
Gilang dan Ardan tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya satu ini, dia yang sedang dapat hukuman mengapa justru mereka berdua yang harus melaksanakan hukuman tersebut?"Kalo lo mau nyuruh buat bantuin bersiin gudang, noh sama si Ardan aja sono, kayanya dia pengen banget bantuin Lo." Ucap Gilang sambil menunjuk Ardan menggunakan dagunya
"Dih ngapain Lo pake acara promosiin gw segala? Kenapa ga Lo aja yang batuin si Gavin? Secara tampang Lo aja udah pantes banget jadi ubab." Ucap Ardan sambil terbahak
"Enak aja Lo ngatain muka gw pantes jadi babu, Lo g liat wajah gw handsome banget kek gini?" Sambung Gilang sembari menyisir rambutnya yang sedikit panjang ke belakang.
"Cuiiih najisin!! Mit amit jabang bayi". Geli Ardan dengan mengusa usap perutnya.
"DAN!! LO HAMIL?" sontak pertanyaan nyleneh Gilang itu mendapat elusan kasar dari Ardan di puncak kepalanya.
"Aww sakit gblk!" Pekik Gilang sambil mengelus puncak kepalanya yang terasa sedikit panas terkena elusan kasar Ardan tadi
"Udah debatnya?" Tanya Gavin yang sedari tadi bersandar di samping pintu gudang sembari menyilangkan tangannya di dada menunggu kedua sahabatnya itu selesai bersilat lidah.
"Lo berdua masuk bantuin gw beresin ni gudang!" Final Gavin pada akhirnya.
Gilang dan Ardan awalnya saling tatap, mereka menimbang nimbang apakah mereka harus mengikuti sahabatnya itu masuk kedalam kandang tikus atau harus pergi saja? Tapi akan terlihat jahat sekali jika mereka meninggalkan sahabatnya dalam kesusahan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN ( Slow Update )
Teen Fiction"Oiya nama kakak siapa?" "Gavin" "Udah? Gavin aja?" "Gavin Arkana Revindar! Puas?"