Marah

121 15 1
                                    

Happy Reading
🍀

Jaehyun memaki Naeun di sepanjang koridor kelas dengan berteriak. “ada apa dengan gadis licik itu?! Beraninya dia memperlakukanku sekasar itu? Mereka terlalu jahat pada murid baru di sekolah ini. Dia hanya ketua kelas. Beraninya dia!. Lee Naeun. Kamu penyihir tua licik!! Aku sangat kesal! Lee Naeun!!.

Jaehyun terus saja mencerca. Semua orang yang dilewatinya merasa heran melihat tingkahnya. Bahkan saat di belokan. Pintu kaca yang menghalangi jalannya pun dimaki.

“apa ini?” jaehyun menendang pintu itu. Dan pintu kaca retak.

Pintu kaca yang malang wkwk.

Sepeninggal Jaehyun. Naeun mengomentari pertanyaan temannya,

“tidak seperti itu. Dia murid baru dan dia tidak punya teman. Jadi, kupikir jika dia melakukan piket kelas. Dia akan mulai bergaul dengan yang lainnya, dan merasa memiliki teman ” kata Naeun.

“kamu terlalu perhatian pada orang lain. menyebalkan kalau kamu terlalu baik”. Balas Yuqi.

Naeun hanya tertawa mendengarnya. Sedangkan Jaehyun belum mendengar maksud Naeun bersikap seperti itu padanya. Karena Jaehyun  terlebih dahulu dikuasai rasa kesal. Dan meninggalkan tempat mengupingnya sebelum kedua gadis tersebut menyelesaikan obrolannya.

***

Di rumah Jaehyun. Ayahnya baru saja pulang kerja. Dia melihat istrinya sedang mengemasi priring dan cangkir.

“kenapa ibu tidak menyuruh tukang angkut untuk mengurusnya”. Kata sang si suami.

“ibu ternyata lupa menelpon mereka” jawab istirinya.

Keduanya pun tertawa. Ibu beralih melihat tanggal yang pas untuk kepindahan mereka di kalender. Sesaat mata istrinya tertuju pada tanggal 14 yang dilingkari tebal spidol merah.

bertanya pada suaminya “ kamu tahu kenapa tanggalnya ditandai?”

Sang suami menggeleng. Diapun menerka-nerka

“ini bukan tanggal ulang tahun orang tua kita. Bukan juga tanggal ulang tahun perkawinan kita”

Tiba-tiba suasana hening.

Pasutri itu saling pandang bersamaan tersadar dan berkata,

“itu ulang tahun Jaehyun”.

Pasutri itu masuk ke kamar Jaehyun yang berantakan. Ayahnya melihat seragam sekolah Jaehyun. Ibunya juga melihat seperti raport atau ijazah sekolah Jaehyun.

Ayahnya bertanya “istriku, apa kamu ingat kapan terakhir kali temannya Jaehyun datang ke rumah?”

Ibunya hanya mendesah sedih. Orang tua Jaehyun terlihat sedih dengan keadaan Jaehyun.

***

Setelah guru keluar. Naeun menghampiri Jaehyun.

“apa kamu sudah mengambil kapur?” tanyanya.

Jaehyun hanya menatap Naeun tajam dan tidak berniat menjawab pertanyaan Naeun.

Puberty Medley || JUNG JAEHYUN (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang