Sarung Tangan Tinju

81 14 2
                                    

Happy Reading
🍀

Jaehyun yang dicari ternyata secepat kilat kabur dari pintu belakang. Dia bahkan terjatuh karena terburu-buru. Jaehyun juga ternyata masih mengenakan sarung tangan tinju milik tempat latihan tersebut. Jaehyun kesal sekali,

“kenapa dia masuk sekolah tinju?”. Kalau seorang petinju terlatih seperti dia memukul orang yang lemah sepertiku, itu namanya pembunuhan! Sekali pukul saja aku bisa langsung mati”. Jaehyun mengomel dengan lucu sambil melihat gedung latihan tinju itu.

Dia kesal karena Taeyong ternyata berlatih di sana. Dia kesal karena ini terlalu kebetulan baginya.
Jaehyun masih terus mengomel dan memakai tasnya.

Saat dia akan melangkah pergi. Dia berhenti dan terlihat terkejut. Ternyata dekat pemberhentian bus tak jauh dari sana ada Naeun. Sepertinya sedang menunggu bus.

Naeun menoleh ke arah Jaehyun. Beberapa detik tatapan mereka bertemu. Jaehyun hanya bisa menghela napas, dan berkata “oh bagus”.

Mereka berdua kali ini berdiri berdekatan di tempat pemberhentian bus itu. Jaehyun tampak gugup.

Mungkin gugup karena berdekatan dengan Naeun atau gugup kerena hampir ketahuan Taeyong. Entahlah.

Naeun bertanya, “kenapa pagi tadi kamu tidak menemuiku?”.

Jaehyun mencoba mencari alasan dan mengatakan kalau tadinya dia ingin datang, tapi dia malah kesiangan. Jaehyun minta maaf.

Naeun tidak menanggapi. Dia malah bertanya, “apa kamu belajar tinju?”

Jaehyun terkejut, “bagaimana kamu tahu?”

Naeun mentap Jaehyun. Jaehyun masih heran tapi beberapa detik kemudian dia menyadari kalau dirinya masih mengenakan sarung tangan tinju. Jaehyun gugup mencoba melepaskan sarung tangan tinju itu, tapi ternyata tidak bisa. Dia lalu menyembunyikan tangannya di belakangnya.

***

Mereka berdua turun dari bus bersama. Mereka melanjutkan perjalanan.

“jadi kamu belajar tinju karena Taeyong oppa?”, tanya Naeun.

Jaehyun diam sejenak. Mereka kali ini tidak berjalan beriringan. Mereka berjalan sama seperti ketika Jaehyun dan Naeun pergi mencari makanan waktu itu. Naeun berjalan dengan memunggungi Jaehyun.

Lalu Jaehyun mengatakan bagaimanapun dia tidak bisa santai dan diam saja. Semua teman sekelas tahu tentang itu.

Naeun memegang kedua tangannya dengan gugup. Dia berbalik. Dan tampak Jaehyun dengan sarung tangan tinjunya siaga. Jaehyun heran kenapa Naeun berhenti.

Naeun lalu mengatakan, “apa kamu tahu Taeyong oppa bukanlah orang yang buruk”.

Jaehyun heran dan memainkan matanya.

“dia memang sering berkelahi. Tapi tetap saja.....”Naeun berkata lagi.
Namun kalimatnya menggantung.

Dia berbalik dan wajahnya tampak khawatir. Lalu dia berkata dalam hati “apa aku sudah mengatakannya dengan baik?”. Kemudian melanjutkan langkahnya.

Sementara Jaehyun masih kebingungan. “nona Naeun dari EBS muncul. Baiklah. Baiklah. Nona sempurna”. Katanya dalam hati lalu mengikuti Naeun.

Kali ini mereka melewati jembatan. Dan sekarang Jaehyun yang berjalan di depan Naeun. Naeun hampir terjatuh. Ketika Jaehyun akan membantunya. Naeun diam dan menunjukkan ekspresi sedikit kaget.

Pantas saja. Karena Jaehyun yang memakai sarung tangan tinju lebih terlihat seperti orang yang ingin memukul daripada membantu.

Naeun hanya menatap Jaehyun dengan ekspresi biasa dan melewatinya. Dia berjalan mendahului Jaehyun. Jaehyun diam saja. Sepertinya Jaehyun sedikit kecewa. Jaehyun kemudian mengikuti Naeun dengan lucu.

Entah kenapa langkah Naeun mulai melambat. Otomatis Jaehyun juga memperlambat langkahnya. Naeun akhirnya berhenti.

Dia berbalik dan bertanya, “keundae, Jung Jaehyun”.

Jaehyun menatap dengan heran dan lugu “ya?”

“kenapa kamu mengajakku berkencan?”, tanya Naeun.

Jaehyun terdiam. Dia masih menatap Naeun karna terkejut. Sedetik kemudian, dia mulai terbatuk-batuk dan gugup menjawabnya, “soal itu.....” jaehyun sesak napas. Kebingungan mencari jawaban. Matanya mulai tidak tenang.

Akhirnya dia malah balik bertanya,
“lalu kenapa kamu menjawab ‘ya’?”

Naeun berkata, “aku yang pertama bertanya. Kenapa kamu mengajakku berkecan?”, ulang Naeun lagi.

Naeun menatap Jaehyun. Jaehyun pun seperti itu. Dia terlihat mulai bingung.

Naeun berkata lagi “jujurlah padaku, itu penting bagiku”
Naeun menatap Jaehyun dengan tatapan tulus meminta jawaban.

Jaehyun semakin kebingungan karena nampaknya Naeun benar-benar serius bertanya akan hal itu. Jaehyun gelagapan dan menjawab “kalau itu juga penting bagiku, sudahlah jangan tanyakan alasannya”.

Jaehyun masih tidak tenang karena Naeun tetap menatapnya menunggu jawaban. Jaehyun berpikir dengan cepat. Dia menelan salivanya.

Lalu tangannya yang masih mengenakan sarung tangan tinju bergerak menutup telinga Naeun. Dengan gugup Jaehyun berkata, “itu adalah rahasia”.

Naeun menatap Jaehyun. Dia terkejut.

Perlahan Jaehyun mendekatkan wajahnya ke arah Naeun. Dia memberikan kecupan singkat di bibir Naeun. lalu sekan waktu berjalan lambat.

Malam harinya. Jaehyun memainkan sarung tangan tinju itu di kamarnya yang remang-remang. Jaehyun termenung. Dia galau. Tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya dia lakukan.

Sementara Naeun di kamarnya juga sama. Dia tidak bisa berkonsentrasi belajar. Dia masih memikirkan kejadian tadi di saat di jembatan. Naeun memegang kedua pipinya yang serasa panas. Dia tersenyum.

Sepertinya kedua remaja ini dilanda masa muda yang membingungkan. :D

*
*
*
*
*

Cie cie galau teros mas neng e 😎

Jangan lupa votment ya
Follow juga
Love you all
💚

Puberty Medley || JUNG JAEHYUN (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang