Sepeda

88 13 6
                                    

Happy Reading
🍀

Jaehyun duduk di kursinya. Membuka bekal yang dibawanya. Ten bertanya lagi, “apa terjadi sesuatu antara kamu dengan Naeun. kamu sungguh tidak berbuat salah?”

Jaehyun menghela napas dan berkata,
"aku tidak melakukan kesalahan apapun" . Tapi dalam hatinya dia berkata jika dia sebenarnya salah. Telah melakukan kesalahan besar.

Kemudian Jaehyun berpura-pura sibuk menanyakan sesuatu kepada Ten dan mulai memakan bekalnya. Padahal saat ini dipikirannya hanya ada Naeun yang sikapnya sudah mulai berubah.

Jam makan siang. Sekolah memutar radio. Teman sebangku Naeun heboh karena dia lah yang ternyata merequest lagu yang sedang dimainkan. Lagunya bagus.

Jaehyun makan dengan tidak bersemangat sambil sesekali menghela napas. Sementara Naeun makan sambil mendengarkan lagu itu. Dia sekan terbawa suasana sejak lagu itu dimainkan.

Lagu itu masih diputar walau jam makan siang selesai. Naeun tidak ada di kelas. Jaehyun berjalan dan melihat di meja Naeun ada buku yang diberikan ketua osis tadi. Dia teringat bagaimana ketua osis itu berbicara akrab dengan Naeun. Jaehyun semakin kesal mengingat itu.

Jaehyun menyadari Naeun berjalan ke arah kursinya. Jaehyun menatap Naeun berharap Naeun menyapanya atau sekedar memberinya senyum. Tapi Naeun hanya cuek dan duduk di kursinya membuat Jaehyun semakin bingung.

Jaehyun akhirnya pergi tanpa menyadari ekspresi Naeun yang ternyata juga penasaran. Sepertinya Naeun juga berharap Jaehyun mengatakan sesuatu.

Dan kali ini terlihat jelas bahwa Jaehyun benar-benar jatuh kedalam pesona Naeun. Dia benar-banar menyukai Naeun. Dia jatuh cinta. :D

Saat pelajaran berikutnya. Naeun disuruh membaca oleh gurunya. Jaehyun memandangi Naeun dengan tatapan yang berbeda seperti biasanya. Dia teringat saat Naeun menyuruhnya mencuci seprei. Saat Naeun memintanya bertemu di bawah pohon pinus. Jaehyun berpikir keras. Dia tampak memainkan bolpoin di tangannya sambil tetap menatap Naeun.

Teman sebangku Naeun, Yuqi. Membawakan sebuah kertas terlipat dan memberikannya pada Naeun.

Naeun membuka kertas itu, “kita pulang bersama,-----Jaehyun”. Naeun berbalik ke belakang melihat ke arah Jaehyun.

Jam pulang sekolah. Jaehyun berlari-lari di halaman sekolah dan menyuruh semua yang ada disana menepi. Seolah tidak ingin ada orang yang menghalangi langkahnya.

Dia melihat ke arah gerbang sekolah dan terlihatlah seorang pria yang sedang membonceng seorang gadis mirip Naeun. jaehyun hanya bisa melihat punggung si gadis. Rambutnya sepanjang rambut Naeun. jaehyun sesak napas. Dia berhenti menatap kedua orang tersebut.

Tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Jaehyun terkejut dan menoleh. Itu Naeun. dia mengira gadis yang tadi dilihatnya berboncengan adalah Naeun. dia menatap Naeun dan memandangi kepergian gadis tadi bergantian beberapa kali.

Naeun menuruni tangga mendekati Jaehyun. Naeun heran melihat tingkah Jaehyun dan bertanya, “kenapa? Ku kira kamu ingin pulang bersama. Tadi aku mencarimu” sedikit senyuman terukir di bibir Naeun.

Jaehyun tersenyum senang, “maaf”.

Jaehyun kembali melihat ke arah gadis tadi. Ternyata gadis itu masih terlihat oleh Jaehyun walaupun jaraknya sudah jauh.

“apa yang kamu lihat”, Naeun heran.

Jaehyun dengan gugup mengatakan, “sepeda”

Naeun heran.

Jaehyun berpikir dan berkata lagi, “sepertinya lebih baik kalau punya sepeda. Karena rumah kita cukup jauh”.

Naeun masih heran dan menatap Jaehyun. Kemudian menatap ke arah jalan. Jaehyun mengajak Naeun untuk segera pergi dari sekolah.

Puberty Medley || JUNG JAEHYUN (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang