Pertemuan

29 2 2
                                    

Embun Pagi seakan menyapa menyentuh kulit mulus wanita cantik yang tengah duduk dikursi taman hari itu cuaca sangat nyaman cerah dan juga teduh , yeulia yang baru selesai menyelesaikan kelas pertamanya tengah duduk di kursi taman kesukaannya , ia sibuk dengan Hp nya sedari tadi membuatnya selalu tersenyum sampai bekal buatan ibunya tidak ia sentuh sedikit pun.

Senyum selalu terpatri di wajahnya bahkan bisa mengalahkan rasa lapar yang ia rasa sedari tadi.

"Oppa akan menemuimu , kapan kamu punya waktu senggang ?" sebuah pesan yang membuat yeul merasa senang , dengan cepat ia pun membalas.

"Mungkin malam hari oppa , setelah yeul selesai mengirimkan orderan " balas yeul . Matanya tak lepas dari layar hp nya ia menunggu balasan selanjutnya.

"Baiklah , hubungi oppa setelah pekerjaan mu selesai ya " balas lelaki yang membuat yeul merasa nyaman.

" nde oppa , oppa sedang apa ? Apakah yeul menganggu " yeul membalas sedetik saat balasan orang itu.

" oppa sedang minum coffe , tidak kamu sama sekali tidak menganggu . Kamu sudah sarapan ?" Balas lelaki berwajah tampan namun dengan sorot mata teduh membuat yeulia seakan menyukai semua yang ada di laki laki itu.

" belum , oppa jangan terlalu sering minum coffe tidak baik untuk lambung " balas yeul perhatian

"Iya nona cantik , bagaimana denganmu ? Kamu saja belum sarapan jangan lupa kamu mempunyai penyakit lambungkan , jangan telat sarapan " kembali laki-laki itu membalas sambil duduk memegangi secangkir coffe

Merasa diperhatikan hati yeul seakan berbunga-bunga dan mengigit bibirnya menahan agar tidak kembali senyum. " iya oppa pangeran " balas yeul

" oppa ? Pangeran ? Waahh aku pangeran astaga aku setampan itukah " balas lelaki itu tersenyum di seberang sana.

" tentu saja kau tampan , bahkan matahari saja malu menampakan dirinya karna terpukau dengan ketampanan mu, apalagi aku " balas yeul wajah nya merah mengetik balasan itu entah malu atau memang dia sedang merasakan jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya kepada lelaki itu.

"Aisstt bisa saja anak ini huhfff" laki laki itu tersenyum malu bahkan telinga nya memerah sekarang saat membaca balasan yeulia yang terlalu manis menurutnya.

" kamu bisa saja, jangan begitu oppa bisa melayang jika  kamu katakan tampan " balas nya sambil senyum disimpan.

"Melayang ? Melayang kemana jangan jauh jauh nanti aku rindu " lagi yeul membalas dan merutuki dirinya sendiri kenapa membalas sebegitunya.

"Astaga anak ini huhhhh " Roy menghela nafas dan mengipas wajahnya yang merah padam sekarang akibat balasan yeul.

" jangan rindu , itu berat. Kamu mau tau aku melayang kemana ? Tentu jelas ke hatimu " balas roy dan menutup wajahnya malu seketika setelah membalas pesan itu.

Yeulia langsung menutup wajahnya dan menunduk ingin rasanya ia berlari atau berguling-guling sekarang saking gugup dan senangnya ia membaca balasan itu.

Ternyata jatuh cinta itu seperti ini ya , ya tuhan tolong sungguh aku ingin berteriak sekarang juga saking senangnya " ucap yeul dalam hati dan menenangkan jantungnya yang tak henti hentinya berdegub.

"Oppa kau bisa saja , kamu berhasil membuatku susah bernafas sekarang " balas yeul sambil memegangi dadanya.

" hah benarkah ?! astaga kamu dimana aku akan kesana sekarang " Roy tiba tiba panik.

"Maksudku kau membuat jantungku berdegub kencang seakan susah bernafas karna membaca balasanmu " balas yeul lagi lagi yeul merasa senang saat roy memperhatikannya.

A story never told (Dejavu) [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang