Permulaan

17 4 4
                                    

Sebuah jemari tangan yang sedari tadi mengetuk meja kaca sambil melamun menatapi hujan yang tak kunjung reda, sesekali ia menghirup coffe  dengan asap yang masih sedikit mengepul di cangkirnya , kembali mengingat mimpi yang kembali ia dapatkan tadi malam mimpi itu selalu tergambar di setiap tidurnya , dan akan menghilang jika ia mengenggam seutas benang merah berbentuk gelang yang ia dapatkan sejak kecil . Namun gelang itu menghilang saat ia pindah rumah dan membuatnya harus terhantui bayangan mimpi itu lagi dan lagi. Mimpi yang kembali menghantuinya beberapa bulan ini.

"Siapa sebenarnya gadis itu " davin laki laki yang sedari tadi melamun memikirkan siapa gadis yang ada didalam mimpinya.

Lamunannya buyar saat sebuah ketukan mengetuk pintu ruangan tempat nya termenung saat ini.

"Masuk " sahut davin

"Permisi tuan , saya membawa berkas yang tuan inginkan " ucap orang itu sopan membawa beberapa berkas di tangannya.

"Kemari , aku ingin melihatnya " ucap davin. Orang itu masuk pelan dan meletakkan beberapa berkas berupa beberapa buku berbentuk makalah , davin pun membuka dan sepintas melihatnya , ia menyunggingkan senyum jahat dan menutupnya.

"Oke kau boleh pergi " ucap davin

"Baik saya permisi tuan" orang itu meangguk sopan dan beranjak keluar berpapasan dengan Flower boy lainnya.

"Yeulia laurent Lee , lahir **** alamat *** pekerjaan Front line sebuah caffe , cukup menarik " ucap davin menarik ujung bibirnya membentuk senyum jahat.

" heh apa itu ? " tanya ren saat ia joshua minghao dk dan dylan memasuki ruangan itu.

" bukan apa apa " ucap davin , DK sedikit mengintip dan terkejut.

"Kau?  mau kau apakan wanita itu ? " dk terkejut dan menatap davin serius.

"Seperti biasa ? Kau tau sendiri , orang yang membuat dasha atau aku terusik akan mendapatkan sebuah pelajaran " ucap davin menutup makalah itu.

" Davin , bukannya sudah aku jelaskan wanita itu tidak sengaja . Dan kami yang menyenggolnya sehingga ia membuat baju dasha kotor " Dk menatap teman nya yang selalu seenaknya dalam bertingkah.

"Ia benar davin , itu salahku membuat mereka kaget sehingga mereka menyenggol wanita itu " minghao melengkapi sahutan DK.

" aku tidak menerima sebuah alasan , apapun itu takkan aku biarkan dasha terluka " ucap davin. Dylan sedikit senyum mendengarnya dan menyalakan TV.

" hufft , tapi tidak begitu caranya davin , bukan kami membelanya tapi kenyataannya begitu ,kami yang tidak sengaja membuatnya melakukan itu " joshua ikut bicara dan duduk di hadapan davin.

" Sengaja tidak sengaja , dia sudah membuat aku dasha dan keluarga kami malu karna ulahnya itu , dan aku tidak mau melihat dasha bersedih karna itu " davin bediri dan bersandar sambil melipat tangan nya didepan dada.

"Astaga , kau terlalu berlebihan bahkan wanita itu sudah minta maaf  , dasha nya saja terlalu manja , coba saja ia maafkan kalian juga takkan malu , itu ulah dasha yang memperpanjang kejadian itu " Dk memutar bola dunia tiruan di meja kaca.

"Jaga bicaramu Dheny kenya , biarpun begitu aku mencintainya " davin menatap Dk tajam seakan ingin memangsanya detik itu juga.

DK menghela nafas dan menatap davin jengah " kau bukan cinta tapi terobsesi , memang cinta itu buta tapi tidak membuatmu sampai terobsesi begitu , dibanding dasha aku rasa lebih baik wanita itu " Dk menaikkan sebelah alisnya.

"Kau ! Jaga mulutmu atau mau kau ku buat hancur detik ini juga " davin geram dan mengepalkan tangannya.

" Coba saja , kau kira aku takut ? Sejak kau mengenalkan dasha pada kami awalnya aku menyukai nya tapi semakin kesini sifat aslinya keluar. Manja kekanakan egois , dan kau seakan akan seperti tidak berdaya menghadapinya , come on!! davin kau seperti budak cinta " Dk menatap davin dengan tatapan jengah dan melontarkan ketidaksukaan yang selama ini ia pendam.

A story never told (Dejavu) [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang