Bagian 4: Kantin

57 4 2
                                    

'Let's the game begins'
-Gavino Birendra Dirgantara-

"Lo harus nurutin apa yang gue suruh selama seminggu."

Kata-kata itu terus terngiang dibenak Nasha. Apa dia harus memenuhi keinginan cowo itu? Cuma minta tanda tangan aja kudu jadi pesuruh dia. Tapi ia udah bikin kesepakatan sama dia, akan melakukanya.

•••

Hari ini hari pertamanya masuk sekolah sebagai murid kelas 10, masa orientasinya sudah berlalu. Tak sedikit murid kelas 10 yang mulai mencari perhatian pada kakak kelas. Namun Nasha menghindari hal-hal tersebut. Dia ingin hidup tenang dan menyelesaikan sekolahnya tanpa terlibat masalah.

Sepanjang koridor menuju kelas banyak pasang mata yang menatapnya dengan berbagai tatapan. Ada yang memandangnya dengan tatapan iri karena parasnya yang bisa membuat semua orang tak berkedip dan body goalsnya yang membuat membuat semua kaum hawa iri jika melihatnya, tapi tak banyak pula yang menatapnya dengan tatapan memuja terutama kaum adam.

"Hai Sha, pagii!" Sapa Alice yang baru datang menghampirinya di koridor.

"Haii pagi juga Al" balasnya sambil tersenyum manis.

Mereka berdua jalan menuju kelas diiringi oleh tatapan siswa siswi sepanjang koridor. Siapapun yang melihat mereka berdua tidak akan menyianyiakan keindahan anugerah tuhan tersebut. Siapa yang tak terpukau dengan mereka yang satu cantik tiada tara yang satunya lagi manis dan anggun.

Sesampainya di kelas mereka memilih bangku tengah tidak terlalu kebelakang dan tidak terlalu kedepan sangat strategis. Nasha dan Alice memang sekelas di kelas ipa 1 berbeda dengan ketiga teman barunya Ara, Jovan,dan Devan yang berada di kelas ipa 4.

•••

Teeetttttt....

bel berbunyi tanda siswa harus masuk kelas karena pelajaran akan segera dimulai. Semua murid duduk di kursinya masing-masing.

"Assalamuaikum anak-anak selamat pagi semua." Sapa seorang guru yang baru masuk kelas Alice dan Nasha.

"Waalaikumsalam pagi buu." Jawab mereka serempak.

"Baik perkenalkan saya Bu Ana selaku wali kelas kalian, saya juga mengajar pelajaran Biologi di kelas ini." Jelasnya.

•••

Jam terus bergulir hingga suara bel tanda istirahat berbunyi. Semua murid berbinar berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar setelah perang otak.

"Sya kantin yuk! Udah ditunggu Ara,Jovan, sama Devan." Ajak Alice yang dibalas anggukkan oleh Nasha.

Semenjak Nasha, Alice, Ara, Jovan, dan Devan satu kelompok mereka mulai akrab dan sering bersama.

Mereka berdua berjalan menuju kantin masih dengan diiringi berbagi tatapan dari para siswa.

Setibanya di kantin Nasha dan Alice mengedarkan pandangan mencari ketiga teman mereka yang sudah menunggu.

Meskipun suasana kantin ramai tapi tak sulit untuk Nasha dan Alice menemukan temannya.

"Pada mau pesen apa ?" Tanya Ara.

"Gue ngikut aja." Jawab Jovan.

"Gue mau bakso sama esteh aja." Sahut Nasha.

"Yang lain gimana?" Tanya Alice.

"Samain aja lah biar ga ribet." Jawab Ara.

"Oke aku pesen dulu." Alice meninggalkan

meja mereka untuk memesan bakso dan esteh yang diekori Devan.

Gavino Birendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang