Bagian 16 : masa pemulihan

23 0 0
                                    

Gavin melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju rumah gadis diboncengannya. Sedangkan gadis diboncengannya masih mencerna kejadian tadi. Hal ini merupakan yang pertama kalinya terjadi sepanjang 16 tahun ia hidup. Meskipun ia terbiasa dengan geng motor tapi ia tak perna mengalami yang namanya diculik dan disiksa dengan seperti itu. Nasha  yang tomboy, Nasha yang kuat, serta Nasha yang jago beladiri pun juga seorang gadis biasa yang memiliki rasa takut dan trauma.

Gavin memarkirkan motornya di garasi rumah Nasha. Cowok itu juga membantu Nasha, mengantar ke kamarnya, dan menemaninya.

Ceklek

Pintu kamar Nasha terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya dengan pakaian daster batik membawa nampan berisi teh hangat. Bi Nani namanya, wanita itu asisten rumah tangga (art) di rumah Nasha yang bekerja saat orang tuanya tidak ada di rumah. Sesampainya di rumah Nasha, Gavin menyuruh Bi Nani untuk membuatkan teh untuk Nasha.

"Minum dulu." Ucap Gavin lembut sambil menyodorkan segelas teh hangat yang dibawa Bi Nani. Nasha hanya menurutinya, ia masih terlihat syok.

"Sekarang lo istirahat." Pinta Gavin. Yang dibalas anggukkan oleh Nasha, lalu Gavin dengan telaten melepas sepatu Nasha dan menyelimuti Nasha.

Setelah Nasha tertidur Gibran datang dengan keadaan yang berantakan.

"Gimana Nasha?"

"Udah tidur, Bang."

"Syukurlah! Thanks, Vin!"

"Iya, Bang. Santai aja, udah tugas gue juga. Maaf gue yang lalai jagainnya."

"Iya gapapa kali. Gue juga salah, harusnya gue ga nyuruh dia bawa motor sendiri."

"Lain kali kalo lo ga bisa anter atau jemput lo bisa bilang gue, biar gue yang anter."

"Iya thanks ya, Vin!"
"Ini emang salah gue, gue yang masuk dalam jebakan mereka! Seharusnya gue ga ninggalin Nasha sendirian!"

"Gapapa, Bang! Bukan salah lo tapi kita yang kurang jagain Nashanya."

"Thanks, Vin! Udah bantu nemuin dan anter Nasha balik!"

"Sama-sama, Bang!"

•••

Dua hari setelah kejadian itu Nasha mulai membaik tetapi ia belum masuk sekolah karena masih dalam pemulihan. Dua hari itu pula Gavin selalu datang untuk membantu Nasha bangkit dari traumanya. Hari ini Nasha sudah mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa seperti memasak makanan yang ingin ia makan, menonton tv, dan lain-lain.

Tok tok tok

Nasha berjalan membukakan pintu, ternyata Gavin. Bukan hal yang mengejutkan karena setiap hari sejak kejadian itu ia selalu datang.

"Udah makan?" Tanya Gavin

"Udah tadi sarapan."

"Sekarang udah siang nih makan gue bawain bakso kesukaan lo."

Nasha yang mendengar kata bakso kesukaannya pun langsung berbinar.

"Pake mie putih? Pake sayur? Pake sambel ga pake saos dan kecap?" Tanya Nasha.
Yang hanya dibalas aggukkan oleh Gavin.

Gavin sudah hafal makanan kesukaan Nasha yang satu ini. Bakso lengkap pake sayur pake mie putih sama tahu putih kalo gada tahu putih tahu coklat juga gapapa pake sambel ga pake saos sama kecap serta kuah yang banyak. Lengkap sekali bukan!

Nasha langsung memakannya tanpa menunggu lagi.

"Lo gamawu makwan uwga?" Tawar Nasha yang mulutnya penuh dengan bakso.

"Telen dulu makanan lo!"

"Lo ga mau makan juga?"

"Gak gue udah makan. Lo makan aja!"

Nasha pun menghabiskan baksonya.

•••

"Bang gue besok mau masuk sekolah ya?" Tanya Nasha pada Gibran.

"Lo yakin? Lo udah gapapa?"

"Gue yakin gue udah sehat kok!"

"Yaudah tapi lo harus bareng Gavin kemana pun!"

"Gue bisa sendiri kok yakin deh!"

"Sama Gavin atau gausah sekolah?"

Nasha mencebikkan bibirnya kesal oleh sikap abangnya yang over protective seperti ini.

"Okey bareng Gavin!"

•••

TBC
Good malam
Selamat malam minggu! Makasih yang udah setia menunggu.
Jangan lupa jaga kesehatan yaa!
Jan lupa vote dan komen juga🤪

Salam sayang dari Gavin dan Nasha😍🥰😘

Gavino Birendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang