Bagian 14: Hukuman!

28 2 1
                                    

GAVIN POV

Pulang dari sentul gue kepikiran dia terus gatau kenapa dan ada apa dengan diri gue. Kalo deket dia tuh rasanya seperti Anda menjadi ironmann. Hahahah canda sayang!

Dia punya daya tarik tersendiri yang bikin gue selalu pengen tau tentang dia. Dia yang berbeda dari perempuan lainnya. Ya dia Natasha Galvira Alexander!

Gue buka dm iseng chat dia, ternyata di bales, gue juga menawarkan diri buat ajarin dia balapan. Karena dari sepenglihatan gue dia udah punya skill yang lumayan. Dan gue ga nyangka dia bisa punya skill sampe situ.
Hari Senin itu hari yang banyak di benci oleh murid karena mereka harus datang lebih pagi buat upacara dan menuju ke weekend itu lama banget.
•••

Setiap Senin upacara dimulai pukul 07.00 jadi semua siswa diharapkan datang sebelum jam tersebut. Biasanya nih Hari Senin tuh banyak banget yang telat, kebetulan hari ini gue kebagian jaga gerbang.

Jadi tiap hari pasti ada jadwal piket osis buat jaga gerbang bareng guru piket. Nah kebetulan hari ini gue jaga jadi pagi-pagi buta gue udah di sekolah. Ya kali gue jadwal jaga tapi gue telat.
•••

Jam menunjukkan pukul 6.45 dan 15 menit lagi upacara dimulai. Lapangan mulai ramai dipenuhi siswa siswi SMA Venus dari kelas X, XI, sampai kelas XII. Semua berbaris menurut kelasnya masing-masing.

Matahari semakin terik tetapi upacara baru akan dimulai. Gue suruh Ariq tutup gerbang karena tinggal 1 menit lagi upacara akan dimulai.

Gerbang sudah tertutup sempurna, pemimpin upacara baru saja memasuki area lapangan. Gue dan Ariq balik badan mau ke lapangan tiba-tiba gue denger suara langkah kaki yang terburu-buru seperti sedang berlari. Gue balik badan lagi nengok ke belakang, dan ternyata gue liat Nasha dan beberapa anak lain baru datang. Mereka telat 2 menit!

Gue agak sedikit kaget waktu liat Nasha telat. Gak biasanya dia telat, karena dia biasanya diantar Bang Gibran. Tapi gue ga liat Bang Gibran.

Dia juga kayaknya kaget waktu liat gue. Akhirnya gue balik kearah gerbang, sambil bilang...

"Tau kesalahan kalian? Tunggu sampai upacara selesai baru masuk!" Ucap gue tegas. Mereka hanya mengangguk pasrah.
Gue pun mengikuti upacara hingga selesai di barisan osis paling belakang.
•••

Pukul 8.15 barisan bubar, siswa siswi kembali ke kelas mereka masing-masing. Gue kembali ke gerbang buat catet nama murid yang terlambat.

Ariq buka gerbang dan suruh mereka masuk. Gue suruh mereka baris dan tulis nama mereka satu-satu. Hari ini yang telat lumayan banyak sekitar 10 orang lebih tapi kurang dari 12 orang, lebih tepatnya 11 orang.

Kebanyakan yang telat itu anak kelas XI laki-laki karena biasanya mereka nongkrong dulu di warung sebelah gang sekolah. Deket situ juga ada lahan parkir buat yang bawa motor tapi gak bisa parkir di sekolah karena blom punya SIM.
•••

Setelah gue catet semua nama yang telat di buku pelanggaran, mereka semua di giring untuk ke lapangan buat menerima hukuman. Anak laki-laki mendapat hukuman berbaris dan hormat ke bendera sampai bel istirahat pertama, dima bel istirahat masih 1 jam setengah lagi. Sedangkan anak perempuan membersihkan toilet.
•••

AUTHOR POV

Bel berbunyi setelah Nasha menyelesaikan hukumannya. Ia baru saja membersihkan toilet yang kotor dan menjijikan. Selesai menjalani hukumannya ia beranjak ke kelasnya menemui teman-temannya.

"Nasha, kamu darimana? Kok baru dateng?"  Tanya Alice.

"Sorry gue telat."

"Tumben lo telat biasanya lo kan bareng sama abang lo?" Tanya Ara. Karena memang Ara,Devan, dan Jovan sudah ada di kelas Nasha karena Alice memberitau bahwa Nasha belum datang.

"Tadi abang gue ada urusan mendadak jadi dia ga bisa nganterin terpaksa gue bawa motor sendiri mana udah siang lagi gue ga punya SIM juga jadi parkir di luar."

"Kenapa lo ga kabarin kita biar bisa nebeng?" Tanya Jovan.

"Mana sempat keburu telat!" Jawab Nasha.

"Ujungnya lo juga telat! Dah lah kita kantin aja! Dah pada rame nih." Sahut Ara.

Akhirnya mereka pergi ke kantin.
•••

Sesampainya di depan kantin Nasha yang hendak memasuki pintu kantin tersentak karena ada seseorang yang mencekal tangannya. Dia Gavin!

"Kenapa?" Tanya Gavin.

"Kenapa apa??" Tanya balik Nasha karena tak mengerti arah pembicaraan Gavin.

"Kenapa telat?"

"Ohh.. parkir dulu di sebelah sekolah jadi lama."

"Tumben! Ga sama Bang Gibran?"

"Tau tuh pagi-pagi udah pergi gue di tinggal."

"Oh. Lain kali bilang gue jemput."

"Iya santai aja."

"Yaudah sana makan."

"Oke! Duluan ya!" Seru Nasha yang dibalas anggukkan oleh Gavin.

Nasha melangkahkan kaki menjauhi Gavin menuju teman-temannya yang sudah memesan makanan.
•••
Happy Saturday nite ✨✨✨
Partnya dikit ya? Maap ya ✌️
Enjoy it!🤩
Salam sayang dari Gavin dan Nasha 🥰😍😘🔥

Gavino Birendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang