【 Part 4. Sasrahan Bayangan 】

146 119 49
                                    

Welcome to my reading

I Like You So Much.

"Assalamualaikum, Mamah Ana" teriak Hani di depan pintu utama rumah Rafli. Padahal pintunya sudah terbuka lebar. Caper dikit boleh lah sama calon mertua biar dikira masih berlaku sopan santunya.

"Masuk aja ka, mamah ada di dalem ko" ujar Ano adik Rafli yang masih Smp.

"Kalian lagi pada ngapain?" tanya Hani kepada tujuh orang laki-laki yang pasti temannya Ano.

"Lagi ngegame ka" jawab salah satunya.

"Oh pantes enak ya ada wifi nggak ngelag"

"Iya ka"

"Yaudah Ano, kaka masuk ya" izin Hani, yang diangguki oleh Ano.

Pertama Hani masuk rumah Rafli tidak langsung menampilkan ruang tamu, tapi melewati lorong terlebih dahulu baru setelah itu ruang tamu.

Disana, di ruang tamu. Disofa, ada seorang gadis sedang duduk manis masih memakai seragam sekolah lengkap sama seperti Hani seragamnya. Tapi bedanya Hani sudah mengganti seragamnya dengan pakaian main.

"Windi" panggil Hani.

"Hai Ka Han" sapanya memberi senyuman termanis dia tapi masih manisan gula sih atau gak senyumannya Hani.

Ya gitu lah kalo sama pacar orang yang cowonya dia sukai bawaannya pengen ngejelek-jelekin pacaranya teross bahkan sampai udah putus pun masih gas terus.

"Ngapain kesini?" tanya Hani yang sudah duduk di samping wWndi. Menyandarkan punggungnya ke sofa "Masih pake seragam lagi, belum pulang emang?" tanya Hani lagi.

Basa basi dikit biar ga dikira lagi introgasi orang. Nanti kan hati Hani yang berabe, Ketaun suka sama Rafli. Emang bener sih, wkwk.

"Belum Ka" jawabnya "Kata ka Rafli suruh kesini dulu baru kerumah aku" jelasnya.

Ya dia kalo lagi ngobrol atau apalah pasti manggil Rafli itu pake embel-emebel 'ka'. Coba kalo lagi berduaan pasti nih anak manggil nya 'beb, honey, bani, baby, sayang, bebek ' noh sekalian.

Biasa kalo orang cemburu pengennya nyinyir terus gada yang lain.

"Emang mau kemana?" tanya Hani.

"Mau jalan Ka" jawabnya sambil malu-malu gitu padahal Hani udah gedeg dari tadi.

Hani menormalkan kembali raut mukanya. Yang tadinya gasuka dengan jawaban Windi menjadi menampilkan raut muka yang biasa saja seolah tak terjadi percikan-percikan api cemburu.

"Harusnya kamu itu pulang dulu Wind, jangan langsung kesini. Masih pake seragam lagi"

"Emang kenapa ka kalo masih pake seragam?" tanya Windi dahinya sudah berkerut dan penasaran.

Hani membenarkan posisi duduknya. Menghela nafas sebentar "Ya gak enak lah sama tetangga, nanti di sangkanya yang enggak-enggak" jelas Hani "Kalo lo pulang dulu kan enak bisa dandan tampil cantik di depan Rafli, biar gak nunggu lama juga" imbuh Hani "Cewe kan kalo dandan suka lama gitu ya" lanjutnya lagi melirik Windi sekilas yang sudah mulai resah.

Hani melihat Windi yang sudah mulai resah tak karuan. Lucu juga sih ngerjain pacar cowo yang disukai. Ada kebahagiaan tersendiri gitu.

"Gue bisa bantu ko kalo lo mau pulang sekarang" tawar Hani dengan otak liciknya yang berjalan begitu lancar.

"Terus Ka Rafli gimana ka?" resahnya.

"Nanti gue yang bilangin kalo lo pulang duluan"

Windi sempat menatap kamar Rafli yang berada di atas sebentar, lalu menatap kembali ke arah Hani yang berbinar rencana nya akan berhasil.

"Pulangnya sama siapa?" tanya Windi lagi dengan perasaan yakin tak yakin.

"Sama Ano aja, Lo kenal kan adiknya Rafli?" ujar Hani yang di jawab anggukan kepala oleh Windi yang tampak ragu.

Dengan semangat Hani berdiri dari duduknya. Melenggang begitu saja. Melewati lorong dan menghampiri Ano di sana.

"Ano, kamu anterin Windi sampai rumah ya"

Ano hanya mengangguk-anggukan kepalanya dengan mata dan tangan yang masih asik main game di ponselnya.

"Nanti kasih tau ka Rafli ya ka" pinta Windi. Sudah duduk manis di belakang jok motor Ano.

Hani mengancungkan jempolnya semangat. Setelah Ano dan Windi yang sudah tidak terlihat lagi, barulah Hani memasuki rumah Rafli dan duduk bersandar lagi di sofa ruang tamu.

"Han, lo ko di sini" heran Rafli membenarkan hodinya berwarna kuning itu.

Anjirrr. Rafli kali ini lebih tampan dari pada pagi hari. Hodi warna kuning dan celana jeans selutut terkesan cool di lihatnya.

"Terpesona, heh" goda Rafli mengedipkan sebelah matanya ke arah Hani yang sedang melamun.

Langsung saja Hani melengoskan wajahnya ke arah lain asal jangan ke arah Rafli saat ini.

Bayangin aja, gimana gak terpesona. Raflinya aja tampil cool maxsimal gitu. Tapi sayang seribu sayang, tampil semaxsimalnya itu bukan buat Hani.

Rafli yang menyadari gadisnya tidak ada di ruangan itu pun langsung menatap intens ke arah Hani yang acuh tak acuh. Ntah rencana apa lagi yang akan dijalankan oleh otak cantiknya.

"Windi mana?" tanya Rafli to the poin. Ada sedikit rasa hawatir didirinya. Takut Hani bicara yang tidak-tidak dengan Windi.

"Di antar pulang tadi sama Ano" jawab Hani tanpa bersalah dan tanpa melihat Rafli "Lo lama kali, makanya dia pulang duluan"

"Bukan karena lo yang suruh pulang kan" tuding Rafli.

"Gue gak segitunya dendam sama lo kali Fi"

"Ya kali aja lo beneran baper sama chat gue kemarin. cemburu gitu jadi ngusir Windi dari rumah gue"

Hani menaruh ponselnya begitu saja di sofa. Menatap tajam ke arah Rafli yang mengetahui bahwa ia sedang cemburu.

Emang bener si Rafli itu cenayang handal. Buktinya dia tau dirinya sedang cemburu. Untung saja belum tau isi hatinya.

"Kalo lonya yang ngarepin gue baper sama lo sih, terserah" acuh Hani.

"Ogah amat gue nagrepin lo baper sama gue" ketus Rafli membuang wajahnya "Mending gue baperin Windi sampe dia ga bosen sama gue" cibir Rafli.

"Wallah, nanti juga lo yang baper sama gue. wlee"

"Situ nyumpahin neng" ledek Rafli.

"Bodo amat, sumpahnya cecan mah terkabull"

"Ga kebayang aja kalo gue bisa suka sama lo"

"Belum suka aja udah di bayang-bayangin. Gimana kalo udah suka kali ah"

"Bukan gitu maksud gue" elak Rafli memasukan kedua tangannya di kantong hodie tersebut.

Hani menaikan kedua alisnya pertanda 'Terus maksudnya apa'.

"Gini nih, kalo gue nikah sama windi kan nanti sasrahannya pake mobil gitu kan secara rumah windi agak jauh. Jadi romantis kesannya."

"Iyah terus" hani manggut-manggut menunggu kelanjutan ucapan Rafli.

"Nah,, kalo gue nikah sama lo, sasrahannya gimana?" tanya Rafli, padahal Hani sudah baper. Perutnya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan disana "Masa mau gue alung-alungin dari sini kerumah lo kan gak lucu" tawa Rafli pecah begitu saja.

Membuat Hani malu sendiri. Sungguh rRfli ini cenayang dan tukang baperin yang handel untuk mematahkan hati seseorang.

"Mati aja sono loh"

Slm_llahniph:)
Don't forget coment and vote.

26 Juni 2020

Han & 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang