Welcome to my reading
I LIKE YOU SO MUCH.
Dikediaman rumah Rafli, begitu lengkap dengan kehadiran Gunawan - ayah Rafli. Sekarang mereka sedang berada di ruang makan, lebih tepatnya sedang makan malam bersama.
"Pah, besok Ano penyerahan juara tadinya mau mamah yang dateng tapi, kalo papah yang dateng kesekolahan mau nggak?" Ano menatap Gunawan dengan perasaan berharap dan takut.
Ano takut karena telah lancang meminta papahnya untuk hadir kesekolahan besok. Tapi, dia juga berharap bahwa papahnya itu menyetujuinnya dan mengambil piala itu.
Gunawan tersenyum tulus, ada rasa bersalah dihatinya. Mengusap pucuk kepala Ano dengan pelan. "Papah bakal dateng nak"
Senyuman dikedua sudut bibir Ano merekah begitu saja ketika mendengar penuturan papahnya.
"Memang kamu ikut lomba apa sampe dapet piala?" tanya Gunawan setelah meminum air putih didepannya.
"Olim matematika pah" jawab Ano masih dengan senyumannya.
"Pinter banget anak papah" ucap Gunawan tulus.
Ano mengangguk. "Biar bisa bisnis kaya papah" jawab Ano mantap.
"Tapi perusahaan papah mau papah kasih sama abang kamu" gurau Gunawan membuat Ano mengurungkan wajahnya.
"Nggak usah pah, biar Ano aja yang megang perusahan papah. Rafli mau jadi dokter kalo gitu." cletuk Rafli, menimpali omongan Gunawan.
Memang dulunya Rafli berpikir untuk meneruskan perusahan Gunawan. Tapi setelah dipikir - pikir ada baiknya juga bila Ano yang memegang perusahaan Gunawan.
"Tuh pah jadi, perusahaan papah buat Ano aja" seru Ano senang.
Gunawan tersenyum tulus tak urung dia pun menganggukkan kepalanya. "Belajar yang rajin" pesan Gunawan.
"Papah disini satu minggukan?" tanya Rafli hati - hati.
"Iyah son, papah juga mau luangin waktu buat kalian. Maaf yah papah gak bisa jadi papah yang kalian inginkan. Suatu saat nanti, kalo waktunya udah tepat, papah bakal kasih tau tentang semuanya"
"Hani, udah nganggep aku abang pah, dia sekarang manggil aku abang" lirih Rafli tapi masih bisa didengar.
"Kamu harusnya seneng dong Raf" ujar Ana.
"Aku takut nanti Hani benci Rafli mah" Raut muka Rafli kini kembali memelas, membayangkan Hani yang membeci dirinya.
"Hani gak bakal benci kamu son, dia pasti marah dan kecewa sama papah"
"Bang pleas, papah disini jarang kumpul sama kita jadi tolong jangan bikin suasana jadi sedih. Harusnya kita bikin setiap kali bareng papah itu kebahagiaan bukan kaya gini"
"Maaf" lirih Rafli menundukan kepalanya.
Hening untuk beberapa saat. Hanya suara dentingan sendok Ano dan Ana yang masih makan.
"Oh iya, Rafli udah punya pacar mas" seru Ana seraya menyatukan piring - piring kotor untuk dibawa ketempat pencucian.
"Wah, anak papah udah gede dong kalo udah kenal cinta" imbuh Gunawan.
Rafli terkekeh. "Hari minggu Rafli bawa kesini pah" katanya.
"Iyah, 'kan besok papah nya kesekolahan Ano"
"Pokonya besok papah jangan kesiangan, nanti Ano telat" ingat Ano, setelah membantu Ana.
"Papah gak bakal telat Ano" Gunawan menghela nafas pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Han & 4
Teen FictionCerita mengandung alur yang berantakan dan susah ketebak oleh isi otak kalian. Mari follow dulu author