7. Rahasia Terakhir

19 4 0
                                    

“Kakak sayang kamu, kakak akan melakukan yang terbaik untuk kamu. Kakak gak akan biarkan orang lain menyakiti kamu.” –Dewi

“Kamu belum paham juga? Tuh! Liat plang yang ada disana!” suruh Kak Dewi pada adiknya itu. Entah terbuat dari apa otak adiknya yang satu ini, sungguh lambat sekali untuk memahami sesuatu, tapi karna kakaknya sangat sayang pada Juni ia tetap sabar menghadapi kelakuan adiknya ini.

“Kakak serius ajak aku kesini?” ucap Juni pada Kakaknya setelah tau kakaknya membawanya kemana.

“Seriuslah… buktinya aja kamu udah ada disini,” ucap Kak Dewi meyakinkan Juni.

“Makasih ya kak, Juni beneran gak kepikiran buat kesini,” tulus Juni.

“Ya iyalah.. mana sampe kamu mikir kesini,” ujar Kak Dewi sambil tertawa.

“Ih… Kak Dewi nyebelin deh!”

“Kakak tau kamu gak bisa belajar sendiri, jadi kakak nyari tempat les yang gak privat. Mungkin ada 15 sampai 20 orang tiap kelasnya.”

“Kakak tau aja aku, sekali lagi makasih ya kak.”  Sungguh Juni sangat bahagia, terlalu banyak hal yang membuatnya bahagia hari ini.

“Kakak udah daftarin kamu, kamu masuk gih kayaknya udah mau mulai,” suruh Kak Dewi pada Juni setelah melihat anak-anak yang semula bermain dihalaman kemudian masuk kedalam bangunan itu.

“Yaudah Juni masuk dulu ya kak, bye.” Juni berlari menuju kelas tempat les-nya, sesampainya di depan pintu kelasnya itu Juni tersenyum. Juni melihat banyak teman yang sama sekali tak ia kenal, ingin rasanya Juni menyapa semua orang yang ada disana dan berkenalan dengan mereka satu per satu.

“Hai, kamu Juni ya?” panggil seorang wanita yang berdiri didepan kelas yang kiranya adalah guru yang mengajar disana.

“Iya, saya Juni,” jawab Juni sopan, masih dengan senyumnya yang lebar.

“Ayo, silahkan masuk,” suruh wanita itu. Kemudian Juni berjalan memasuki ruangan itu, semua pandangan tertuju pada Juni. Itu membuat Juni sedikit canggung, namun Juni meyakinkan dirinya untuk percaya diri.

“Tolong perkenalkan diri kamu keteman-teman yang lain, nama, asal, hobi dan lain-lain,” ucap wanita itu lagi.

Juni mengangguk, kemudian menghadap ke arah siswa lain yang ada disana. “Perkenalkan nama saya Dwi Juniantari, kalian bisa panggil saya Juni. Saya berasal dari SD Nusantara dan hobi saya adalah membaca dan bersepeda, saya harap kalian semua mau berteman dengan saya, terimakasih,” ujar Juni memperkenalkan diri, masih dengan senyumnya yang manis itu.

Juni kemudian duduk di salah satu kursi kosong disana, dan tepat disebelahnya duduk seorang anak laki-laki.

“Hai, nama aku Juni kamu siapa?” tanya Juni pada anak tersebut.

“Oh, hai aku Surya. Salam kenal,” jawabnya.

“Iya, salam kenal. Kamu udah lama les disini?” tanya Juni lagi, masih dengan senyumnya yang manis.

“Udah lama sih, udah  dari kelas 3 Sd.” Ujar Surya sembari menyiapkan buku karena pembelajaran akan segera dimulai. “Nanti kalau udah selesai aku ajak kamu keliling deh, liat-liat tempat disini tapi kamu nanti ada waktu kan?” ujarnya lagi.

“Eh ada kok, makasih ya,” ucap Juni senang.

Proses pembelajaran berjalan dengan baik, Juni sangat mengikutinya dengan tekun. Jujur ia sangat senang, ia bisa mendapatkan teman baru dan bisa mendapatkan pelajaran tambahan.

***
“Seperti yang lo tau, disini itu tempat pembelajaran,” ujar Surya setelah pembelajaran selesai. “Kita ke taman yuk!” ajak Surya.

“Yukk!” semangat Juni.

JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang