6. Ulangan

22 4 0
                                    

“Tak ada usaha yang sia-sia, dan usaha tidak akan menghianati hasil,” –Dwi Juniantari

Sesuai yang dikatakan oleh Pak Artha kemarin, hari ini kelas 4 Sd Nusantara mengadakan ulangan harian.

“Gila, baru aja hari kedua ngajar disini udah ngasi ulangan. Mana gak belajar lagi kemarin!” ujar Dhani teman sekelas Juni.

“Itu sih salah lo ngapain juga kemarin main bola padahal tau hari ini ulangan,” ucap Andrian teman sebangku Andika.

“Suka-suka gue lah, hidup-hidup gue juga,” ujar Dhani sewot. “Ita Juni nanti gue nyontek sama kalian ya?...” ujar Dhani memohon pada Ita dan Juni.

“Ogah!!” ucap Ita dan Juni bersamaan.

“Pelit amat sih! kalau gitu Mala... Tini gue nyontek nanti ya?” ujarnya lagi pada Mala dan Tini.

“Iya-iya, kalau sempet nanti aku kasi tau,” kata Tini pada Dhani.

“Loh-loh Tini kamu kok kasi dia sih?! Gak usah lah kasi dia, udah tampang kayak preman gitu kok kamu kasih sih biar aja dia berusaha salah dia sendiri gak belajar kemarin,” ujar Asih pada Tini.

“Gapapa kan sekali-kali bantu dia,” ujar Tini halus.

***
Ulangan dimulai semua murid fokus mengerjakan ulangannya, hanya ada beberapa orang yang menengok kanan kiri untuk mendapatkan jawaban.

“Tini mana? Katanya mau bantu gue, siniin jawaban lo gue mau salin,” ucap Dhani pelan pada Tini. Tapi malang nasib Dhani, baru saja ingin mengambil kertas ulangan milik Tini, Pak Artha lebih dulu mengambilnya.

“Kalian ngapain?” kata Pak Artha, membuat pandangan semua murid tertuju pada Tini, Dhani dan Pak Artha.

“Waktu untuk kalian habis! dan kalian silahkan berdiri di depan kelas!” ucap tegas Pak Artha.

“Eh.. jangan dong pak saya sama sekali belum buat, kasi waktu bentar lagi pak,”ucap Dhani memohon.

“Gak ada!! Kamu itu seharusnya berusaha sendiri, kapan mau maju kalau kalian terus menghandalkan orang lain? berusaha sendiri!. Dan untuk kalian berdua, kertas ulangan kalian bapak sita kalian gak bisa lagi terusin untuk  menjawab,” perintah Pak Artha tegas pada Tini dan Dhani.

Selama jam istirahat berlangsung Tini dan Dhani berdiri di depan kelas, sedangkan yang lain pergi ke kantin. Tadi Juni, Mala, Ita dan Asih ingin tetap menunggu Tini di kelas tapi Tini memaksa untuk tidak menunggunya karena ia tau bahwa para sahabatnya itu tidak akan bisa fokus untuk belajar bila perut mereka sedang lapar.

Setelah bel pergantian berbunyi, semua murid bergegas ke kelas. Pak Artha sedari tadi hanya diam di kelas mengawasi Tini dan Dhani sambil memeriksa hasil ulangan yang telah dilakukan.

“Baik bapak akan bacakan siapa saja yang mendapat nilai tertinggi di kelas ini, ada lima orang yang mendapatkan nilai sempurna dan hanya ada dua orang yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata,” ucap Pak Artha, “Lima orang yang yang mendapatkan nilai sempurna adalah Lisa Asmiranda, Andika Pristian, Mala Kumalasari, Anita Jelita Putri dan Asih Ristiana,” kata Pak Artha lagi, membuat Juni kehilangan semangatnya.

“Tuh! Orang pinter akan tetep pinter, orang goblok akan tetep goblok juga. Mau belajar seberapa keras pun, kalau udah goblok ya goblok aja gak usah mimpi mau kalahin orang pinter,” sindir Lisa pada Juni, sedangkan Juni hanya mendengarkannya dengan malas. Entah sudah keberapa kalinya ia mendengar hal itu dari Lisa, Juni memiliki prinsip Tak ada usaha yang sia-sia, dan usaha tidak akan menghianati hasil dan Juni percaya itu.

Juni ragu untuk membuka hasil ulangannya, Juni takut bahwa orang yang mendapat nilai dibawah rata-rata itu adalah dirinya, tetapi Ita menyakinkan Juni seberapa pun nilainya yang penting dengan usahanya sendiri kita semua harus syukuri.

JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang