"Ternyata lo cantik kalau lagi diem dan gak marah-marah," -An
Pukul 5.30 pagi,
Juni sudah siap dengan seragam sekolahnya, seperti sebelumnya Juni dibangunkan oleh kakaknya. Namun kali ini Kak Dewi tidaklah tidur lagi, melainkan membuatkan sarapan untuk Juni serta adik laki-lakinya –Madi yang saat ini masih sekolah di taman kanak-kanak.Dengan headset di telinganya Juni duduk di meja makan sendirian sembari mendengarkan lagu.
Mari berlari meraih mimpi
Menggapai langit yang tinggi
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hatiKuatkan diri dan janganlah kau ragu
Tak kan ada yang hentikan langkahmukita kan terus berlari
(Ya ya) tak kan berhenti di sini
(Ya ya) marilah meraih mimpi
(Ya ya) hingga nafas tlah berhentiKita kan bertahan
Hadapi rintangan
Perlahan-lahan dan menang
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hatiKuatkan diri dan janganlah kau ragu
Tak kan ada yang hentikan langkahmukita kan terus berlari
(Ya ya) tak kan berhenti di sini
(Ya ya) marilah meraih mimpi
(Ya ya) hingga nafas t'lah berhentiTak ada yang tak mungkin
Bila kita yakini
Pastilah 'kan kau dapatikita kan terus berlari
(Ya ya) tak kan berhenti di sini
(Ya ya) marilah meraih mimpi
(Ya ya) hingga nafas t'lah berhentikita kan terus berlari
(Ya ya) tak kan berhenti di sini
(Ya ya) marilah meraih mimpi
(Ya ya) hingga nafas t'lah berhentiMeraih Mimpi- J-Rocks
Lagu sudah menjadi Moodbooster bagi Juni, seolah lagu bisa menggambarkan perasaannya.
***
Juni sampai di kelasnya lebih awal, lagi-lagi hanya ada Andika Pristian dikelas dengan buku yang setia ditangannya.Jantung Juni mulai berdetak ketia ia melihat senyum manis milik Andika ketika membaca buku.
Kapan ya Juni bisa jadi penyebab senyummu An? - batin Juni.
"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu?!" seketika Juni tersentak oleh ucapan pria didepannya itu.
Andika tak suka bila orang lain menatapnya seperti yang dilakukan Juni tadi.
"E... Eh, Ju... Juni itu. Juni--" ucap Juni terbata. Ia selalu salah tingkah di dihadapan pria ini.
"Udahlah, pergi sana. Gajelas lo!" sarkas Andika pada Juni.
Seketika emosi Juni meningkat mendengar perkataan Andika padanya.
"Ngapain Juni pergi! Ini kan kelas Juni juga! Terus mata matanya Juni, terserah dong Juni mau liat kemanapun toh gak ngerugiin kamu kan?" ujar Juni dengan nada tak santai.
Setelah bisa meredamkan emosinya, Juni melenggang pergi menuju bangkunya.
Dan pria yang tadi membuatnya emosi, sama sekali tak menghiraukannya.
***
Bel berbunyi, penanda jalan surga telah terbuka untuk para siswa. Iya, sekarang adalah jam istirahat. Juni beserta empat sahabatnya itu tengah asik mengobrol dikelas sembari memakan bekal yang mereka bawa dari rumah."Guys kalian tau gak? kemarin kan Juni ikut les. Disana rame banget, Juni dapet temen-temen baru disana, terus-terus Juni diajak keliling sama Surya. Terus itu dia baik banget deh pokoknya," ujar Juni semangat bercerita pada sahabatnya itu.
"Surya itu siapa dah?" tanya Mala, karena merasa asing dengan nama itu.
"Surya itu temen baru Juni di tempat les," balas Juni pada Mala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Juni
Novela JuvenilUntuk pertama kalinya hati ku berdetak sangat kencang di hadapan seseorang apakah ini cinta atau hanya hayalan semata?? Untuk pertama kalinya aku merasakan cinta dan untuk pertama kalinya aku merasakan cinta tetapi tak terbalaskan Untuk pertama ka...