tigapuluh delapan

102K 6.6K 473
                                    

"Udah nunggu lama?" tanya Alicia sambil menutup pintu mobil dengan perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah nunggu lama?" tanya Alicia sambil menutup pintu mobil dengan perlahan.

Catur, yang duduk di kursi pengemudi dengan kaos hitam polos, celana jeans panjang, dan sepatu Vans klasik, hanya menggeleng pelan. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya, tapi senyum tipis di wajahnya seolah menjawab semua pertanyaan Alicia. Mobil hitam itu mulai meluncur keluar dari halaman rumah Alicia, meninggalkan bayangan rumah besar yang kini terlihat jauh di belakang.

Di dalam mobil, hanya keheningan yang mengisi ruang di antara mereka. Namun, anehnya, keheningan itu terasa nyaman, seolah sudah menjadi bagian dari hubungan mereka. Alicia melirik ke arah Catur dari sudut matanya, meneliti wajah kekasihnya yang fokus pada jalan. Wajah itu selalu membuatnya penasaran—diam tapi penuh makna.

"Kamu bilang mau jemput aku jam tiga, tapi sekarang baru jam satu" gumam Alicia, mencoba memancing reaksi.

Catur melirik sekilas ke arahnya, lalu tersenyum kecil. "Biar bisa lebih lama bareng kamu" jawabnya singkat, tapi cukup untuk membuat jantung Alicia berdetak sedikit lebih cepat.

Alicia mendengus, tersenyum kecil meski mencoba menyembunyikannya. "Aneh banget sih kamu" ujarnya, setengah bercanda. Namun, dalam hati, ia tak bisa memungkiri bahwa ada perasaan hangat yang menjalar setiap kali Catur mengucapkan hal-hal sederhana seperti itu. Di balik sikap dinginnya, Catur selalu berhasil membuat Alicia merasa istimewa.

Dengan sedikit malas, Alicia merogoh tasnya dan mengeluarkan Lip Tattoo. Ponselnya juga sudah siap di tangan lain, ia berencana mengambil selfie untuk mengisi waktu. Catur melirik lagi, matanya mencuri pandang pada gerakan Alicia.

"Kamu beli yang baru lagi?" tanya Catur, nadanya tenang tapi membuat Alicia terhenti sejenak.

Alicia menoleh, alisnya terangkat heran. "Kok kamu bisa tau?"

Catur mengangkat bahu sambil tetap memfokuskan diri pada jalan. "Feeling" jawabnya seolah-olah itu hal sepele.

Alicia menggelengkan kepala, heran dengan keakuratan tebakannya, tapi memilih tidak memperpanjang topik. Setelah puas berpose dan mengambil beberapa selfie, ia berbalik menghadap Catur, berharap mendengar pendapatnya.

"How do I look?" tanyanya dengan nada menggoda, mengharapkan pujian.

"Cantik" jawab Catur cepat tanpa menoleh sedikit pun dari jalan. Alicia meninju lengannya pelan, merasa sedikit kesal.

"Kamu belum lihat aku" protesnya, mencoba terdengar serius, meski matanya berbinar-binar menahan tawa.

Catur terkekeh pelan. "Cantik, sayang" ucapnya lebih lembut kali ini.

"Tapi kamu belum lihat aku!" ulang Alicia, dengan nada manja yang bercampur sedikit cemas.

Akhirnya, Catur menoleh sebentar, tersenyum penuh arti. "Cantik" ucapnya lagi, kali ini lebih yakin, sebelum kembali fokus pada kemudi.

CATUR [Republished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang