EPISODE 7

19 1 0
                                    

Alina semakin tak terkendali. Nafasnya kian memburu akibat gairah yang sudah memuncak! Tangan Vato yang basah akibat air, kini merangsang lehernya hingga kedinginan! Perlahan, ia pun tersenyum nakal sembari menatap Vato tanpa melawan.

"Apa yang lucu?" tanya Vato yang keheranan.

"Kau ingat?" Alina perlahan melipat kedua tangannya.

"Apa? Matamu terlihat aneh ...." Vato semakin bingung.

"Cekik aku lebih keras lagi." pinta Alina sambil memainkan alisnya.

"Kau sungguh tidak nyambung." kata Vato sambil menggelengkan kepala.

"Maksudku ... cekik aku seperti ini." Alina lalu meraih 'gantungan kunci' milik Vato dengan satu tangan.

"Hi ...?" kaget Vato.

"Apa kau yakin, ingin membunuhku?" tanya Alina sambil mengelus-ngelus 'benda' itu.

"K-kau ingin tahu jumlah korbanku?" ancam Vato yang sedikit merasakan keenakan.

"Aku tidak tahu soal itu. Namun yang pasti, kau membunuh mereka dengan alasan, 'kan? tanya balik Alina, sambil merasakan 'benda' itu semakin besar dan keras.

"K-kau ... Aah ...." desah Vato.

Alasan itulah, yang sudah membuat Alina tahu bahwa Vato bukanlah lagi ancaman. Ya, Vato yang lebih dulu terbuka akan semua itu. Kini, giliran ialah yang akan merasakan serangan balik dari Alina!

"Kemari kau!" geram Alina yang kini menarik tangan Vato sekuat tenaga.

Alina menariknya keluar kamar mandi, dan melemparnya bagai kertas ke atas ranjang. Vato mendarat dengan posisi terlentang dan pasrah begitu saja. Gairah Vato juga sudah terpicu, akibat melihat Alina yang kini seperti wanita iblis. Bagi Vato, wanita iblis itu keren.

Akan tetapi,

"T-tunggu dulu! Kau ... kau teler, Lin!" ucap Vato yang baru sadar melihat pupil mata Alina.

"Ya! Terus kenapa?" balas Alina.

Di saat Vato ingin bangun, Alina langsung mendorong dan menindihnya dengan cepat. Alina pun mulai melepas pakaiannya sambil menduduki Vato.

Vato bahkan sedikit takut menerima keadaan itu! Tak ada yang dapat menghentikan Alina untuk saat ini! Permainan pun, di mulai!

"Kau cukup berbaring dan menikmatinya saja." ucap Alina dengan senyuman yang kini terlihat jahat.

☆☆☆☆☆

Dua jam pun mengakhiri permainan mereka. Kini, Alina sedang bersandar di tembok sambil menghisap sebatang rokok. Sedangkan Vato hanya duduk di atas ranjang, sembari memakai selimut hingga sebatas dada.

"Kita baru saja saling kenal ...." lirih Vato yang terdengar pilu.

"Bukankah kita sama-sama menikmatinya?" ucap heran Alina sambil menahan rokok di mulutnya.

"Setidaknya, pakailah sedikit perasaan. ujar Vato yang tak mau melihat wajah Alina.

"Jadi seperti ini sifatmu?" Alina bingung melihat Vato.

"Entahlah ...." lirih singkat Vato.

"Kau tak perlu merasa bahwa kaulah korbannya. Anggap saja ini tidak pernah terjadi, oke?" jelas Alina yang terdengar malas untuk menanggapi sifat Vato.

Hingga,

"Oeeek ... oeeek!" kedua bayi itu pun mulai menangis.

"Kembalilah untuk menjaga mereka. Aku akan pergi bekerja." ucap Alina sambil memakai pakaiannya kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENJAHATKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang