Ketukan pintu terdengar, seorang wanita paruh baya meninggalkan peralatan masaknya dan bergegas menuju pintu. Ia sedikit mengernyit bingung kala ia telah membukakan pintu dan mendapati seorang gadis dengan sekeranjang buah ditangannya.
"Cari siapa?" raut ramah yang ia berikan mengundang kegugupan dari gadis ini rupanya.
"Saya Jia, teman Mira." Ia terkekeh kecil kemudian mempersilakan teman anaknya untuk memasuki rumah.
"Saya Ibu Mira."
Senyuman hangat Jia dapati, Jia sempat terpaku beberapa saat, namun ia balas dengan seulas senyum tipis. Ia ulurkan sekeranjang buah ditangannya kepada ibu Mira. Ia mendapati sambutan hangat, Jia berdebar. Hal sederhana yang tidak pernah ia dapati dari ibunya.
Dendam terasa semakin terpupuk untuk Mira. Dia bahkan punya orangtua yang sangat baik. Dan dengan keserakahannya, Mira masih ingin merebut satu-satunya yang ia punya?
"Mira gak pernah cerita punya temen secantik kamu lho."
Kekeham samar menyadarkan Jia yang khusyuk berkontemplasi. Jia hanya merespon dengan senyum tipisnya, bagaimana Mira mau cerita, jika yang akan ia ceritakan saja rivalnya.
"Panggil ibu saja, ya? Teman-teman Mira yang lain juga panggil seperti itu kok, jangan sungkan."
Ibu Mira tersenyum, membuat Jia yang ditatap mengangguk canggung. Dan pipinya sedikit memerah, Jia merasa gugup, ia lupa kapan ia leluasa menyebut ibunya sendiri dengan panggilan itu?
"Kamu manis, ya ...." Ibu Mira terkekeh sambil mengusap lengan Jia.
"Kamu tunggu di kamar Mira saja, ya? Dia sedang mandi, ibu lanjut masak."
"Maaf,"
"Ya?"
Jia menjadi salah tingkah, entah karena apa tiba-tiba dia ingin mengatakan maaf, "ga bisa bantu."
Lagi-lagi Ibu Mira terkekeh, kemudian menunjukkan dimana arah kamar Mira. Setelahnya ibu Mira berlalu ke dapur untuk melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, sedangkan Jia berjalan menuju kamar Mira seraya menatapi tata letak rumah tersebut.
Ceklek
Tidak di kunci ternyata, Jia memasuki kamar Mira masih tetap menatapi barang-barang sekitar, hingga ia memutuskan untuk duduk di ranjang Mira, dengan tangan bersidekap dan kaki yang di silangkan.
Derit pintu kamar mandi terdengar, Jia segera menatap sumber suara tersebut dan mendapati Mira yang sudah berpakaian santai dengan handuk membalut rambutnya yang basah.
"Ya Tuhan!"
Seringai Jia muncul saat mendapati pekikan Mira. Gadis itu bahkan sampai tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya.
"Mau apa lo kesini!"
Jia memutar bolamata malas, tidak sadarkah Mira bahwa Jia tengah menjelma selayaknya tamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? - Mark Lee✓
Fanfiction❝Harus rayain kelahiran atau kematianmu?❞ ©fleurpuff_