Sebenarnya terlalu dini untuk Haikal menebar senyum sumringah di sepenjuru koridor. Tidak tahu motifnya, remaja itu juga tak lupa untuk bersiul sepanjang jalan.
Moodnya semakin baik dirasa saat sudah terlihat dari jauh bentukkan Shaletta dari arah berlawanan dengannya.
Haikal menghentikan langkah, menunggu pujaan hati sampai dihadapannya. Pipinya tanpa sadar memanas, ia sedang salah tingkah sewaktu Shaletta menatapnya. Jarak mereka semakin dekat dan Haikal sudah siap untuk memberikan sapaan.
Lima langkah lagi dan mulut Haikal sudah terbuka, namun seseorang dengan kecepatan maksimal merangkul bahu pujaan hatinya tanpa rasa ragu.
Dirinya di balut keterkejutan, sebab orang yang merangkul bahu Shaletta dengan akrab adalah Galen, sohibnya sendiri.
“Oh, Kal! Mau kantin dulu gak?” pertanyaan tanpa ragu itu membuat mood Haikal turun seketika. Ia mendengus tetapi hanya mampu memberi gelengan.
“Tumben?”
Decakan kesal Shaletta dedahkan, “lo jadi kantin gak sih, njing. Gue sendiri aja.”
Siap menghempaskan lengan kekar Galen pada bahunya, namun si Galen dengan sigap kembali menahan posisi lengannya, “ettt, masih pagi princess gak boleh kesel.”
“Gue kantin dulu ye Kal, kasian princess masa pergi tanpa pangeran.”
Jantung Haikal seakan di jatuhkan ke dasar, ia menatap kedua entitas yang sudah berlalu begitu saja dari hadapannya.
“Ada yang panas tapi bukan api.”
“Ada yang siap meledak tapi bukan boom.”
“Ada yang—,”
Haikal mendelik tak terima, “lo bisa diem gak sih nyet!”
Tawa penuh ejekan Arsen berikan, ia terbahak-bahak mendapati raut Haikal yang kurang enak dipandang.
“Saingan lo tuh, temen sendiri.”
“Sejak kapan mereka deket?” bariton Haikal memelan, namun Arsen masih bisa mendengar dengan jelas.
Keduanya sambil berjalan menuju kelas sesuai tujuan awal, pertanyaan dari Haikal pun hanya mengawang. Arsen tidak ada niatan untuk memberi jawaban. Yang mana membuat Haikal mengkalkulasikan bahwa Arsen tidak mendengar kalimatnya.
Bahu Haikal nampak turun bahkan sampai mereka sudah tiba di kelas sekalipun, ia mendudukkan diri kembali di samping Melvin. Menatap Melvin yang sedang melamun, kemudian Haikal menggeleng dramatis seraya mencibir, “bener-bener budak cinta.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? - Mark Lee✓
Hayran Kurgu❝Harus rayain kelahiran atau kematianmu?❞ ©fleurpuff_