Tarikan pada tangannya membuatnya dirundung kaget, Mira sempat meronta saat dirinya sudah ditarik ke dalam mobil. Apalagi saat gadis itu langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Mereka membolos karena ulah Shaletta.
“Sha! Gila ya lo?!”
Dirinya merasa kesal sebab, jambakan dan pukulan di kepalanya kemarin masih terasa, kini sudah ditambahi lagi. Tidak mendapat jawaban apapun, Mira hanya mampu mengenakan sealt beltnya.
Mobil berhenti didepan bangunan tua yang sudah lama ditinggali, Shaletta keluar dari mobil lebih dulu dan menyeret Mira keluar dengan paksa.
“Urusan kita yang kemarin belum selesai.” tutur Shaletta mengawali konversasi.
Yang di balas dengan decihan oleh Mira, “seneng gak lo di bela sama Melvin?!”
“Lo diem!”
“Kenapa? Udah ngerasa waktunya lo buat bertindak? IYA?” vokal Mira semakin nyolot dan Shaletta tidak tahan untuk tidak memberikan tamparan oada wajah gadis itu.
“Anjing lo! Lo kalo iri sama gue bilang aja sih, gak usah main tangan!”
Shaletta menghembuskan nafas kasar, “kenapa gue harus iri sama lo?”
"Simpel. Karena Melvin deketin gue."
Decakan kesal terdengar dari Shaletta, “bukan Melvin, tapi lo nya yang gatel.”
Merasa semakin kesal sebab Shaletta menyahuti, Mira mengangkat sebelah alis kemudian menyunggingkan senyumnya, “iri lo? Gak bisa ternotice kek gue?”
“Sumpah Mir, apasih yang lo banggain dari ngerebut kebahagiaan orang?”
Mira tertawa keras, “bangga gue bisa gantiin posisi Jia di hati Melvin, disaat itu adalah hal yang paling orang-orang mau.” senyum culasnya terpatri, “salah satunya lo.”
“Gue jadi ngerasain jadi Jia pas berhadapan sama lo. Emang bawaannya pengen mukul lo terus sih Mir.” vokal yang penuh ejekan dari Shaletta membuat Mkra bungkam, ia mengamati Shaletta yang mulai mengambil sesuatu dari kantung almetnya.
Shaletta mengeluarkan ponsel dengan layar yang sudah retak merata, dan melemparkannya ke Mira. Refleks Mira lumayan bagus kali ini sebab diterima dengan baik dengan kedua tangan. Ponsel itu masih menyala kok, hanya fisiknya saja yang sudah tidak sempurna.
“Hp Jia?”
Anggukan mantap Shaletta beri, “riwayat panggilan Jia terakhir sama Melvin."
"Menurut lo apa yang membuat Jia ngancurin hp ini?" Tanya Shaletta dengan jari yang menunjuk ponsel pada genggaman Mira.
Tidak ada jawaban dari Mira.
"Jia udah ga ada."
Spontanitas Mira menatap Shaletta, berusaha meminta penjelasan lebih. Sebab sejak kemarin dirinya mendengar kata 'Jia gak ada' membuatnya lama-kelamaan dirundung kuriositas juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? - Mark Lee✓
Fanfiction❝Harus rayain kelahiran atau kematianmu?❞ ©fleurpuff_