Gevan, Arvan dan kim mengangguk faham kemduian tersenyum lega ternyata peri kecilnya itu tidak ada hubungan apapun dengan pria di depannya ini.
"kau boleh tunggu di sini dulu ya dik, kami bertiga sedang ada urusan sebentar di luar, tidak lama lagi Khansa akan datang, jika tidak keberatan boleh kah kami meninggalkan mu seorang diri disini?" tanya Arvan kepada Raka yang mengambil duduk di sebuah bangku yang terletak di teras rumah.
kemudian setelah itu Raka mengangguk dan tersenyum manis ke arah Arvan,Gevan dan Kim.
"kalo gitu kami berangkat dulu ya, selamat menunggu" pamit Kim dan yang lainnya sambil melambaikan tangannya ke arah Raka, Raka melemparkan senyum nya.
———
Khansa memutari satu pasar untuk membeli kue kue tradisional dan cake favorite nya yaitu rasa red velvet dan greentea.
"apa sudah cukup?" tanya Kamga pada adik nya yang sibuk memakan gulali berwarna putih di tangannya, gadis kecil itu kemudian mengangguk.
"yaudah kita balik sekarang ya"
jarak pasar dari rumah mereka tidak terlalu jauh, Kamga dan Khansa pun masuk ke dalam mobil dan segara bergegas untuk menuju rumah mereka, sesaatnya sampai rumah, Khansa terkejut saat sudah melihat kehadiran Raka yang duduk santai di teras rumah miliknya, di sisi lain Kamga tengah sibuk membawa belanjaan yang barusan saja di belinya di pasar, beberapa macam aneka kue, dan juga minuman.
"eh Raka sudah lama ya?" tanya Khansa kepada pria itu, Raka hanya mengangguk singkat saja.
"Abang, kuncinya ada dimana?" tanya Khansa sambil berjalan ke arah pintu.
"buka aja sayang, pintu nya tidak di kunci"
Khansa, Raka dan Kamga pun masuk ke dalam rumah mewah dan sangat megah berwarna putih campur dengan abu abu tua. rumah dengan desain simpel namun sangat elegant dan kelas abis, di kelilingi dengan banyak nya album foto serta piala dan piagam, hasil karya putra Achillies yang sudah tidak di ragukan lagi dengan bakat bakat nya.
Khansa mengambil alat tulisnya, beberapa temannya pun sudah mulai datangan, dan Kamga beralih menjadi pelayan mendadak, dirinya sibuk mempersiapkan hidangan untuk para tamu tuan putri nya, menurutnya ini sangat menyenangkan, membuat Khansa bahagia adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan baginya, apapun pasti bakal ia lakukan dan semua hanya demi Khansa.
waktu semakin berjalan, setelah selesai menyiapkan dan menghidangkan beberapa makanan, Kamga pun memilih untuk bermain handphone di kamar nya.
———
DUARRR
suar petir itu mengejutkan Charlin yang tengah tertidur di sofa ruang tamunya, Charlin mengok ke arah jendela, di luar sedang hujan deras, Charlin meraih handphone nya.
pukul 18.20
"ASTAGA! RAKA MASIH DI RUMAH TEMEN NYA?!!" panik Charlin dengan mata yang membulat sempurna, dirinya bener bener sangat lupa untuk menjemput Raka sebab asik ketiduran selepas pulang hura hura.
Charlin melihat kondisi di luar, sangat tidak memungkinkan jika dia bergegas sekarang, karna di luar sedang hujan deras bahkan sangat deras, di tambah lagi suara petir yang tidak henti hentinya saling bersahutan.
Charlin menggigit jari telunjuknya sembari mondar mandir tidak jelas, dirinya sedang memikirkan cara bagaimana untuk tau kondisi Raka, apakah masih di rumah teman nya itu, atau jangan jangan Raka lagi di jalan pulang?
"duh gue harus hubungin siapa ya? gue kan gatau pemilik rumah itu siapa, gue juga gak kenal siapa teman nya Raka" ucap Charlin panik dan sangat cemas sekali, dirinya benar benar sangat kepikiran Raka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAROLINA.
Teen Fictiondesk on : Charlin, gadis cantik layaknya seperti putri bangsawan yang harus ikut kecebur di dunia entertaiment beresama dengan para kakak kakak nya. menjadi seorang artis tidak lah mudah baginya. apalagi jika kekasih nya seorang selebritas juga yang...