"sometimes I just lost in reality and then,
I found myself living in a dream"- Radhita Sesenja W -
Percakapan singkat dalam mobil tadi masih terngiang di kepalaku sampai saat ini. Dalam pikiranku aku menerka-nerka berbagai kemungkinan.
Aku segera menuju kantin untuk menenangkan pikiran.
Riuh kantin siang hari ini, di pojok kantin most wanted boy JB mengobrol dengan santai sesekali di selingi tawa yang menggelegar.
Senja mengarahkan pandangannya keseluruh kantin, nihil ia tidak menemukan meja kosong.
"Hi" seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ia terpengarah.
"eh hi" jawab Senja degdegan
"sendiri aja?
"iya aku sendiri, kamu? Tanyanya balik
Bian kaget, kenapa cewek ini menggunakan aku-kamu. Namun ia tersenyum dalam hati. Cewek ini merespon dirinya dengan baik.
"ngak, tuh" tunjuknya ke pojok kantin. Ia mengikuti arah telunjuknya. Senja tersenyum menanggapi. Berusaha sekuat tenaga mengontrol degupan jantungnya.
Masih sama, dengan perasaan yang sama. Jika berada di samping Bian ia akan merasa sangat nyaman, dengan degupan jantung yg selalu seperti itu.
Namun di sisi sebaliknya, ia merasa risih dengan keadaan. Keadaan dimana Bian tidak mengenalinya.
"duduk bareng mereka aja" alibinya
"eh, bo..bo...leh" Senja tergagap namun tetap mengiyakan ajakan Bian. Bian tersenyum geli melihat cewek di hadapanya ini tergagap.
"ga usah takut, mereka ga bakalan makan lo" jujurnya terkekeh.
Bian memegang pergalangan tangan Senja, menarik lembut ke meja pojok dimana para sahabatnya berkumpul.
Seluruh tubuh ingin luruh rasanya, ini semua karna perbuatan Bian. Andai Bian tidak memegang tangannya, ia sudah terduduk lesu di lantai kantin.
"Goblok Sen, gampangan banget sih lo." ia mengoceh tanpa suara, menyalahkan dirinya. Dengan gampang mengiyakan ajakan Bian.
Ke empat cowok yang asyik mengobrol melongo kaget, melihat Bian menarik tangan seorang gadis
Genta yang memang selalu cerewet menyerbu Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa harus kamu? [ON GOING]
Ficção AdolescenteUPDATE TIGA KALI DALAM SEPEKAN Lagi? Lalu luka itu harus kembali lagi? Aku hanya takut terjatuh lagi dan terluka lagi. Takut mencintaimu lagi dan kemudian kau melukai ku lagi. Lalu meninggalkan semuanya tanpa penjelasan. Sesederhana itu sebenarnya...