Chapter 5

5.3K 914 90
                                    

Sudah bertahun-tahun sejak Lucas meninggalkan mansion-- lebih tepatnya adiknya. Dan sampai sekarang Lucas masih belum diizinkan untuk meninggalkan menara.

Penyihir menara hitam itu sangat ketat bahkan sampai mengunci manna milik Lucas. Lucas juga dipaksa untuk menulis ulang beberapa buku yang sangat tebal.

Mau tak mau Lucas harus berjuang demi bisa mengendalikan sihirnya yang amat kuat.

Memang menyebalkan.

Tapi semua itu dilakukan demi adik yang sangat disayanginya.

Hingga kabar yang sangat dibenci Lucas sampai ke telinganya.

Adik kandungnya, Alethea, orang yang sangat ia sayangi. Satu-satunya tujuan hidupnya, tutup usia diumurnya yang ke 20 tahun.

Akhirnya untuk pertama kalinya penyihir menara mengizinkan Lucas untuk ikut dalam pemakaman adiknya.

Lucas menatap tak percaya apa yang ada di depan matanya. Di hadapannya, batu nisan dengan ukiran nama 'Alethea' terpampang nyata.

Sebanyak apapun Lucas memukul pipinya tetap saja ia tak terbangun dari mimpi yang ia bayangkan.

Ini nyata!

Bukan ilusi!

Bukan tipuan!

Di sekelilingnya orang-orang yang mengenakan baju serba hitam meneteskan air matanya. Isakan tangis terdengar di pemakaman itu.

"Padahal masih muda"

Lucas masih tak percaya. Ia berharap dan sangat berharap bahwa apa yang ia lihat hanyalah mimpi.

Kakinya sudah tak mampu menopang berat badannya, mau tak mau ia harus bertekuk lutut di hadapan makam adik tercintanya.

Perlahan tangan Lucas bergerak melingkari batu nisan itu. Ia memeluk batu nisan makam adiknya sedemikian erat.

Air mata tak dapat tertahankan lagi, keluar begitu saja membentuk anak sungai.

Semakin lama semakin deras dan Lucas semakin terisak. Harapan hidupnya telah pergi menemui sang pencipta.

"Ini.. bohongkan? Kau pasti sedang bercanda kan? Hiks.. pasti kau mengerjaiku karena aku tak pernah mengunjungimu kan? Hiks.. kau pasti hanya ingin aku pulangkan? Hiks.. hiks.. hiks.." Lucas terus mengatakan hal yang sama berulang kali. Masih terus berharap.

"Hei.. lelucon macam apa ini? Jawab aku.. ALETHEA!!"

Menyakitkan? Tentu saja!

Orang paling berharga dalam hidupmu, satu-satunya yang telah mewarnai dan memberi tahu makna kehidupan kepadamu, pergi?

Siapa yang tidak sedih? Siapa yang tidak merasa sakit? Siapa yang tidak marah? Siapa yang tidak putus asa?

Lucas menyesal karena tidak bisa mengunjungi adiknya ketika ia masih bertapak di bumi.

Lucas menyesal karena tidak bisa membahagiakan adiknya ketika jiwanya masih melekat di dalam raganya.

Dan hal yang paling tidak dimengerti Lucas adalah ketika ia bertanya kepada semua orang alasan kematian adiknya dan semuanya kompak menjawab "Tidak tau".

Lucas benar-benar tidak mengerti, tidak mungkin adiknya mati tanpa alasan. Tidak mungkin adiknya mati tiba-tiba.

Kematian adiknya yang misterius ini terasa mengganjal dalam hatinya.

Sempat terbesit dalam benaknya bahwa ini bukan makam adiknya, tapi bisa dirasakan dengan jelas masih ada aura manna adiknya yang tersisa di dalam makam ini.

Lalu apa yang harus Lucas lakukan tanpa adiknya? Sudah tidak ada harapan lagi baginya untuk hidup di dunia.

---

Beberapa tahun kemudian berita kematian terdengar lagi. Bukan terdengar, melainkan terlihat.

Di mata kepala Lucas, bisa dilihat gurunya sang penyihir menara bunuh diri tepat di hadapannya tanpa rasa bersalah.

Lucas yang melihat itu melebarkan bola matanya sempurna. Guru yang selama ini mengajarinya dan mulai ia anggap seperti Ayah sendiri telah pergi meninggalkannya.

Lagi lagi kematian tak dapat terelakkan dan Lucas kembali merasakan sakit.

Gurunya bunuh diri dikarenakan istri dan anaknya yang pergi meninggalkannya. Bisa dibilang ia menyusul istri dan anaknya ke sang pencipta.

Sungguh itu adalah perbuatan yang sangat tidak disukai Tuhan. Bunuh diri.

Pertama adiknya, sekarang gurunya. Lalu siapa lagi? Lucas sudah tak memiliki siapa pun yang berharga.

Lucas memutuskan untuk berkelana keliling dunia setelah memakamkan gurunya. Berbagai hal baru ia pelajari tapi tetap saja ia tak merasa bahagia.

Hidup yang ia jalani sekarang sangat membosankan. Lantas untuk apa ia hidup?

Tapi bukan berarti Lucas akan bunuh diri, ia tak mungkin melakukan hal sebodoh itu.

Jangan samakan Lucas dengan gurunya yang mudah putus asa itu.

Lucas tau, adiknya tidak akan senang di alam sana ketika mengetahui Lucas mengakhiri hidupnya.

Karena itu, Lucas memilih untuk tidur panjang ratusan tahun di wilayah yang disebut Obelia.

-Bersambung-

Little Sister [Suddenly I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang