Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▪
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
"Tae, apa masih terasa sakit?" tanya Jimin membuyarkan lamunan Taehyung.
"Oh, aku baik. Sudah tidak apa-apa." balas Taehyung.
"Kau memikirkan apa sih? Melamun terus."
Taehyung tersenyum canggung. "Bukan apa-apa. Aku hanya masih sedikit shock saja."
"Kau ini bagaimana sih, kenapa bisa sampai kecelakaan seperti itu? Untung saja kau masih hidup, jika tidak Ibu dan Ayah akan memarahiku nanti karena aku membiarkanmu mengendarai mobil sendirian." cecar Jimin.
"Maaf, Jim. Aku hanya sedang tidak fokus waktu itu."
"Lain kali berhati-hatilah. Jika perlu hubungi saja aku jika kau ingin pergi. Biar aku saja yang menyetir." ujar Jimin.
"Iya, bawel sekali sih." balas Taehyung. "Jim, apa menurutmu malaikat itu sungguhan ada?" lanjutnya bertanya.
"Tentu saja ada!─ malaikat pencabut nyawa." balas Jimin terkekeh.
Taehyung sedikit mendengus dan memandang Jimin datar.
"Apa jangan-jangan malaikat cantik yang kulihat waktu itu ingin mencabut nyawaku, ya?" monolog Taehyung.
"Apa? Kau bilang apa?" tanya Jimin yang kurang jelas mendengar ucapan Taehyung.
"Tidak. Bukan apa-apa. Aku rasa aku hanya berhalusinasi.
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▪
Taehyung baru saja pulang ke apartemennya setelah dirawat selama 3 hari di rumah sakit.
Tetapi perasaannya sejak tadi mendadak gusar, seperti ada yang mengikuti dan mengawasi gerak-geriknya.
Tetapi Taehyung acuh saja, mungkin hanya perasaannya saja.
Pada malam hari, setelah selesai menyeduh kopi, Taehyung berjalan menuju balkon apartemen untuk mencari udara segar sembari memandangi bulan purnama diatas sana.
. . .
"Victory, aku merindukanmu." Jester bersembunyi pada atap gedung pencakar langit yang tak jauh dari apartemen Taehyung sembari memandangi pria itu.
Namun dirinya terkejut ketika detik itu juga mata hazel milik Taehyung menatap tepat dikedua onyx miliknya.
Jester dengan cepat melebarkan sayapnya, lalu menghilang detik itu juga.
Ia lupa jika malam ini bulan purnama muncul, itu berarti kehadirannya dapat dilihat oleh manusia.
'Jester, kau bodoh sekali.'
. . .
Taehyung memegangi gelas kopinya dengan tangan gemetar.
Ia melihatnya dengan sangat jelas.
Tepat diatas gedung pencakar langit dihadapannya, sosok itu benar-benar ada.
Malaikatnya.
Taehyung melihat satu bulu besar berwarna putih yang jatuh dari atas menuju kearahnya, sama persis seperti bulu dari sayap malaikat cantiknya.
Taehyung senang, karena ia tidak berhalusinasi.
Malaikatnya benar-benar ada.
Dan Taehyung telah menemukan sosoknya.
Taehyung kini tahu, dan ia sadar bahwa malaikatnya selalu memandangi dan mengawasinya.
Maka Taehyung memilih untuk pura-pura tidak tahu saja agar malaikatnya tetap datang dan memperhatikannya.
Taehyung akan menyimpan bulu putih bersih malaikatnya untuk ia jaga sebagai kenang-kenangan.
"Aku yakin itu memang kau─ sosok cantik bercahaya yang aku lihat pada malam kecelakaan itu. Akhirnya aku menemukanmu."
