Chapter 8

129 17 0
                                    


Sorry for typo!

Happy reading!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

   "Beneran ya? katanya murid sekolah sebelah ada yang jadi korban bullying sampe bunuh diri?"

"Eh, bukan. Lebih tepatnya ini pelaku pembulian itu yang bunuh diri."

"Hah?! Serius?"

"Iya."

"Kok bisa? Korbannya balas dendam gitu?"

"Gatau deh, tapi katanya itu yang jadi korban bully masuk rumah sakit, pas kejadian dia baru sadar dari koma."

"Ck! Parah banget sih sampe masuk rumah sakit gitu, koma lagi. Kalo di sekolah sini ada begituan gue bakal bully itu yang jadi pembuli."

"Kalo gitu lo bakal dapat masalah juga, ogeb! Bukan nya selesai malah tambah ribet entar."

Yeji mendelik sebal pada Taehyun. "Apa si Hyun, ikutan aja lo!"

"Suka-suka gue dong."

"Tapi di sekolah kita beneran gak ada yang begituan 'kan? Awas aja kalo sampai ada." Gadis dengan sweater baby blue itu kembali bertanya kemudian memasang wajah kesal.

Yeji berfikir sejenak mengira-ngira sekiranya ada hal yang mencurigakan dari orang-orang di sekolahnya. "Enggak deh kayanya."

"Bisa jadi ada tapi kita gak tau." Taehyun kembali ikut dalam pembicaraan para gadis di sebelah bangkunya itu. Kalau di dengar-dengar tema pembahasan mereka kali ini menarik juga untuk di ikuti.

"Nah! Gue setuju sama Taehyun, bisa aja kan kita gak tau kalo sebenarnya yang begituan ada di sekolah kita ini."

"Kalo gitu apa gunanya keamanan sekolah sama guru kok gitu doang gak bisa diatasi. Bahaya tau."
"Mana tau entar salah satu di antara orang di kelas ini bisa aja korbannya atau bahkan lebih buruknya dia pelakunya."

"Astaga, Hanna. Lo gak lupa kan? yang sekolah di sekolah ini orang tuanya rata-rata punya jabatan penting semua. Masalah kecil kalo anaknya penjahat sekalipun pasti bakal lolos."

Gadis dengan nama Hanna itu merengut mendengar penjelasan Jina (gadis dengan sweater baby blue tadi).

"Tapi gue harap gak ada hal yang kaya gitu disini. Bakal jelek reputasi sekolah kita karena masalah perilaku buruk ini."

"Segelintir orang yang berbuat, tapi nama sekolah dan seisinya bakal buruk."

"Bener."

"Guys! Balik ke tempat duduk masing-masing bentar lagi jam masuk!" teriak ketua kelas dari depan kelas.

Beberapa kumpulan di dalam kelas itu kembali pada tempat mereka masing-masing menyisakan 2 bangku kosong di dalam kelas itu.

"Itu dua bangku kosong, selain Yeonjun yang belum datang siapa?"

"Jeno."

"Telat apa gimana? Biasanya suka pagi."

Yang lain pada diam gak tau mau jawab apa soalnya Lee Jeno itu anaknya bukan tipe orang yang suka telat apa lagi bolos dan Jeno juga jarang keliatan bareng orang lain selain teman-temannya di kelas 11-3. Bingung juga mau nanyain siapa, karena sekelas yang biasa ngobrol sama Jeno juga gak banyak.

"Ya udah lah. Mungkin telat." Mata ketua kelas beralih pada Taehyun.
"Si Yeonjun mana?"

"Yeonjun hari ini gak masuk__ Jangan tanya apa-apa karena gue juga gak tau." Taehyun buru-buru menjawab karena tau kalau sang ketua kelas akan bertanya alasannya.

"Hhh! Ya sudah kalian di dalam kelas dan tetap di tempat, gue mau ngantar ini dulu." si ketua kelas pergi.

Karena pada dasarnya anak kelas 11-1 itu bukan isinya anak blangsak jadi naruh kepercayaan ke mereka itu gak salah. Buktinya setelah ketua kelas pergi mereka langsung buka buku dan baca materi yang bakal di bahas entar.

🌸🌸🌸

Di Apartemen Yeonjun.

Sesuai perkataan Taehyun, Yeonjun memang tak masuk sekolah hari itu, ia sekarang sedang bersiap dengan setelan hitam-hitam nya.

Mengabaikan ponsel yang kembali bergetar Yeonjun memberesi tempat tidurnya lalu meraih buket bunga yang ia beli tadi pagi kemudian mengecek handphonenya yang sudah menampilkan layar gelap kembali.
Tadi pagi sebelum ia berangkat membeli bunga ia sudah izin terlebih dahulu pada wali kelas nya, jadi untuk urusan sekolah ia rasa tak ada lagi yang perlu di khawatirkan.

Ada 2 panggilan tak terjawab dan 5 pesan dari 3 orang yang berbeda.

Taehyun.
//Bro? Lo sudah izin belum?// 08.10

Dari awal niat hati Yeonjun memang bukan untuk membalas pesan itu ia hanya ingin memeriksa pesan dari orang yang ia tunggu.

Hyung
//tunggu di lobi, gue sudah di perjalanan// 08.00

 
Soobin💕
//Gue nungguin lo ini.// 07.00
//gue hampir telat kamprett! Gara-gara nungguin lo.// 07.55
//kemana sih? Gak masuk?// 08.00

Yeonjun liat jam di hp nya ternyata sudah jam 08.18 kemungkinan Taehyung bakal nyampe 5 menit lagi. Yeonjun matiin hp nya terus taruh gitu aja di atas tempat tidurnya tampa balas semua pesan dan mengabaikan dua panggilan dari Soobin.

Urusan mengabari Soobin itu nanti, sekarang ia benar-benar malas mengurus apapun kecuali urusan utamanya yang menjadi tujuannya tak masuk sekolah hari ini.

Bukan bermaksud mengabaikan, tapi bukan saat yang tepat untuk berbalas pesan di saat suasana pikirannya tidak begitu baik.

Yeonjun keluar dari lobi apartemennya bertepatan dengan mobil Taehyung yang juga sampai, tak butuh waktu lama Yeonjun langsung masuk kedalam mobil. Di sana ia melihat Taehyung yang sibuk mengetik pesan di ponsel nya.

"Papa ikut?" Yeonjun bertanya untuk menarik atensi Taehyung dari ponselnya.

"Papa udah duluan, katanya kita langsung ketemu di sana."

"Sendiri kan?"

"Bareng sama keluarga tante Kim."

"Oh.."

Yeonjun menaruh buket bunga yang ia bawa di kursi belakang sedikit bingung saat melihat kotak yang biasa di gunakan untuk membawa makanan saat piknik ada di kursi belakang mobil Taehyung.

"Oh! Itu papah titip tadi. Katanya sekalian kita ngumpul keluarga di rumah nenek."

"Ke rumah nenek?!"

"Iya. Kenapa sih?"

Yeonjun geleng doang.
Tau gitu tadi dia balas dulu pesan Soobin.
Alamat bakal marah nih si Soobin entar. Mana ia tak bawa ponsel pula.

"Oke. Kita berangkat~" Taehyung jalanin mobilnya ninggalin area Apartemen Yeonjun.

  Ngomong-ngomong, soal tujuan Yeonjun-Taehyung, hari ini itu hari peringatan ibu mereka yang ke-4.
Mama Choi meninggal saat Yeonjun masih SMP.
Yeonjun itu paling dekat sama Mamanya, makanya setiap tiba hari peringatan begini Yeonjun berubah jadi anak yang bener-bener tertutup, dan cuek. Yeonjun juga bakal jadi orang yang paling sensitif.

"Hhh.."

Yeonjun hela napas pelan, perasaannya kembali tak karuan lagi, seiring mobil yang di bawa Taehyung makin mendekat pada tujuan mereka.

Yeonjun dan masalah
kehilangannya belum bisa di bilang berdamai. Mamah Choi adalah orang tua terdekat Yeonjun, Yeonjun sangat menyayangi wanita yang telah melahirkannya itu. Orang yang paling memahami nya, orang yang paling pertama ada di masa kelam Yeonjun. Orang dengan hati tulus yang membantunya perlahan keluar dari dunia suram miliknya bertahun-tahun lalu.

Ini mungkin memang masalah waktu, tetapi entah kapan waktu itu akan tiba untuk mengobati Yeonjun.



Bersambung....

Note: Disini Taehyung pakai marga yang sama dengan Yeonjun ya.

Maze In The Mirror [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang