Chapter 13

140 19 1
                                    


Happy Reading!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

     Latar tempat masih di dalam kamar Soobin namun dengan suasana yang berbeda, sekarang Soobin sedang berada di dalam pelukan Yeonjun yang tengah memainkan Handphone miliknya, mengetik balasan untuk pesan dari Taehyun dan Abang nya.

"Tadi kak Jungkook sempat nyamperin gue pas di kantin. Ternyata dia dengar pembicaraan kita waktu di lorong itu.." ucap Soobin di tengah keheningan mereka.

"Hmm.. Bang Taehyung juga bilang gitu tadi." Yeonjun melempar ponsel nya masuk kebawah bantal di belakang Soobin.

"Kak Taehyung marah?"

"Marah sih enggak, tapi dia ngomelin gue. Omelan nya juga berbentuk pencerahan jadi gue langsung kesini setelah dengar omongan dia."

"Enak ya punya Kakak?"

"Hmm.. Biasa aja. Kenapa? Mau juga punya Kakak?" Soobin mengangguk
"Nanti Bang Taehyung kan bisa jadi Kakak lo juga."
Soobin memerah mendengar ucapan Yeonjun yang kelewat santai itu. Ia semakin menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Yeonjun.

"Lho, kenapa?"

Soobin menggeleng. "Janji setelah ini gak ada konflik lagi?"

Yeonjun mencium kening Soobin lama kemudian menatap lekat kedua mata Soobin. "Enggak bisa janji, tapi gue usahakan gue bakal lebih terbuka lagi sama lo."

Soobin melepas pelukannya pada Yeonjun kemudian berbaring menatap langit-langit kamarnya.
"Jawaban yang tak memuaskan." Soobin melipat kedua tangannya di atas dada.

Yeonjun masih dalam posisi menjadikan tangan kanannya sebagai bantalan Soobin dan tangan kirinya yang masih setia di atas perut Soobin.

Menatap Soobin dari samping dengan jarak sedekat ini adalah sesuatu yang menjadi favorite bagi Yeonjun, entah itu saat Soobin tertidur atau dalam bentuk sadar seperti saat ini.

Yeonjun makin merapatkan pelukannya pada Soobin. "Jangan tinggalin gue, Bin."

Soobin diam.

"Gue sekarang sudah terlanjur ambil keputusan buat mempertahankan lo, jadi tolong jangan menjauh dari gue. Jujur, gue masih takut suatu saat lo bakal ninggalin gue, gue takut buat ngerasain yang namanya di tinggal seseorang yang paling berharga dalam hidup gue untuk yang ke dua kalinya."

"Gue takut merasa kehilangan lagi, Soobin."

Soobin mengusap pelan kepala Yeonjun dan lengannya bergantian.

"Gak bisa bilang 'janji' juga, karena gue gak tau takdir kedepannya kaya apa. Tapi apa yang bisa gue lakuin sekarang gue bakal lakuin."

"Maafin gue untuk beberapa hari ini, dan yang lalu-lalu."

"Mn!"

Yeonjun kembali menatap serius Soobin. "Maafin gue!"

"Iya. Astagaa! Kenapa sih?" Yeonjun menggeleng kemudian gantian membenamkan wajahnya pada ceruk leher Soobin.

"Gue nginap disini malam ini gapapa kan?"

"Yang larang juga siapa. Tapi, kalo papa pulang lo pasti di siapin kamar."

"Gak masalah." Yeonjun melihat kulit leher Soobin yang seperti ada ruam merah.
"Ini kenapa?"

"Apa?"
Yeonjun menjauhkan wajahnya dan menggerakkan telunjuknya di leher Soobin mengikuti bentuk kemerahan di leher Soobin yang memanjang.
"Kaya luka."

Soobin menyentuh lehernya.
"Oh! Gara-gara baju ini."

"Kok bisa?"

"Iya bisa lah.. Kaya iritasi gitu, ini tuh gatal tau."

Maze In The Mirror [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang