Chapter 1

376 27 0
                                    


Happy Reading!!

Sorry for typo!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

   "Pagi, Choi Soobin!"

Oknum bernama Choi Soobin menengok kearah teman-temannya yang masuk kedalam kelas kemudian, menyapa balik mereka dengan senyuman manisnya sambil memberi tanda siapa saja yang sudah hadir.

Yaa.. Choi Soobin itu si ketua kelas teladan dia datang sekolah selalu lebih awal dari murid-murid kelasnya.

Soobin juga anak yang pintar walau pun bukan yang terpintar di sekolahnya tapi di kelasnya ia tak pernah keluar dari 5 besar. Cukup bisa di jadikan kandidat ketua kelas tersukses dalam memimpin anak-anak setengah bengal di kelasnya.

  Soobin kelas 11-2, di kelas itu ia punya dua teman dekat namanya Hueningkai, dia anak bule biasanya Soobin suka manggil dia Kai atau Hyuka dan satu lagi si teman sejak kecilnya, namanya Choi Beomgyu, dia ini berisik sekali orangnya. Walau pun begitu entah mengapa Soobin masih betah berteman hingga saat ini.

  Ah! iya. Soobin juga sudah tak sendiri lagi, ia sudah memiliki kekasih. Namanya, Choi Yeonjun. Yeonjun ini
Famous sekali dia anak kelas 11-1. Anak pintar. Tapi tetap saja di atas awan masih ada langit yang menjulang.

  Banyak orang berpendapat hubungan mereka terlihat hambar layaknya seperti teman biasa dengan status berbeda-dan sebenarnya Soobin diam-diam membenarkan itu.
Choi Yeonjun itu definisi dari cowok Kalem, Cool, cuek, masa bodo dan sedikit bad boy. Ia tak romantis. Wajah tampannya, sifat dinginnya serta derajat keluarganya yang mampu membuat ia bagai artis terkenal.
Soobin saja yang kalau masalah ekonomi ia bukan termasuk dari kalangan bawah, merasa minder berada di dekat Yeonjun.

Jadi kekasih Yeonjun itu seperti bermimpi. Seperti bermimpi, bias mu menjadi kekasihmu.
Hampir mustahil tetapi Soobin harus mempercayainya.

  Lama larut dalam lamunan ia hampir tak sadar di depannya sudah ada dua kotak susu almond kesukaannya.

Dengan sedikit bingung Soobin mengalihkan pandangannya pada orang yang kini sudah duduk di sebelahnya.
Itu Yeonjun, ia sedang asik dengan ponsel di tangannya.

"Thank's!"

"Oh? Sudah kembali."

Soobin mengerutkan keningnya. Apa maksudnya dengan 'sudah kembali' ?

"Apa?"

Yeonjun menatap Soobin sebentar.
"Lo melamun," jeda, Yeonjun mengambil susu kotak di tangan Soobin kemudian membukanya sedikit dan memberikan kembali pada Soobin. "Bahkan gue cium pun tadi lo gak ngerasa."

"Hah?!"

"Ck! Jangan kebanyakan ngelamun, lo kaya orang bego."

Soobin mendengus.
Memilih minum susu nya dalam diam.
Sambil melihat jam di dinding bagian pojok di atas pintu utama kelasnya.
Sudah jam 07.20 dua temannya belum datang juga? Tumben sekali.

"Jam segini masih sepi? Pada niat sekolah gak sih?!" Soobin menutup lembaran di depannya dengan muka kesal.

"Mungkin masih ngumpul di bawah."

"Memangnya ada apaan?"

"Di mading utama kata Taehyun tadi ada tempelan baru dari Osis."

"Terus lo gak ke sana?"

"Sudah ada Taehyun." Yeonjun menaruh hp nya di laci meja Soobin kemudian membaringkan kepalanya di atas meja.

"Tidur jam berapa tadi malam?" tanya Soobin sambil memperhatikan lingkar mata Yeonjun.

"Jam 3 kayanya. Tugas gue banyak banget."

"Pantas rada error."

Yeonjun menatap Soobin minta penjelasan.

"Ya, biasanya kan lo paling malas kesini. Palingan jam istirahat itu pun sampe depan kelas doang."

Yeonjun bangun menatap Soobin sebentar kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Soobin.
"Tadi gue bohong soal cium lo, tapi sekarang kayanya gue beneran pengen."

Soobin menatap horor wajah Yeonjun yang semakin mendekat. Hell! Ini sekolah terlebih lagi ini kelas sucinya. Soobin sangat menghormati tempatnya menuntut ilmu itu, makanya menurutnya kelas itu tempat suci kedua setelah tempat beribadah.

Apasih

Nyaris Yeonjun mendapat 'jatah paginya' sebelum suara heboh dari dua orang yang baru saja masuk pintu kelas itu mengganggu segalanya.

"Morning everybo__oH! MY GOD!!!"
"Hehh!! Gatau tempat ya kalian! Kalo ketahuan guru gimana?!" Ini teman berisik yang Soobin maksud tadi.

"Haish!! Mata Hyuka hampir ternodai tau." protesnya masih dengan tangan yang menutup mata tapi jari tengah dan jari manisnya di buat renggang.

"Ck! Pengganggu." gerutu Yeonjun kemudian mengecup singkat pipi Soobin.
"Gue ke kelas. Itu hp gue simpan, entar bawa kalo istirahat."

Soobin mengangguk. Yeonjun pergi tanpa mau repot-repot menyapa kedua teman Soobin itu.

"Heran gue masih betah aja lu sama es batu macam Yeonjun itu."

"Siapa lagi yang tahan sama dia selain gue."

"Ralat." Hueningkai duduk di depan Soobin.
"Maunya, 'siapa lagi yang mau sama lo selain dia'." setelahnya Hueningkai tertawa keras.

"Sialan."

"E..tapi bener sih kata Hyuka. Yang gue liat gak ada yang deketain lu mulai dari masa murid baru dulu."

"Jadi maksud lo, gue gak menarik dari dulu gitu?"

"Gak gitu juga, Subiyanto!"

Soobin mencibir pada Beomgyu.
Jelas-jelas maksud terselubungnya begitu 'kan?

  Sebenarnya bukan karena Soobin tak menarik sehingga tidak ada yang meliriknya. Salahkan saja pada tinggi badannya yang bisa di bilang over dosis padahal umurnya masih 16 tahun pada saat itu.
Itu faktor utamanya, faktor Keduanya Soobin itu tak terlalu terkenal, dulu ia cenderung menyembunyikan identitasnya. Ia bahkan sempat hampir di bully saat awal-awal masuk sekolah itu.

Baru saat pertengahan masa-masa kelas 10 nya Yeonjun hadir di kehidupannya.
Berawal dari Soobin yang terkunci di rooftop-entah itu disengaja atau apa-sehingga Yeonjun yang kebetulan juga ada di sana-disisi lain pintu utama rooftop-sedang menikmati angin spoi-spoi, merasa terganggu oleh teriakan seseorang dari beberapa menit lalu.

Sebenarnya Yeonjun malas mengurus toh apa peduli nya kan?
Tapi setelah beberapa saat kemudian ia paham situasi. Ia juga terkunci di tempat itu.

Sial!

Yeonjun pun menghampiri pemuda yang masih setia menggedor pintu besi itu.
Kesan pertamanya melihat Soobin saat itu, manis. Cukup manis untuk ukuran seorang laki-laki.

  Bermodal masa PDKT 1 bulan serta rasa nyaman satu sama lain mereka akhirnya Resmi berganti status menjadi sepasang kekasih. Awal semester 2 kelas 10, awal kebersamaan mereka.
Banyak yang tak percaya. Bahkan sampai sekarang tapi, mau bagaimana lagi mereka memang harus percaya fakta satu itu bukan?

Setidaknya itu yang orang lihat dari sudut pandang mereka.
Padahal kenyataanya adalah Yeonjun yang tahu kalau Soobin dalam radar para pembully sekolah ini, jadi maksud nya dengan ia menjadikan Soobin kekasih maka anak itu akan lepas dari target para pembully di sekolah mereka itu.

Secara, siapa yang ingin berurusan dengan seorang Yeonjun?

Tentu saja, tak ada.







Bersambung...

See you next chapter.
Jangan lupa jika berkenan beri kritik dan sarannya juga.

Terima kasih.

Maze In The Mirror [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang