WARNING!!:
bagi yang ga suka psycopath. SKIP AJA!"Aku sayang kamu" lirih Naila sambil melihat punggung Naufal yang hilang di balik pintu.
Naila mengembalikan mangkok bubur yang tinggal setengah itu ke atas nakas. Ia kembali membaringkan tubuh nya dan perlahan ia menutup matanya karena lelah dengan pemikirannya.
"NAILAAA!!!!"
Segera Naila bangun dari tidur nya dan menatap tajam orang yang berteriak di ruangannya. "WOY! NIH RUMAH SAKIT. BUKAN HUTAN!!" Teriak Naila kesal.
"Maaf mbak. Mohon jangan teriak teriak karena disini banyak orang sakit" tegur salah satu suster yang kebetulan lewat di ruangan VVIP Naila.
"Eh iya sus. Ma-maaf" ucap Amel sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Untungnya, urat malu Amel belum putus juga rupanya. Sehingga ia merasa bersalah kepada suster nya.
"Mampus!" Celetuk Naya sambil menjitak kepala Amel.
"Sakit bego" beo Amel sambil mengusap kepalanya yang di jitak oleh Naya.
"Mangkannya. Tuh mulut jangan toa"
"Yeeuu. Lebih toa lo kali"
"Lha? Kok gu-"
"Lo mau berantem atau mau jenguk gua sih" ucap Naila kesal.
"Hehehe sorry" jawab Naya dan Amel sambil cengengesan.
Audrey duduk di tepi ranjang Naila. "Saha yang bikin lo kek gini Nai?" Tanya Audrey.
Naila diam sambil menatap satu persatu sahabat nya. Termasuk Naya yang sedari tadi memasang wajah kepo. Dara langsung mengikuti arah mata Naila. "Biasa aja kali liatnya. Naila ga bakal ilang elah" ucap Dara sambil meraup wajah Naya.
"Anjer eh dah. Tangan lo bau ikan" omel Naya sambil mengusap hidung nya.
Sedangkan Dara hanya menatap datar Naya. Dan yang di tatap malah menunjukkan deretan giginya yang rapi.
"Nai? Siapa yang bikin lo kek gini?" Ucap Audrey sedikit membentak Naila.
Otomatis, Naila terjingkat kaget. Terlihat wajah Audrey yang sudah menahan amarah karena sudah mencelakai Naila. Naila sudah tahu betul sifat sahabat nya apalagi Audrey yang selalu mengomeli habis habisan jika sahabat nya melakukan kesalahan. Wajar saja jika sahabat nya menganggap Audrey sebagai ibu nya di sekolah.
"Emm...lo,,,,,tau Agnes kan? Di-"
"Ohhh...jadi tuh cabe yang nyelakain lo!? Wah kurang ajar aja tuh anak, anjer" ujar Naya lalu berdiri dari tempat duduknya.
"Semangat! Semangat! SEMANGAT NGELABRAK NYA NAY. AKHU PADA MU!. MUACHH!" ucap Amel sedikit berteriak.
"Wey wey wey. Woles bro" ucap Dara mencekal tangan Naya.
"Ck! Tuh cabe udah keterlaluan banget tau nggak?! Heh! Lagian nih ya. Yang deketin Zayn bukan Naila. Tapi Zayn sendiri. Greget Gua" omel Naya.
"Lha!? Lo kok marah nya ke gua sih?" Tanya Dara sedikit emosi.
"Ya Agnes yang mancing emosi gua"
"Udah lah. Nay, balik ke tempat duduk lo" perintah Audrey dan langsung dilaksanakan oleh Naya.
"Trus?" Tanya Audrey.
"Apanya?" Dan Naila malah balik nanya.
"Ceritanya Naila kuuu sayang kuu. Gemush gua"
"Ohh iya. Dia tuh nyuruh gue jauhin Kak Zayn. Dia bilang kalo gue tuh orang nya caper. Bisa bergaul ma kak Zayn lah, ma Revan lah sama Dhavi lah. Trus gue jawab gini. 'Lo tuh harus bedain mana yang CAPER dan mana yang HUMBLE'" ucap Naila menirukan suara nya waktu ia membalas perkataan Agnes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naila & Naufal
JugendliteraturFOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ "Jadi?" Tanya Naila mengode Naufal. Naufal mengeriyit bingung. "Jadi?" "Ck! Ga peka banget sih. Its oke kalo lo gak mau jedor gue. Gue yang akan jedor lo" Naila Aurora Agratama. Lahir di keluarga Agratama, dan dengan kekayaa...