: ter-ajak

7.4K 521 37
                                    

"Jadi gimana?"

Seulgi Wardana diem ditempatnya, dia nengok ke tempat sahabatnya duduk. Wendy Prasha.

"Ngapa jadi liat-liatan gini sih" Moonbyul ngetawain dua adik tingkatnya itu, Seulgi cuma nyengir.

"Masih belum tau, kak" kata Seulgi,

Moonbyul natap Seulgi sambil senyum, terus nepuk bahu Seulgi. "Ngga masalah, tapi kalian pikirin baik-baik ya. Gue ngga mau kalian join atas keterpaksaan aja, ngga baik kedepannya"

Seulgi ngangguk trus ngeliat Moonbyul yang nyeruput kopi susu nya.

"Kalo lo sendiri Wen? Dari hati lo tanpa liat Seulgi deh" kata Moonbyul,

Wendy nyengir, "Gue sih ayo aja, kak. Terlepas Seulgi ikut atau ngga. Inikan komunitas yang tujuannya baik, ngumpulin mahasiswa-mahasiswa dari kota yang sama. Kendala gue saat ini itu, karena Seulgi satu-satunya tebengan gue kemana-mana, kak. Makanya, kalo Seulgi oke, gue oke"

Moonbyul ketawa, "Kalo ada yang anter jemput lo, lo mau berarti ya?"

Wendy ngangguk sambil nyengir. "Mau lah, kak"

"Tuh, Wendy udah oke. Berarti tinggal nunggu lo ya, Seul" kata Moonbyul, Seulgi senyum ga enak.

"Iya, kak. Gue usahain"

"Iye, Seul. Santuy aja santuy. Yaudah kalo gitu, gue ada kumpulan sama Maharta, jadi gue balik duluan ya!"

Seulgi sama Wendy ikut berdiri terus meluk Moonbyul bergantian.

"Hati-hati, kak!"

"Yow!"


Setelah senior mereka pergi, Wendy natap Seulgi yang masih nopang dagu di meja kantin. Trus nepuk pundak Seulgi,

"Gue tau, lo belum siap" kata Wendy, Seulgi noleh.

"Sorry ya, gara-gara gue kesempatan lo untuk berorganisasi lagi jadi terhalang"

Wendy ketawa, "Yaelah, ngga gitu konsepnya."

Seulgi bingung jujur aja. Dia juga ngga mau hal ini terjadi, tapi semesta seolah mainin Seulgi saat ini. Bener-bener bikin pusing.

"Seul, lo cukup berakting seolah-olah lo ngga pernah ketemu sama dia. Gue juga yakin, dia ngga akan inget sama lo. Lagian, mana ada sih, orang cuma sekali ketemu abis itu ngga pernah ketemu lagi selama beberapa tahun, terus dipertemukan dan mereka bakal saling inget?"

"Iya dia yang ngga inget, trus apa kabar sama gue?" jawab Seulgi, Wendy meringis.

"Ah, jadi debat kan kita. Dahlah, balik aja sekarang" potong Seulgi,

Wendy ketawa trus ngangguk, "Hehe. Yaudah, ayo"

Seulgi tiba-tiba berhenti, ngebuat Wendy di belakangnya juga ikut berhenti. Dia natap Seulgi heran,

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Wendy,

Seulgi masih diem.

"Seulgi?"

"Woi, Egi!"

"Wardana!"

Seulgi noleh ke Wendy di sebelahnya. Tatapannya ter-arah ke cewe blasteran Kanada itu.

"Kalo gue berhasil sama dia, gimana?" tanya nya tiba-tiba.

Alis Wendy mengerut, "Bagus dong?"

"Bagus sih, tapi—"

"—Tapi?"

"Lo jadi jomblo sendiri dong?"

Wendy mengerjap. Trus dia ngeliat Seulgi dengan santai nya ngelewatin dia pake tampang watados.

"Heh hewan, liat aja kalo gue taken duluan!"

"Iya taken, sama pantat sapi!"

"KAMBING!"




—tbc

blik lg geng sm ak, dsn ak mw nyuguhin yg lebih kaleman dikit.

ak tw asterism terlalu barbar, jd di maharta ak buat agax kaleman gt.

dah ah ya, smoga suka. jan lupa lek komen subret😘

maharta, seulrene-lokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang