"Acara jam 7, dimohon dateng setelah ashar untuk sound check." Guman Kartala. "Lha, dikira gue marbot acara apa. Yaudah, cabut dah gue sekarang."
"Apaan Al?" Tanya Ezra, di antara tumpukan barang – barang kamar Kartala yang berantakan. Melihat Kartala beranjak membereskan gitarnya.
"Itu acara exchange. Disuruh dateng ke check sound tapi gue baru baca line nya tadi." Jawab Kartala dengan enteng. Mengubek – ubek plastik laundry yang baru sampe dan menemukan baju yang pas untuk dipakai.
"Udah jam lima bego, parah lo." Ujar Ezra, makin ngga ngerti sama jalan pikir sahabatnya. "Sabtu sore ke Dago Atas bisa sejam lebih anjir, selamat dah."
"Santai – santai, ntar gue lewat perumahan. Udah sering Ja, masa lupa. Mageran sih lo."
"Iye dah, sana lo pergi cepetan. Semoga ketemu sama anak Indo itu."
--
Sesampai di Venue dan bertemu LO nya, Kartala Stand-by di panggung kecil sebelah main stage. Setelah dibriefing dan acara sudah mulai Kartala mengeluarkan gitarnya dan memulai memainkan senar, ditemani dengan suara indah Nadira. Sesuai request, mereka memainkan lagu berbahasa Indonesia, tanpa latihan. Kartala, seorang drummer band Indie asal Bandung yang sedang naik daun memang musically genius.
Walaupun tangan Kartala sibuk memainkan senar, matanya berjalan memindai semua orang di ruangan tersebut. Matanya pun tertuju kepada seorang perempuan yang sedang tertawa di meja tamu dengan teman nya, yang jelas – jelas seorang pelajar pertukaran. Terlihat kontras perbedaan perempuan tersebut dengan teman – teman semeja nya. Ketika yang lain memakai baju kurung, dia memakai atasan putih yang dipadukan dengan rok batik. Kartala pun langsung tahu, perempuan tersebut adalah yang diceritakan sama Bang Jun beberapa hari yang lalu.
Entah mengapa, ketika di tempat itu ada banyak orang dari berbagai kewarganegaan yang berbeda, Kartala lebih tertarik dengan gerak – gerik perempuan tersebut. Walaupun jujur, salah satu bagian dari otak Kartala bilang bahwa perempuan itu tidak secantik perempuan yang Ia dekati sebelum – sebelumnya, perempuan itu...
"Menarik." Guman Kartala, tanpa meleset satu kunci pun.
Setelah memainkan banyak lagu disela – sela kegiatan, acara pun sampai di penghujung. Satu persatu anak exchange pun bangkit dari tempat duduk dan sibuk mengambil foto dengan satu sama lain. Mata Kartala masih menempel kepada perempuan tersebut, yang sekarang memisah dari kerumunan teman Universitas asalnya. Ia ternyata sedang mengobrol dengan Akbar, salah satu panitia yang kebetulan teman Kartala di acara orientasi kemarin. Menaruh tas berisi gitar dan barang – barang nya di punggung, Kartala berjalan menuju mereka.
"Bar!" Sapa Kartala, Akbar dan perempuan tersebut menoleh ke arah Kartala. "'Pa kabar lo?"
"Wih ada suhu nya Dirgantara, baik Al. Thanks udah mau tampil, gue denger lo langsung acece. Thanks a lot." Ujar Akbar sambil menjabat tangan Kartala.
"Santai, buat alamamater, apa sih yang ngga, hahaha." Ujar Kartala, memaparkan senyuman klasik nya. Perempuan di sebelah Akbar tersenyum kepada nya, Kartala pun sadar dengan niat awal dia mendatangi mereka.
"Bar ini..." Ucapan Kartala langsung dimengerti oleh Akbar.
"Oya Al, kenalin ini temen gue, namanya—"
"Kiara, gue exchange dari Malaysia. Salam kenal." Kata Kiara, menjulurkan tangan nya untuk dijabat dan memberikan senyuman.
'Gercep juga ini cewek...'
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Senja
FanfictionBandung 2019. Dua orang yang tepat, bertemu di waktu yang tepat. Tetapi, akankah tepat untuk selamanya? -- This is the first story that I ever post on the Internet. Before then, I only write for my own satisfaction. I decided to send it here becaus...