"Dari pubdok, kami udah membagi pekerjaan masing – masing untuk bagian design, sosial media, dan publikasi. Kita juga udah mulai nyiapin design buat proposal sponsorship, poster, template, konten untuk sosial media dibantu sama humas atau LO, dan juga video yang diperlukan untuk countdown dan lain – lain. Udah, itu aja." Ujar Ezra di forum rapat tersebut.
Rapat besar kedua kali ini dilakukan di tempat dan waktu yang sama, sebelum gap libur UTS. Terlihat banyak panitia yang sudah siap dengan bawaannya dan berniat untuk langsung pulang sehabis rapat ini. Melihat banyak dari mereka yang pikiran nya udah 'teriak' pengen cepet rapat ini selesai, rapat pun dilakukan dengan cepat dan ringkas.
"Oke deh, karena udah mulai sore dan biasanya bentar lagi gerbang toll Pasteur macet banget, rapat hari ini kita sudahi sampai sini. Makasih banyak untuk teman – teman yang udah dateng ke rapat ini, selamat bekerja, dan bertemu lagi di rapat selanjutnya!" Para panitia pun mulai beranjak dari tempat duduk nya. "Eh bentar, foto dulu yuk! Buat kenang – kenangan gitu, siapa tau kangen!"
Dengan sigap, semua mengambil posisi dan sesi foto dilakukan dengan sangat cepat. Setelah itu, semua bubar dari barisan. Kartala mendekati para koordinator dan BPH, berterima kasih dan memberikan semangat untuk mereka semua.
"Al, udah sana. Anak nya udah jalan ke parkiran SBM." Ujar Ezra sambil mendorong Kartala untuk pergi dari kerumunan petinggi tersebut.
"Tsk iya. Gue cabut ya! Jangan kangen ama gue!" Ujar Kartala sembari lari ke arah parkiran SBM.
Mendekati parkiran mobil tersebut, Kartala teriak kepada perempuan yang memakai pakaian serba hitam putih dengan tas nya yang khas.
"Kiara!" Orang yang merasa terpanggil pun menoleh kepadanya. Semakin dekat, Kartala meronggoh kunci mobilnya di kantong jeansnya.
"Sori banget, biasa tadi BPH ngobrol bentar. Lo udah nunggu lama?" Tanya Kartala sembari membuka pintu mobil, dan masuk ke dalamnya.
"Ngga kok tenang aja, gue tadi jalan juga sambil santai Al." Jawab Kiara, mulai mencoba membuat dirinya nyaman di bangku mobil tersebut, walaupun ini sudah menjadi kali ketiga dirinya di dalam mobil tersebut.
Melihat Kartala yang terlihat buru – buru menyalakan mesin, menginjak gas, dan segara keluar dari wilayah kampus, Kiara langsung bergidik. Apa ngga bisa laki – laki ini bernafas dulu sebentar? Baru saja dia selesai memimpin rapat dengan lebih dari seratus panitia, tanpa rasa capek, dia mau langsung pulang menyetir ke Bogor.
"Al, nafas dulu bentar bisa gaa? Lo keliatan banget capek, baru juga kelar. Ngga usah buru – buru nyetirnya, ada toll jalan layang juga kan. Lo mau minum dulu gak?" Tanya Kiara.
"Cuma ngejar Pasteur nya Ra, sore gini jam pulang kerja biasanya macetnya ngga karuan. Setidaknya kita lewatin Pasteur baru deh gue tenang. Boleh minum, gue aus banget sebenernya hahaha." Jawab Kartala, sembari fokus menyetir.
"Yaudah nihh," Kiara membuka botol minum kemasan yang dibelinya dan memberikannya ke tangan Kartala.
"Thanks Ra," Ujar Kartala dengan tangan kanan distir. "Hmm, estimasi sampai Bogor pukul 8.30 alam menurut WazeKartala. Lo kalau ngantuk, tidur aja. Gue gak bakal ngebut kok sumpah,"
"Gak! Gue mau jadi pemandu lo, lagian gue suka liatin jalanan," Ujar Kiara, memandang ke pemandangan sekitar Jembatan Pasupati di sore hari.
Sekilas melihat kelakuan perempuan yang sekarang sudah duduk nyaman di bangku penumpang sebelahnya, Kartala tertawa kecil. Beda banget sama pertama kali dirinya dan Kiara bersama di dalam mobil HRVnya, sekarang Kiara sudah merasa lebih bebas bahkan sampai memilih lagu yang ingin dimainkan dari handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Senja
FanfictionBandung 2019. Dua orang yang tepat, bertemu di waktu yang tepat. Tetapi, akankah tepat untuk selamanya? -- This is the first story that I ever post on the Internet. Before then, I only write for my own satisfaction. I decided to send it here becaus...