Happy reading
_________________________Satu sekolah sudah di gegerkan dengan berita hilang nya aluna. Di grub kelas, grub sekolah, grub gibah, ig sekolah, ig aluna, dan semua yang berhubungan dengan aluna.
Alvaro sangat sangat pusing dan panik, sudah 3hari aluna tak ada kabar. Polisi pun belum menemukan tanda tanda ditemukannya aluna. Padahal alvaro sudah mencari aluna di berbagai penjuru. yah namun sayang, Jakarta luas.
Alvaro sudah memaafkan alfa, toh alfa tidak sepenuhnya bersalah. Lagian alfa juga bisa membantu dalam pencarian aluna. Alfa sudah memberi tahu papa nya untuk membantunya mencari aluna. Alfa berharap aluna cepat ditemukan dalam keadaan sehat.
Bagaimana dengan reyga? Dua hari lalu tepatnya satu hari setelah aluna hilang dia harus pulang kebandung karena kakek nya yang meninggal dunia.
Hari ini alvaro dan alfa dibantu arka, rendy, dan elang melakukan pencarian secara terpisah. Alvaro dan rendy mencari aluna di jalan yang sepi. Alfa, arka dan elang mencari di tempat yang jarang dikunjungi. Kemungkinan besar jika aluna di culik pasti di bawa ditempat yang semacam itu, pikir mereka.
Seharian penuh mereka mencari namun hasilnya nihil. Alfa sangat prustasi, ia benar benar merasa bersalah.
"Arrghhh!" Alfa mengacak rambutnya penuh emosi. "Bisa bisa nya gua se tolol ini". Bahkan alfa sampai tak kuat untuk berdiri.
"Gua bener bener gak habis fikir sih, kalo hal ini bisa terjadi" kata rendy. "Sumpah nyesel gua bikin tod". Rendy pun ikut duduk disamping alfa dengan pasrah.
Alvaro hanya terdiam, ia merasa bahwa ia menjadi kakak yang gagal.
"Kalian pulang aja udah malem" kata alvaro.
"Kita tetep disini, nemenin lo". Kata elang.
Alvaro menggeleng. "Mungkin ini emang udah takdirnya".
Alfa melotot, apa maksud nya?. "Takdir gimana? Kenapa lo nyerah gitu aja! Kita harus cari aluna. Gua yakin aluna ga jauh dari sini. Gua yakin aluna masih bisa selamat".
Alvaro pun menenggelamkan wajahnya di tangannya, ia benar benar pusing.
"Ma, maafin alvaro ya gak becus buat jagain aluna".
***
Dua minggu sudah berlalu, dan aluna belum juga ditemukan.
Wajah alvaro benar benar kacau, kurus. Bahkan dia mengcancel kuliahnya di Cina.
Alfa pun begitu nampak lesu tak bersemangat.
Reyga yang sudah pulang dari Bandung juga ikut mencari aluna.
"Lun lo dimana sih!" alfa berteriak menatap langit.
Tiba tiba timbul suara berisik dibelakang semak semak. Alfa menyeritkan dahinya.
"Eh lo denger sesuatu gak?" Tanya nya kepada alvaro. Alvaro menggeleng. "Halu kali lo". Katanya.
Namun alfa yakin bahwa dia mendengar suara. "Gak, gua yakin disitu ada orang, gua curiga kak".
Alvaro pun melihat kearah yang ditunjuk alfa. Hutan gelap, banyak rumput tinggi seperti nya mustahil jika ada markas disana.
"Udah udah, lo mungkin cape. Ini udah mau malem mending kita pulang dan berdoa semoga aluna cepet ketemu".
"Tapi kak...". Alvaro menggeleng. "Ayo".
***
"Assalamualaikum". Alfa memasuki rumah nya di sambut oleh mama nya.
"Gimana keadaan aluna al?" Mamanya nampak khawatir. Alfa hanya menggeleng.
"Kamu nih gimana sih gak bisa jaga pacarnya!".
"Maafin alfa mah".
Cairan bening tiba tiba keluar dari pelupuk mata mama alfa. "Aluna anak baik, pasti ditemukan dengan keadaan baik juga hiks..hiks". Alfa pun memeluk mamanya. "Semoga".
***
"Kita pindah markas".
"Kenapa pak? Bukannya markas ini cukup aman?".
"Alfa sudah mencurigai markas kita. Besok kita harus pindah ke luar kota. Dia akan mengamati markas ini besok".
"Tapi pak".
"PINDAH!".
"Ba..baik pak".
Aluna menggeleng ia tak mau dikirim keluar kota, matanya sudah sembab dan badannya sudah kurus. Berhari hari ia menangis.
Ceklek
Sosok pria berbaju serba hitam datang, ini bukan pertama kali nya. "Makan". Disodorkan lah ayam goreng, nasi, sayur, susu, dan apel. Aluna tak pernah kelaparan disini. Jujur saja dia juga tidak disakiti jika aluna 'mengikuti perintah'.
Makan ya makan.
Minum ya minum.
Jangan teriak ya jangan.
Tidur ya tidur.Walau begitu aluna tetap tak napsu makan. Ia hanya ingin pulang. Dibuka lah lakban yang selalu menutupi mulutnya.
Pria itu menyuapi aluna dan menyebutkan huruf "A".
Aluna pun membuka mulutnya, sambil menangis. Bagaimana tidak makan enak tidak cukup jika ia tetap dikurung disini. Ia masih bingung apa salah aluna sampai aluna diculik namun tak disakiti?.
Tiba tiba telepon si pria berbunyi.
"Apa?!" Segera lah mulut aluna ditutup kembali dengan lakban. Belum sempat aluna di bawa pergi namun suara langkah kaki mulai terdengar.
"Sial!". Pria itu mengangkat aluna dan menjatuhkan nya lewat jendela.
"ALUNA!!!" .
Tbc.
Sorry kemarin ga up, lagi mageur 😂🙏🏼
Semoga suka yaaaa
See u next part
Jangan lupa vote nya💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Teen FictionTakdir tak kan tertampik oleh raga. Aku tak tahu bagaimana alur takdirku akan berakhir. Apakah aku bahagia? Atau bahkan aku harus menghabiskan banyak keringat serta air mata?. Begitu lelah menghadapi hidup yang membuat bilur dihati. Memikirkannya ha...