Happy reading
______________________________Tiba tiba telepon si pria berbunyi.
"Apa?!" Segera lah mulut Aluna ditutup kembali dengan lakban. Belum sempat Aluna di bawa pergi namun suara langkah kaki mulai terdengar.
"Sial!". Pria itu mengangkat Aluna dan menjatuhkan nya lewat jendela.
"ALUNA!!!" si pria terkejut, ia tak tahu bahwa ada orang disana. Segeralah ia lari dan meninggalkan Aluna yang sakit akibat dilempar kebawah.
"Jangan lari kamu!!" Papa Alfa, Rendy, Elang, dan Arka mengejar pria itu.
Mama Alfa segera berlari kearah Aluna. Dilepaskan lakban yang menutupi mulutnya serta tali yang mengikat tangan dan kaki nya.
Spontan Aluna memeluk mama Alfa dan menangis sejadi jadi nya.
"Aluna takut" dengan gemetar hebat Aluna mengeluarkan suara, namun mama Alfa mencoba untuk menenangkan. "Gak papa kan ada mama disini".
Aluna terkejut. "Mama?" Batinnya. Iya mama, mama Alfa. Aluna pun mengeratkan pelukannya.
"Lun! Luna!" Alfa berteriak disekeliling rumah. Ia tak menemukan Aluna disana, yang dia lihat hanyalah makanan dan senjata tajam.
"Aluna disini sama Mama!" Mendengar teriakan Mama nya, segera Alfa melihat kearah bawah jendela. Yap! Ada Aluna disana!.
Segerah lah ia berlari kebawah, namun Alvaro mencegat. "Eh kemana?". Alfa pun menunjuk ke arah bawah "Aluna dibawah". Mereka pun segera turun ke bawah.
***
Aluna berbaring diranjang Rumah Sakit. Syukurlah tidak ada luka yang serius. Semua sudah berkumpul disitu, termasuk Mama dan Papa Alfa.
"Kalian bisa keluar dulu engga? Maaf kalo gak sopan. Alfa mau bicara sebentar sama Aluna". Semua mengangguk, mereka pun keluar dari ruangan tersebut.
Aluna terseyum, "gua kira, gua bakal mati konyol disana". Alfa dengan segera menggenggam tangan Aluna.
Alfa menggeleng, "engga Lun, lo gak boleh mati".
Sambil menatap sekeliling, Aluna teringat seseorang. "Reyga dimana?".
"Ck" Alfa mendesis. "Ngapain sih nyariin dia?".
Raut wajah Aluna berubah, "ha? Emang salah ya?".
Sambil terseyum jail Aluna mencolek bahu Alfa, "jealous?".
"Pade kali lo" Alfa memalingkan wajahnya, jantung nya sudah sangat bergemuruh.
Karena sangat penasaran, Alfa pun bertanya. "Lo selama ini masih diteror?". Aluna menggeleng.
"Terus kalo gak diterror kenapa lo diculik?".
Aluna mengangkat bahunya, "Tapi anehnya, gua gak pernah disiksa kalo gua nurut. Dan perintah yang dia kasih juga ga susah susah. Kaya gua harus makan, harus minum susu, jangan teriak, harus tidur pokoknya gitu lah".
Alfa mengangguk paham, ia berfikir bahwa penculik ini hanya ingin memainkan perasaan orang yang dekat dengan Aluna.
Dan penculik ini sebenarnya tidak suka dengan seseorang entah memang keluarga Aluna, atau Alfa karna memang status mereka yang orang ketahui yaitu Berpacaran.
"Lo pernah gak nurut terus disiksa?" Tanya Alfa.
Aluna mengangguk, "Awalnya gua takut banget, disuruh makan. Aneh aja gitu diculik tapi dikasih makan enak jadi gua mikirnya ya gua di kasih racun. Jadi gua gak makan deh eh dia sayat tangan gua".
Alfa membuatkan matanya, "bajingan! Awas aja kalo ketemu!". Aluna terkekeh.
"Tapi pas bosnya dateng dia disayat juga. Kayaknya anak buah nya itu psikopat deh. Gua hampir dibunuh terus tapi selalu Bosnya dateng jadi nya gagal deh".
Psikopat? Shit!
"Pas lo di Terorin, lo dapet pesan apa aja". Tanya Alfa.
Aluna mencoba mengingat ingat, "hm, oh itu! Dia sering kirim pesan aneh, pesan ancaman. Pokoknya dia tau gerak gerik gua deh".
Mendengar hal itu Alfa semakin yakin.
Gua yakin banget pasti pelakunya di sekitar sini.
***
Hari ini Alfa dan Mama nya berniat untuk menjenguk Aluna diRumah Sakit. Dengan membawa beberapa buah dan makanan ringan Alfa menggerutu.
"Emang Aluna boleh makan ciki?" Ia sangat kesal karna waktu Alfa di Rumah Sakit, Alfa tidak boleh makan ini itu.
Mama Alfa hanya tertawa kecil, "ayo cepet".
Alfa menghembuskan nafas nya gusar.
Diperjalanan yang ditanyakan Mama Alfa hanya Aluna Aluna dan Aluna.
"Hm gitu ya, terus kamu pertama suka sama dia kapan?". Alfa melirik mama nya, "apa sih mah".
"Kalo gitu, kamu nyatain cinta nya dimana?".
Alfa menoleh dengan malas, "mamaaaa".
Mamanya pun cekikikan, "yauda deh nanya ini aja jawab tapi".
Alfa mengangguk setuju, "jangan aneh aneh".
"Kamu udah berapa bulan pacaran sama Aluna?".
"Gatau ga keitung".
"Is" mama nya mendesis sambil mencubit lengan Alfa, "harus nya diitung! Ya tapi mama maklumi sih, kan first love".
"Udah ah ma".
***
Alvaro mondar mandir sedari tadi, ia sangat penasaran siapa yang mencoba menculik adik nya ini?.
"Lo punya musuh, atau orang yang benci lo engga?". Tanya alvaro.
Aluna mencoba untuk mengingat ingat, "ya cuma Shella sih, itu aja dia udah di pindahkan keluar kota kan?".
Alvaro mengangguk, "tapi kan bisa jadi aja itu suruhannya".
"Gak mungkin, bos nya itu cowo".
"Dari mana lo tau?".
"Pas gua..."
"Assalamualaikum" mama Alfa dan Alfa sudah sampai di ruang Aluna.
"Waalaikumsalam tante" segeralah Alvaro bersaliman.
"Gimana keadaan kamu?" Tanya mama Alfa.
"Alhamdulillah tante, gak sakit apa apa kok", Kata Aluna. "iya te, hari ini Aluna juga boleh pulang". Sambung Alvaro.
Mama Aluna mengangguk paham, "ini buat kamu". Mama Alfa menenteng kantong plastik putih berisi makanan dan buah.
"Makasih tante, jadi ngerepotin".
Mama Alfa menggeleng, "yaudah tante kupasin dulu ya". Aluna mengangguk.
"Gua pamit keluar dulu, cari udara segar" kata Alvaro sambil menepuk pundak Alfa.
"Al?".
"Iya lun?".
"Gua mau nanya". Kata Aluna
"Jangan tegang tegang gua takut". Alfa terkekeh.
"Serius".
Alfa pun mengubah posisi duduknya, "apa?".
"Reyga dimana sih, kok tiba tiba ngilang".
Alfa mendesis, "apaan sih lo, kan ada gua ngapain nyariin dia".
"Kan cuma nanya Al" kata Aluna.
"Ya kan lo udah sama gua, pacar lo".
"Al gua serius, gausa bercanda lagi. Gua cuma nanya, kita juga ga pacaran".
"Gua juga lebih serius sama omongan gua".
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Teen FictionTakdir tak kan tertampik oleh raga. Aku tak tahu bagaimana alur takdirku akan berakhir. Apakah aku bahagia? Atau bahkan aku harus menghabiskan banyak keringat serta air mata?. Begitu lelah menghadapi hidup yang membuat bilur dihati. Memikirkannya ha...