hampa

99 10 0
                                    

"Lah sumpah! Gila tu anak gila! Lo gak boong kan al?"

Arka berteriak histeris sungguh membuat seisi rumah ini seperti akan hancur.

"Ngapain gua boong, gak guna"

"Lah ngeri juga si shella ya, cantik cantik psikopat wkwk" ucap arka sambil mengunyah beberapa ciki.

"Gitu dulu lo nyuruh gua macarin? Gila!" Alfa menonyorkan kepala arka.

"Sakit goblok!" Kata alfa sambil mengelus elus kepalanya.

"Eh btw gimana tadi reaksi papa nya?" Lanjut arka.

"Jadi gini... Tadi gue kerumah nya dan kebetulan papah nya ada lembur buat ngambil cuti besok jd ditelpon gadiangkat gitu. Mamahnya syok"

"Jahat banget lo al" kata arka.

Alfa menyeritkan dahinya.

"Lo jahat udah bikin mama shella syok tau ga!" Arka memasang wajah penuh iba.

"Lo suka sm shella?"

"Ih amit amit, ntar gua di bunuh lagi woi!"

Alfa terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

"Suruh elang sama rendi kesini gih, udah lama gak kumpul dirumah gua"

"Siapp"

***

Ceklek

Alvaro terkejut, lalu ia menoleh ke ambang pintu.
Ada reyga dan mama nya membawa sekantong plastik makanan.

"Assalamualaikum al" salam mama reyga.

"Waallaikumsalam tante sini duduk" jawab alfa ramah.

Reyga menaruh plastik di meja samping ranjang mama aluna, aluna tak tampak disini dimana dia?.

"Kak, aluna dimana?" Tanya reyga.

"Keluar sebentar katanya, oh iya dia bilang kalo tante kesini suruh telfon, aku telfon dulu ya tante?"

"Eh gak usah, biar reyga yg nyari aja"

"Ha?" Reyga menyeritkan dahinya.

Mama reyga tersenyum, reyga paham

"Biar mama ngobrol sama alvaro disini"

"Yauda, mah kak reyga cari aluna dulu"

***

Brakkkkk!

"Shella dimana kamu!"

Shella masih bersembunyi dibawah ranjang tidur nya, menghindari amarah papanya itu.

"Keluar kamu shella!"

"Papa itung sampe tiga, kalo sampai kamu gak keluar. Papa gak segan segan laporin kamu ke polisi!"

Shella pun perlahan keluar, rambutnya kusut, matanya sembab, wajahnya masam tertekuk. Sangat kacau.

Papa nya pun dengan langkah penuh amarah menghampiri shella.

"Bangga kamu hah! Demi pria kamu jadi cewe gak bener kaya gini!"

"Papah ga habis fikir ya! Kamu papah sekolahin tinggi tinggi, sekolah yang bagus, sekolah yang mahal, biar pinter! Biar dipandang tinggi, gak murah kaya gini!"

Jleb!
Bagai disambar petir, bahkan papanya saja mengatakan bahwa shella murahan. Memang shella Sadar bahwa ia pantas dibilang begitu.

"Papa bilang shella murahan?"

Papa nya menghela nafas berat mengusap wajahnya gusar.

"Shella gak sengaja pah! Bahkan shella syok bisa salah sasaran kaya gini! Emang shella se gila itu sampe seolah shella gak peduli kalo shella udah nyelakain ibu orang? Shella juga manusia pah! Shella juga punya hati! Shella punya otak!"

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang