"aku ingin bahagia berpihak padaku meski sekali saja".
~Aluna letisya~
•••
"buat gue?" wajah aluna penuh tanya.
"iya dong tisya" jawab lelaki ini.
"plis berhenti panggil gue tisya, nama gue A.L.U.N.A!"
"maaf" lelaki itu menunduk menatap lantai sendu.
"rey" panggil aluna kepada lelaki itu. Lelaki itu adalah reyga.
Reyga mendongkak menghadap aluna, seolah berkata 'kenapa?'
"gue gak bermaksud apa apa, gue cuma gak mau di panggil tisya lagi." aluna memalingkan wajah nya.
"maafin gue luna, gue cuma kangen manggil lo dengan nama tis.."
"stop! Gue gak mau denger lagi!" potong aluna.
"maaf"
•••
Hati aluna semakin hari semakin berkecambuk, mulai dari perceraian kedua orang tua nya, perpindahan sekolah sehingga aluna tak pernah bertemu rara sahabat nya di Bandung nomer rara juga tidak aktif, kehadiran reyga kembali, dan kecelakaan mama nya, serta fisya yang ingin pindah sekolah.
Sepulang sekolah alfaro dan aluna sengaja tak langsung kerumah mereka menuju rumah sakit.
Diperjalanan alfaro menceritakan bahwa jam pelajaran ke dua tadi alfaro izin untuk kerumah sakit, karena mama nya sudah siuman.
Aluna merasa lega karna mama nya sudah siuman, namun ia merasa kesal bahwa alfaro tak ikut mengizin kan aluna juga.
Sesampai nya di rumah sakit, aluna langsung memeluk mama nya, ia sangat rindu mama nya.
"mamaaaaaa"
"aluna rindu banget sama mama, gimana keadaan mama? Udah baikan?" aluna masih terus memeluk mama nya.Alfaro tersenyum simpul melihat adik nya dan mama nya. Bahkan alfaro sempat meneteskan air mata nya, secepat nya ia menyeka nya.
Aluna melepaskan pelukan mama nya, aluna sangat senang karna dua hari lagi mama nya boleh pulang.
"em lusa kita izin ya kak, plis" aluna menyatukan tangan nya.
"heleh" alfaro terkekeh kecil.
"ck"
"iya iya gak usah ngambek" alfaro mengacak puncak kepala aluna.
"nah gitu dong akur" kata mama nya, dan mereka semua terkekeh.
Mereka semua menceritakan kisah kisah konyol, kisah masa kecil alfaro dan aluna, yang membuat mereka semua tertawa.
•••
Reyga bersandar di kursi yang ia letakkan di pinggir jendela sambil melihat bintang dan bulan.
"dulu lo sering cerita kalo gue kaya bulan, cuma satu dan bisa menyinari gelap nya malam. Dan sekarang gue layaknya bintang, gue hanya satu dari sejuta bintang disekitar lo. Kecil, jauh, redup, dan gak keliatan". Reyga tersenyum kecut mengingat masa masa indah nya dulu bersama Aluna, namun sekarang tinggal kenangan.
"rey" lirih tante kinan, mama reyga.
Reyga memutar kepalanya menghadap mama nya dan ia hanya tersenyum tipis.
"gimana sekolah kamu?" tanya mama nya seraya duduk di samping reyga sambil melihat indah nya langit.
"ya gitu ma"
"gak asik ya?" mama nya terkekeh.
"rey rey, kamu harus nerima temen temen kamu. Kamu harus bisa kumpulin banyak temen, jangan cari musuh, awas kamu" lanjut mama nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Fiksi RemajaTakdir tak kan tertampik oleh raga. Aku tak tahu bagaimana alur takdirku akan berakhir. Apakah aku bahagia? Atau bahkan aku harus menghabiskan banyak keringat serta air mata?. Begitu lelah menghadapi hidup yang membuat bilur dihati. Memikirkannya ha...