Bila memandang dentingan pada tik tok, rasanya percuma, jarumnya akan tetap berdetak pada jarak, gaya, dan kecepatan yang sama. Bahkan Youra tidak pernah tahu jika hari ini adalah hari terakhir ia mengikuti ujian. Berharap pria itu hadir memberinya semangat, ternyata salah juga. Ia hanya mampu menghembuskan nafas berulang kali, memandang malas pada di hadapan sana yang kosong. Bertumpu dagu sebatas layar meja yang juga tidak terisi apapun.
"Kau tidak menghubunginya?"
Youra menggelengkan kepalanya lesu. Enggan melakukan kontak mata pada yang bersuara di sampingnya.
"Kau tidak bertemu dengannya sejak hari itu?"
Youra menganggukan kepalanya. Beralih melirik pada Leechie yang sedang melakukan aktivitas berpikir keras seperti yang Youra lakukan.
"Kau tidak menemuinya?"
"Bagaimana aku akan menemuinya. Aku benar-benar mempertaruhkan nyawaku untuk mendapatkan nilai yang terbaik dan membuktikannya pada Yoongi." Youra mengerucutkan bibirnya sebal. Ia sendiri tidak tahu mengapa pria itu mudah sekali menghilang.
Sebenarnya Youra sangat khawatir, hanya saja Youra benar-benar bekerja keras dalam mempelajari beberapa materi yang sulit. Hingga ia juga yang merutuki dirinya sendiri karena sudah seminggu ia tidak menemui pria itu. Bahkan seharusnya Youra mulai curiga jika ponsel Yoongi tidak segera aktif.
"Ujian selesai, Youra. Kau harus menemuinya sekarang. Kau tidak khawatir?" Ucapan yang Leechie katakan membuat Youra segera menoleh keras.
"Ah, kau benar."
Entah bagaimana, namun layaknya seseorang yang baru menyadari akan uang sakunya yang hilang. Youra segera beranjak dari kursinya, tanpa berpamitan pada Leechie, gadis itu memilih untuk lekas berlari. Ya, Leechie membiarkannya, ia sudah menduga bila Youra memang akan menemui kekasihnya. Dasar anak remaja, membuat Leechie tidak tahan untuk tersenyum.
Sequoia
Kedua kakinya bergerak lebih cepat daripada seekor cheetah yang memburu mangsanya. Entahlah, namun Youra merasakan hal yang buruk sedang terjadi pada pria itu. Pikirannya melambung pada bayangan bila ternyata Yoongi kembali mengalami phobianya atau dia sakit? Astaga, Youra sangat khawatir. Bahkan kekhawatirannya mampu menutupi kesadaran Youra dimana ia memilih menaiki tangga daripada sebuah lift pada apartement Yoongi.
Sejenak Youra menarik ulur nafasnya yang tersenggal layaknya sedang mencoba mengalahkan pelari nomer urut pertama. Tubuhnya bergerak bersandar pada pintu itu, mengetuknya lemas, karena ia sendiri tiba-tiba melupakan digit kata sandi milik apartement Yoongi. Sungguh, Youra selalu melupakan hal tersebut hanya karena kepalanya yang terlalu dipenuhi akan pria itu. Menyebalkan, bukan?
"Yoon, kau baik-baik saja? Ya! Buka pintunya."
Jantung Youra berdetak lebih kencang. Kekacauan di dalamnya lebih mendominasi bagian tubuh Youra yang semakin lama semakin terasa lelah.
Hingga perlahan pintu itu bergerak terbuka, membuat Youra beralih tidak seimbang. Korneanya memilih memandangi sekujur tubuh itu yang berdiri sembari meneguk segelas air. Oh ayolah, bahkan seharusnya Youra tidak perlu untuk terlalu mengkhawatirkannya. Lihat, dia menjengkelkan.
"Sedang apa kau disini, Youra?" Tanya Yoongi dengan irama yang tidak terdengar seperti penyambutan terhormat.
Youra terkekeh jengah, ia lekas melangkah lebih dekat. Lalu, menendang kaki itu, hingga membuat sang pemilik meringis.
"Aku mengkhawatirkanmu selama seminggu ini. Kau tidak datang menemuiku disaat aku ujian. Bahkan pada ujian mata kuliahmu kau tidak ada. Sekarang kau bertanya padaku sedang apa aku disini. Ya! Yoongi!" Youra berteriak, membiarkan pria itu yang hanya terdiam sembari memutar rotasi pada kedua bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(REVISI DULU) Sequoia || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fanfiction(PROSES REVISI-END) Semua orang mengatakan bahwa masa lalu adalah sebuah sejarah yang berbeda tentang hari ini. Namun, bagi Yoongi semua waktu adalah sama. Mencintai dimasa lalu, bukan berarti harus mencintai dimasa sekarang. Perceraian yang terjadi...