"Kapan kau berhenti untuk menjadikanku sebagai dosen, hyung. Kapan kau pulang?" Yoongi hampir menaikan oktaf nya pada pemanggil di seberang sana yang hanya mengumbar kekehan menyebalkannya.
"Hey, aku belum selesai dengan urusanku disini. Nikmati saja, Yoon."
"Terserah."
Yoongi menghentikan panggilan tersebut. Membuang benda pipihnya sembarang tempat. Menanggung lengan pada dahinya itu, menjurus lurus memandangi langit-langit ruang singgasananya. Ingatan yang di lontarkan gadis itu membuat pikirannya terlalu berputar pada hal-hal yang berantakan.
Ia juga tidak mungkin harus menyentuh gadis itu setiap saat. Berciuman, bercumbu, ya memang awalnya Yoongi berniat untuk melakukan itu. Namun, ketahuilah, ia masih tersadar pada persen yang cukup normal. Ia hanya terbawa suasana untuk hari yang lalu. Bahkan saat ini, Yoongi merasa gila sudah membayangkan hal-hal yang menjijikan.
Sejenak terdiam, Yoongi merasa terkejut karena ponselnya kembali berdering. Ia lekas mengangkatnya. "Aku tidak peduli, hyung."
"Sunbaenim, maaf aku menganggumu."
Yoongi terlalu terpaku pada suara di seberang sana yang berbeda dari sebelumnya. Suaranya tidak begitu asing, namun Yoongi tidak bisa mengingat pemiliknya. Yoongi menarik tubuhnya untuk terduduk tegak.
"Maaf?"
Sesekali Yoongi melirik pada layar ponselnya yang mengarah pada beberapa digit nomer asing. Cukup lama Yoongi menunggu pembicara disana bersuara.
"Aku Leechie, Kim Leechie, teman Youra."
Sangat mendadak. Bagi Yoongi ini mengejutkannya. Entah mengapa, namun Yoongi mulai gugup pada hal-hal yang tidak jelas dan untuk pertama kalinya, Yoongi merasa bahwa ia sedang merindukan Youra.
Sequoia
Jari jemarinya saling menindih satu sama lain. Berputar, melipat, terlalu tidak bisa diam hanya karena situasi sedang tidak terasa baik. Youra sejenak melirik pada pria yang kini terduduk di sampingnya.
"Terima kasih, Jungkook. Tapi setelah ini, ku mohon untuk tidak menemuiku lagi. Ku pikir itu tidak perlu." Ujar Youra, meyakinkan.
"Memangnya kenapa?" Jungkook tidak segan menatap Youra penasaran. Pandangannya cukup serius bagi Youra, membuat Youra hanya mampu menunduk ragu.
"Hanya tidak perlu saja." Jawab Youra. Membuat Jungkook menghela nafas, lalu mengangguk.
Pria itu beranjak, sejenak meletakkan satu kotak kecil berwarna biru di samping Youra. Kedua takromanya hanya melirik pada kedua objek itu, sesekali melirik kepergian Jungkook, namun juga tidak segera melepaskan pandangannya pada kotak cantik itu.
Youra lekas meraihnya, mengamati beberapa sisi, namun enggan membukanya. Ia memilih memasukkan kotak tersebut ke dalam tasnya. Punggungnya di sandarkan lebih leluasa, menikmati hilir malam yang semakin larut di telan waktu.
Youra memang masih terlalu takut untuk segera pulang ke rumah. Pada akhirnya berakhir kembali pada halaman belakang kampusnya. Ya, setidaknya satu lampu pilar mampu menemaninya dalam kelabu pikiran yang melambung kesana kemari tanpa jeda.
Youra mengeluarkan sebungkus chewing gum yang tersisa dimana bungkus itu adalah pemberian Yoongi. Yap, chewing gum itu tetap bersisa satu, Youra tidak mau menghilangkan jejak pemilik dari Yoongi.
"Salahkan dirimu sendiri. Kau yang membuatku terperangkap ke dalam segala kalimatmu saat itu. Aku benar-benar jatuh cinta pada akhirnya. Pak dosen yang menggemaskan, aku menyukaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
(REVISI DULU) Sequoia || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fanfic(PROSES REVISI-END) Semua orang mengatakan bahwa masa lalu adalah sebuah sejarah yang berbeda tentang hari ini. Namun, bagi Yoongi semua waktu adalah sama. Mencintai dimasa lalu, bukan berarti harus mencintai dimasa sekarang. Perceraian yang terjadi...