3rd - Eyes To Heart (Part 1)

36 3 1
                                    

Dari Pandanganmu, Senyummu

Jatuhnya Tepat di Hatiku

      Seminggu telah berlalu semenjak Ayu mulai bekerja di Rumah Sakit. Sedikit demi sedikit kakak bidan senior yang lain pun mulai melepasnya bekerja tanpa dipantau. Banyak pengalaman yang sekarang telah dia dapati dalam seminggu bekerja. Dan selama seminggu itu pula dia bertemu dengan dokter Arqan. Ayu baru tahu ternyata dokter Arqan adalah dokter ISIP yang sedang bertugas di ruang perinatology selama 1 bulan. Setiap kali bertemu, ada aja kejahilan yang dilakukan dokter Arqan kepadanya. Awalnya Ayu pasrah dengan segala kejahilan yang dilakukan dr, Arqan, tapi lama kelamaan Ayu mulai bisa membalas kejahilan itu walau tak sering dia hanya pasrah karena kehabisan ide. Bagi Ayu, dr. Arqan adalah lawan yang sangat tangguh dalam hal jahil menjahili.

"Ayu, Nanda, kakak minta tolong ke Instalasi Farmasi. Ambilkan barang-barang yang sudah kakak tulis dibuku. Jangan lupa suruh staff tanda tangan supaya ada bukti" ucap kk Vina.

"Baik, kak"

"Ayu tahu dimana Instalasi Farmasi?" Tanya Nanda.

"Tahu. Dibelakang dekat CSSD. Memangnya kenapa kak?"

"Kakak lupa, yu. Soalnya kita jarang kesana."

"Ooo, Ayu kira kakak ndak orientasi ruangan. Ayu mau ngolok kakak"

"Orientasilah dek, kita kan penduduk baru disini"

"hahaha penduduk baru."

Mereka pun berjalan menuju ruang Instalasi Farmasi. Mereka lebih sering ke CSSD daripada ke Instalasi Farmasi karena mereka harus mensterilkan alat-alat partus, kuretase dll di ruangan CSSD. Begitu seringnya mereka ke ruang CSSD, mereka pun sampai akrab dengan staff yang bekerja disana. Sebenarnya Ayu sudah pernah ke Instalasi Farmasi untuk mengambil titipan salah satu kakak bidan dengan salah satu staff disana. Dan Ayu adalah tipe yang lebih senang disuruh berjalan keliling Rumah Sakit daripada duduk diam di ruangan.

"Permisi, kak" Nanda dan Ayu masuk ke ruang Instalasi Farmasi dan mencari staff yang bekerja disana. Tapi tidak ada satu orang pun disana.

"Assalamu'alaikum. Permisi, kak" namun masih tidak ada yang muncul disana.

Ayu melihat satu per satu ruangan yang ada dan melihat ada seseorang yang dia kenal didalamnya. Dia mengetuk ruangan tersebut dan melambaikan tangan kepada orang tersebut. Orang itu terkejut melihat Ayu dan langsung membuka pintu.

"Ada apa, yu?" Tanya pria itu. Ayu meminta buku yang di pegang Nanda dan menunjukkannya ke pria itu.

"Mau ngambil barang-barang yang tertulis dibuku, bang"

"Oh, Ok bentar. Cuci tangan bentar" bergegas Bayu ke belakang untuk mencuci tangannya karena dia habis merapikan obat-obat yang baru datang hari ini.

"Ayu kenal sama abangnya?" Tanya Nanda dengan muka penasaran.

"Kenal, kak. Kan pas Orienatasi kenalan"

"Masa? Kok kakak pas orientasi ndak ada kenalan gitu ya?"

"Wah, kakak kehilangan kesempatan emas" Ayu kembali bersikap iseng. Nanda pun mendengkus kesal dengan sikap Ayu.

"Mana bukunya tadi, yu" Bayu yang baru datang langsung menjulurkan tangannya.

Ayu langsung memberikan bukunya ke Bayu. Seketika dia baru ingat apa yang ingin dia tanyakan ke pria tinggi nan rupawan ini.

"Bang Bayu, kak Neli sama bang Agus mana? Tumben sepi ruangan."

"Kak Neli ke atas bentar ngurus cuti. Bang Agus ke gudang belakang bantu-bantu disana bentar. Jadilah abangmu ini yang menjomblo disini." Bayu menjawab dengan nada sedih.

Doctor And Me [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang