8th - Feeling (Part 2)

29 1 0
                                    

      Ketika sampai di RS, Ayu melihat ada beberapa keluarga pasien yang menangis kuat didepan UGD umum. Dia hanya bisa melihat keluarga tersebut menangis tanpa melakukan apa-apa karena tidak tahu ada kejadian apa barusan.

"Bang, ada kecelakaan ya?" tanya Ayu kepada pria tinggi yang berada di sampingnya.

"Lah mana abang tahu, yu. Kita aja datang barengan"

Ayu sampai diparkiran barengan dengan pria tinggi itu. Pria yang bernama lengkap Dimas Tristan Hutama biasanya selalu datang lebih awal dari jam aplusan. Tapi entah kenapa hari ini dia datang pas-pas jam aplusan. Mereka pun menuju keruangan sama-sama karena arah ruangan mereka sama. Melihat ada beberapa keluarga pasien menangis tentu membuat mereka terkejut. Pasalnya mereka tidak mendapatkan info apa-apa dari teman mereka.

"Siapa tahu ada kontak-kontak sama dinas pagi sebelum berangkat"

"Boro-boro dibalas. Dilihat aja nggak"

"Nasib abang. Ayu duluan, bang. Bye"

Dia berjalan pelan dengan sedikit menunduk melewati keluarga pasien yang sedang bersedih. Begitu dia masuk ke ruangan, Ayu pun bertanya ke kakak bidan yang ada disana.

"Kak, kenapa banyak orang nangis depan UGD umum?"

"Ada kecelakaan di Lonam tadi jam 09.00"

"Apa sama apa kak?"

"Motor sama mobil, kecelakaan beruntun. Dengar-dengar ada yang meninggal"

"Innalillahi Wa Innailahirojiun. Pantaslah ramai didepan"

"Kita nunggu lambe turah kembali ke ruangan ya. Kita eksekusi dia nanti"

"Siap kak"

Tak lama setelah Ayu menyimpan tasnya, kak Moni pun kembali dari UGD Umum. Kak Moni dikenal sebagai lambe turahnya UGD maternal dan mengetahui semua yang terjadi mau dalam RS ataupun diluar RS. Kak Moni pun langsung duduk dan mulai memberitahu apa yang terjadi di Lonam dan di UGD Umum.

"Kecelakaannya itu karena motor mau nyelip mobil. Tapi tiba-tiba mobil didepan berhenti mendadak, motor yang mau nyelip bawa motornya laju. Yang mobil itu ngindarin motor yang nyeberang mendadak tapi tak bise dielakkan jadi ketabraklah motor yang nyeberang tu."

"Yang meninggal yang mana kak?"

"Yang nyeberang semau dialah. Udahlah masih SMP, gak ada SIM dengan KTP, gak pakai helm lagi. Lengkaplah udah kesalahannya"

"Tapi yang bawa mobil ada di UGD Umum kak?"

"Ada. Mau tanggung jawab dia. Tapikan yang salah yang bawa motor, udah tahulah ada mobil masih mau nyeberang"

"Tapi kalau di sini, yang besar yang salah. Yang kecil jarang salah. Kecuali dia kecelakaan motor sama motor. Pasti salah satunya ada yang salah" sahut kak Putri yang masih enggan meninggalkan ruangan.

"Betul katamu, put. Kota kita punya peraturan yang kayak gitu. Heran juga aku, belum tentu yang kendaraan besar yang salah pasti kalau udah kecelakaan kendaraan besar duluan yang disalahkan. Padahal yang kendaraan kecil yang semena-mena"

Ditengah-tengah sedang membicarakan kecelakaan yang terjadi, hp Ayu berbunyi dan menimbulkan notifikasi pesan.

'Yu, barang abang kau bawa keruangan ka?' – Bang Tristan

'Eh iya, bang. Kebawa. Tunggu saya antar kesana' – Ayu

'Sip. Makasih' – Bang Tristan

"Kak, saya izin ke UGD umum bentar ya. Mau antarkan barang titipan"

"Oke. Kalau ada berita-berita baru lagi bilang ya"

Doctor And Me [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang