Bagian Tiga Belas

167 17 2
                                    

."Huh, untuk apa aku melihat langit, sedangkan bidadari sudah berada di sisiku. Jadi semua kegundahanku, telah hilang dengan senyumnya."
Apa baru saja dia bilang bidadari itu adalah aku?
"Ayo, istirahat! Sebelum melanjutkan perjalanan, kita harus cukup istirahat," ajak Randa.
Dia terlihat mengalihkan perbincangan. Dengan cepat, dia menutup matanya.
Pagi sekali, kami sudah berjalan menyusuri jalan setapak. Atmosper menakutkan begitu terasa saat kami masuk ke dalam hutan rimba yang terasa lembap. Kami berlarian menyibak semak, melompati sungai kecil, dan batang kayu yang melintang.
Perjalanan hari ini tidak semenantang hari-hari Sebelumnya. Hingga dari ujung sana terdengar suara anjing yang menyalak dan beberapa orang yang mengeluarkan tembakan. Sepertinya mereka sedang berburu babi hutan. Mereka sepertinya berlari ke arah kami, dan kami langsung bersembunyi di pohon yang besar.
Suara anjing semakin terdengar dekat, beberapa babi hutan pun melintas di hadapan kami. Babi itu menguik, menyadari bahaya yang mengancam, hingga segera berlari bagai kerasukan setan.
Tidak berapa lama, empat orang pemburu datang dengan membawa senapan, ditemani beberapa anjing yang cukup besar.
Mereka bergerak cepat, suara senapan meletus susul-menyusul. Mereka berlari, aku dan Randa mengikuti tujuan para pemburu melalui jalan lain dan secara sembunyi-sembunyi.
Awalnya, aku menolak usul Randa, tapi hutan ini terlalu bahaya. Jadi, jika kami mengalami kesulitan karena hewan liar, setidaknya bisa menjerit meminta bantuan pada para pemburu.
Lima menit dengan napas tersengal, pemburu itu meletuskan senapan terakhirnya. begitu pun anjing-anjing yang semakin kuat menyalak. Darah merah membuat basah dedaunan kering, itu berasal dari dua babi yang berhasil mereka tembak.
"Randa, apa yang akan mereka lakukan dengan babi itu?" tanyaku sedikit berbisik.
"Mungkin mereka akan memakannya, mengolahnya atau dijual ke kota dengan harga yang mahal."
"Apa kamu pernah makan dagingnya?"
"Tentu saja tidak. Kenapa kamu banyak tanya, bisakah saat keadaan genting jangan bersuara. Kamu ingin lihat, sebentar lagi babi besar akan muncul," ujarnya.

#yuhu, yang mau bisa list novelnya yah, bentar lagi open PO❤️❤️, yang mau bisa tulis nomornya yah, biar saya masukin ke grup WA.

Siapa Nasabnya? (Randa dan Putri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang