Bab 21

57 13 23
                                    

Ubah warna background WP-mu ke warna hitam

Happy Reading^^

______

Pada akhirnya Evelyn dikirim ke panti asuhan. Saat pagi, dua polisi menjemputnya, membantu membereskan pakaian serta barang-barang yang akan dibawa.

Menempelkan jarinya di kaca mobil, mengikuti gerakan tetesan air yang turun. Memperhatikan telunjuk, ada semacam garis melingkar berulang di sana. Mencolek polisi wanita yang sedari tadi fokus dengan sebuah map, membaca satu persatu kertas dengan tulisan sangat kecil dan rapat. Bertanya apa kegunaan garis yang ada di setiap jarinya.

Evelyn mengerti sekarang, jadi fungsi garis-garis samar itu diperlukan untuk mendata seseorang yang nantinya dikirim ke bagian kependudukan. Itu berarti dia pun sudah terdaftar dalam daftar penduduk kota Blackwood. Mengelus dagunya singkat, apa itu pula yang menyebabkan ayahnya tempo hari memakai sarung tangan plastik?

Meringis kecil begitu keningnya terbentur kaca mobil. Pada saat itu Edward mengenakan sarung tangan, selanjutnya mengangkat tubuh seorang perempuan, asumsi Evelyn bahwa orang itu Bella---dia tidak sengaja melihat kegiatan ayahnya, mungkin bisa dibilang mengintip tanpa direncanakan saat hendak mengambil segelas susu. Hanya saja kenapa Edward sampai tidak ingin diketahui padahal cuma menggendong ibunya? Oh! Mungkin saja agar tidak kotor ketika bermain! Evelyn baru tahu itu.

Cukup lama duduk di dalam mobil, Evelyn mulai merasa mual lantaran kendaraan yang dinaikinya melaju cepat, terkadang berbelok-belok mengikuti kontur jalan ke wilayah yang lebih tinggi.

Lingkungan wilayahnya cukup nyaman, banyak pepohonan, Evelyn sempat melihat kebun tomat, sesaat sebelum bangunan rumah dan toko-toko mendominasi. Selain panorama alam yang memanjakan mata, ada satu bangunan yang menjadi pemberhentian Evelyn, rumah tersebut dikelilingi pagar setinggi satu jengkal di atasnya. Hal pertama yang Evelyn temui ketika melewati pagar adalah rumput yang memenuhi seisi halaman, beberapa pohon yang lumayan tinggi lengkap dengan ayunan, juga pot-pot bunga yang diatur sedemikian rupa. Halaman yang cocok untuk bermain dan bersenang-senang.

Dia menengok ke sekumpulan anak yang menghentikan kegiatan kejar-kejaran akibat kedatangan tamu, Evelyn menyadari sepasang mata memandang lekat ke arahnya. Tidak paham maksud dari anak perempuan yang justru malah menyipitkan mata tidak suka, berbeda dengan sorot mata penasaran anak-anak yang menyadari kedatangannya. Memutuskan kontak mata, Evelyn kurang nyaman dengan itu, yang jelas dalam pikiran Evelyn, anak itu masuk dalam daftar mengganggu.

Lelaki tua yang menyambut mereka berbau seperti obat, entahlah, mungkin ia sedang sakit lantas meminum obat. Sangat menyengat dan menimbulkan rasa gatal pada bagian dalam hidung Evelyn. Lelaki berpakaian seperti tukang kebun, lengkap dengan topi besar guna melindungnya dari terik matahari, menerima map dari polisi yang mengantar Evelyn, mengambil alih tas serta kotak gendut yang sebelumnya belum selesai dipecahkan. Seorang lagi datang membantu si lelaki tua, kali ini perempuan, lebih muda sedikit.

"Nah, anak manis, sekarang panti asuhan ini adalah rumah barumu. Bertingkah laku yang baik kepada teman-teman yang lain." Perempuan itu mengusap singkat puncak kepala Evelyn, menggandengnya masuk ke dalam rumah yang lebih besar dari dugaan Evelyn. "Panggil saja aku Ibu Pengasuh dan yang ini Paman, mengerti?"

"Baik."

Ketiganya menuju lantai dua, melewati pintu-pintu yang ditempel daftar nama. Evelyn pikir itu adalah nama-nama anak yang tidur di sana, untuk memudahkan pengecekan sepertinya dibuat seperti itu. Namun, hanya perasaan Evelyn saja atau memang semua anak ini dianggap hewan ternak?

BloodLine (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang