Bab 18

69 15 34
                                        

Ubah warna background WP-mu ke warna hitam

Happy Reading^^

______

Evelyn yang menonton santai dari atas terkagum menyaksikan Bella yang berubah menjadi tukang potong daging dengan pisau di tangannya. Menebas udara kosong sambil mengumpat kasar menyumpahi seseorang bahkan Bella melempar piring kesembarang arah.

Baru tahu ibunya bisa sebrutal itu, hanya karena sepotong jahe bakar dan obat merah yang dicampur dengan bola mata, bisa mentransformasi seorang wanita yang tadinya lemah lembut menjadi sosok yang bertolak belakang.

Keren sekali! Evelyn bertepuk tangan pelan ketika kursi melayang menimpa meja makan. Sebelum ketahuan, gadis itu menuruni tangga diam-diam menuju pintu belakang, sesekali menghindar dari piring terbang yang menuju ke arah Evelyn, nyaris mangkuk keramik porselen mendarat mulus di jidatnya jika sedikit saja terlambat menunduk.

Waktunya berkamuflase, akan tidak baik bila Evelyn ditemukan senang-senang melihat pertunjukan ibunya, aaa ... dia memang menyukai itu! Sayang sekali Evelyn tidak punya alat yang sering digunakan untuk menangkap video atau foto.

Memberhentikan langkah spontan di halaman belakang, apa wadah bekas misi sudah Evelyn bereskan? Mengangkat bahu tak acuh, sepertinya sudah. Pintu ruangan rahasia itu pun rasanya sudah Evelyn tutup dan kunci, jadi tak apa walau masih berantakan di dalam sana.

Melanjutkan perjalanannya menuju sisi jalan, Evelyn melepas plester yang membalut kedua lengan. Bekas cakaran masih belum sepenuhnya sembuh, dia menggaruk agak kuat di bagian luka sampai terasa perih, dilanjutkan mencubit kedua pipinya kuat-kuat. Harus tampak meyakinkan, Evelyn juga merobek ujung piyama tidur bergambar bebek miliknya hingga sebatas paha.

Meraup oksigen sebanyak paru-paru bisa menampung, menahannya sebentar sampai terasa sesak. Evelyn mengulangi aktivitasnya beberapa kali. Nah! Tinggal menunggu momentum yang pas untuk melepaskan serangan terakhir.

Di kejauhan matanya menangkap siluet tubuh gemuk, cara berjalannya lambat seperti orang tua. Evelyn menebak, siapa lagi kalau bukan ....

"Nyonya Lee!"

Yang dipanggil bergeming menengok ke kiri dan kanan lantas berlari tergopoh-gopoh sambil memegang pinggang yang tiba-tiba nyeri, begitu mengetahui orang yang memanggil adalah Evelyn.

Nyonya Lee menarik tangan Evelyn hingga tubuh mungil itu berada dalam dekapan hangat. Bertanya ada apa sampai anak itu berada di luar sendirian, Nyonya Lee pun terkejut mendapati luka cakaran memenuhi tangan Evelyn serta baju yang robek. Apa Evelyn diserang seekor anjing? Tetapi jarang ada hewan itu di perumahan, ada pun ukurannya tak lebih besar dari kucing dewasa.

Evelyn menjawab setiap pertanyaan meskipun derai tangis membuat Nyonya Lee tidak mengerti sebagian yang diceritakan putri keluarga Jeffere itu. Belum lagi ingus yang keluar masuk seiring Evelyn mengeraskan suara tangisan cempreng.

"Ibu!" Jarinya menunjuk ke rumah, saat itu Bella mendobrak pintu, membawa-bawa pisau dapur dan berkelakuan seperti ia tengah diserang sesuatu tak kasat mata.

Masih dengan mengacung-ngacung pisau, Bella memekik menatap kaca jendela yang memantulkan wujud dirinya saat ini. Melempar pisau tersebut, tersungkur memeluk tanah tidak sadarkan diri.

Nyonya Lee sigap mengajak Evelyn pergi, apa yang baru saja dilihatnya betul-betul tidak masuk akal. "Kita pergi, ayo cepat!" Nyonya Lee berjalan cepat sedikit menyeret Evelyn, membuka ponsel, buru-buru menekan tombol sembilan satu satu, melaporkan temuannya barusan kepada pihak berwajib.

BloodLine (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang